Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Tokoh dan Penokohan

 a.Tokoh Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan pernah sampai pada bagian akhir cerita. Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakan alur, yaitu: 1.Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur. Potensial → mempunyai potensi, dimana arti potensi adalah sesuatu yang dipandang dapat menghasilkan/ menguntungkan. Tokoh sentral merupakan pusat cerita, penyebab munculnya konflik. 2.Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu. 3.Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.

Sejarah Sastra #

1.Sepuluh Roman angkatan 20sampai 30-an yang Dipandang penting Oleh Kritikus     Sepuluh roman angkatan 20 sampai 30-an yaitu: 1.Siti Nurbaya 2.Salah Asuhan 3.Azab dan Sengsara 4.Sengsara Membawa Nikmat 5.Kasih Tak Terlerai 6.Hulubalang Raja 7.La Hami 8.Katak Hendak Menjadi Lembu 9.Anak dan Kemenakan 10.Memeng jodoh

Klasifikasi Morfem #

a. Morfem Bebas dan Morfem Terikat Yang dimaksud dengan morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Dalam bahasa Indonesia, misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, dan bagus adalah termasuk morfem bebas. Maka morfem-morfem itu dapat digunakan tanpa harus terlebih dahulu menggabungkannya dengan morfem lain. Sebaliknya, yang dimaksud dengan morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. Semua afiks dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat. Begitu juga dengan morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris juga termasuk morfem terikat. Berkenaan dengan morfem terikat ini dalam bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, yaitu:

Tahap-Tahap Pengembangan Silabus #

1.    Pengertian, Prinsip, dan Tahap-Tahap Pengembangan Silabus A.    Pengertian Silabus     Silabus didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim, 1987:98). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan demikian, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.

Mengidentifikasi Bunyi-bunyi Sajak yang Terdapat dalam Puisi Karya Breyten Breytenbach #

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam sajak pada hakikatnya adalah bunyi. Bunyi yang dirangkai dengan menggunakan pola tertentu, dengan mengikuti konvensi bahasa tertentu. Jika sebuah sajak dibacakan maka pertama-tama yang tertangkap oleh telinga sesungguhnya adalah rangkaian bunyi. Hanya karena bunyi itu dirangkai dengan mengikuti konvensi bahasa, maka bunyi itu sekaligus mengandung makna.

Pegawai Honorer “Tambang Emas” Oknum Tak Bertanggung Jawab #

Calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS) saat ini tetap jadi primadona bagi sebagian masyarakat di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara. Apalagi bagi para tenaga honorer baik yang masuk dalam kategori K1 maupun kategori K2 di instansi pemerintah berharap diangkat menjadi CPNS pada tahun 2013 ini. Karena sebagian besar mereka telah lama mengabdi sebagai honorer di pemerintahan dalam segala sektor.

Expo UHO Digoyang Cesar Dari Usia Anak Hingga Remaja Ikut Goyang #

Goyang cesar yang kini trend di masyarakat Indonesia, kini mulai merebak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Goyang yang dipopulerkan Cesar dan telah disiarkan di sejumlah televisi swasta nasional itu tak hanya mempengaruhi remaja saja, bahkan anak-anak mulai mengikutinya. Bagaimana goyang cesar di Expo Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari? Onji Marnazira, Kendari

HMPS Bahasa Indonesia Gelar Musyawarah Kerja #

KENDARI - Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia  (HMPS PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo menggelar musyawarah kerja, Kamis (5/10/2013) di gedung C FKIP.

Pemilihan Ketua HMPS Bahasa Indonesia Berakhir Ricuh #

KENDARI – Pemilihan Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Selasa (24/9/2013) diwarnai kericuhan.

Kemempuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari #

Nama Peneliti     : Mas Jaya Stambuk Peneliti    : A1D1 07 008 Judul Penelitian    : Kemempuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa       Kelas X SMA Negeri 9 Kendari Dosen  Pembimbing  1    : La Ode Syukur,S.Pd.,M.Hum Dosen Pembimbing II    : Dra. Sri Suryana Dinar, M.Hum                                 

Panti Asuhan Amaliah Selenggarakan Pendidikan Gratis

Jika DKI Jakarta mewacanakan segera mengahapuskan sekolah gratis, lain halnya dengan Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Ada salah satu panti asuhan yang menyelenggarakan pendidikan gratis bagi anak asuhnya. Bagaimana menyelenggarakan pendidikan gratis di panti asuhan ini? Onji Marnazira, Bastra FKIP_Unhalu

Model Membaca Atas-Bawah, Bawah Atas, dan Timbal Balik

A.Model Membaca Atas-Bawah (MMAB) Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai bagian dari proses pengembangan skemata seseorang yakni pembaca secara stimultan (terus-menerus) menguji dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca berlangsung. Pada model ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung hipotesa tentang makna. Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses membaca model ini dimulai dengan hipotesis dan prediksi-prediksi kemudian memverifikasinya dengan menggunakan stimulus yang berupa tulisan yang ada pada teks.