Pegawai Honorer “Tambang Emas” Oknum Tak Bertanggung Jawab #

Calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS) saat ini tetap jadi primadona bagi sebagian masyarakat di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara. Apalagi bagi para tenaga honorer baik yang masuk dalam kategori K1 maupun kategori K2 di instansi pemerintah berharap diangkat menjadi CPNS pada tahun 2013 ini. Karena sebagian besar mereka telah lama mengabdi sebagai honorer di pemerintahan dalam segala sektor.
   
Namun pengabdian ribuan pegawai honorer selama bertahun-tahun tersebut bukan berarti berjalan mulus untuk lulus masuk daftar CPNS Kategori1 (K1) atau Kategori 2 (K2). Kabar terakhir cukup banyak usulan honorer K1 terganjal di Badan Kepegawaian Negara (BKN) disebabkan belum lengkapnya pemberkasan dari instansi masing-masing. Ini berarti jalan menuju CPNS masih panjang. Padahal sebelumnya mereka sudah melalui seleksi, mulai dari tingkat kabupaten, yakni Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan BKN di provinsi, kemudian dikirim ke pusat dan berulang kali pula harus melengkapi berkas yang setumpuk. Yah… Sangat melelahkan.

   
Untuk di tingkat kabupaten misalnya, tak sedikit honorer yang gugur karena tidak lengkap berkas. Jika pada awal sudah gugur, kekesalan tidak begitu dalam, tetapi ada pula yang sudah tingkat provinsi karena beberapa alasan akhirnya gugur, bahkan ada yang sudah diumumkan lulus di tingkat BKN pusat, seperti kasus di Bombana namun saat pengumuman K1 yang akan mendapatkan NIP, malah mereka tidak lulus. Ibarat meniti jembatan batang pinang di atas sungai yang lebar, tinggal selangkah lagi berhasil sampai ke seberang sungai, namun akhirnya jatuh tercebur. Sangat tragis memang.
   
Banyak alasan yang melatarbelakangi kegagalan ini, misalnya alasan tim verifikasi menilai sejumlah berkas nota keuangan dianggap tidak lengkap, maka honorer K1 itu yang sudah lulus di tingkat BKN pusat itu ”terkapar”. Ironisnya, ribuan honorer yang gagal K1 ini, walau nyaris mendapatkan NIP ini pun makin tidak jelas nasibnya, sebab mereka belum tentu masuk K2. Bahkan mereka semakin cemas, karena ujian seleksi K2 tidak lama lagi.
   
Rencananya pada April atau Mei 2013 mendatang, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) akan menggelar seleksi penerimaan CPNS kategori 2 tersebut di seluruh Indonesia. Namun perlu dilihat lebih jauh lagi terhadap kondisi ini agar tidak menjadi ”ladang” bagi oknum-oknum instansi untuk meraup keuntungan dari proses panjang honorer mendapatkan status PNS.
   
Oleh karena itu pemerintah harus jeli, jangan sampai kebijakan populis Presiden SBY mengangkat para ribuan honorer ini menjadi ladang kongkalikong oknum yang tidak bertanggungjawab di berbagai instansi, baik di daerah maupun pusat. Bahkan tidak sedikit para honorer rela mengeluarkan uang sampai puluhan juta agar berkas mereka tidak tercampakan. Seperti para honorer Muna misalnya. Mereka bahkan rela membayar uang puluhan juta dengan harapan bisa menjadi PNS. Namun harapan tinggallah harapan. Sampai saat ini pun nasib para honorer ini belum jelas. Bahkan oknum-oknum yang terlibat terkesan lari dari tanggung jawab. (Onji Marnazira)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Membaca Atas-Bawah, Bawah Atas, dan Timbal Balik

Tokoh dan Penokohan

Peranan Kurikulum dan Materi Ajar