Tokoh dan Penokohan
a.Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan pernah sampai pada bagian akhir cerita.
Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakan alur, yaitu:
1.Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur. Potensial → mempunyai potensi, dimana arti potensi adalah sesuatu yang dipandang dapat menghasilkan/ menguntungkan. Tokoh sentral merupakan pusat cerita, penyebab munculnya konflik.
2.Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
3.Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan pernah sampai pada bagian akhir cerita.
Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakan alur, yaitu:
1.Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur. Potensial → mempunyai potensi, dimana arti potensi adalah sesuatu yang dipandang dapat menghasilkan/ menguntungkan. Tokoh sentral merupakan pusat cerita, penyebab munculnya konflik.
2.Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
3.Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
Dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:
1.Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang baik.
2.Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran, serta memilki watak yang jelek. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat)
Tokoh juga terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
1.Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.
2.Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat.
3.Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
Tokoh dalam cetita fiksi juga dapat dibedakan atas tokoh utama dan tokoh tambahan atau pembantu, yaitu:
1.Tokoh utama, dengan indikasi/ciri:
1) tokoh tersebut sering muncul;
2) tokoh yang sering diberi komentar.
2.Tokoh tambahan/pembantu, dengan indikasi/ciri:
1) tokoh yang mendukung tokoh utama;
2) tokoh yang hanya diberi komentar alakadarnya.
Secara keseluruhan tokoh terdiri atas sepuluh ragam, yaitu:
1.Tokoh utama
2.Tokoh tambahan
3.Tokoh protagonis
4.Tokoh antagonis
5.Tokoh sederhana
6.Tokoh bulat
7.Tokoh statis
8.Tokoh berkembang
9.Tokoh tipikal
10.Tokoh netral
yang masing-masing dapat dibagi menjadi:
1.Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita, tokoh dibagi menjadi:
1)Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
2)Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
2.Jika dilihat dari fungsi penampilan tokoh, dapat dibedakan menjadi:
1)Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya disebut hero. Ia merupakan tokoh yang taat norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiantoro 2004: 178). Identifikasi tokoh yang demikian merupakan empati dari pembaca.
2)Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan konflik atau sering disebut sebagai tokoh jahat. Tokoh ini juga mungkin diberi simpati oleh pembaca jika dipandang dari kaca mata si penjahat itu, sehingga memperoleh banyak kesempatan untuk menyampaikan visinya, walaupun secara vaktual dibenci oleh masyarakat.
3.Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
1)Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu atau sifat watak yang tertentu saja, bersifat datar dan monoton.
2)Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
4.Bedasarkan kriteria bekembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah novel, tokoh dibedakan menjadi:
1)Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi (Altenbernd & Lewis, dalam buku Teori Pengkajian Fiksi 1994: 188).
2)Tokoh berkembang adalah tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaannya.
5.Bedasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
1)Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya, dan lebih ditonjolkan kualitas kebangsaannya atau pekerjaannya Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiantoro 2002: 190) atau sesuatu yang lain yang bersifat mewakili.
2)Tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi dalam cerita itu sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
b.Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu melalui:
1.Dialog tokoh.
2.Penjelasan tokoh.
3.Penggambaran fisik.
Ada dua jenis penokohan, yaitu:
1.Secara langsung atau deskriptif/analitik, dimana pengarang langsung malukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya.
2.Secara tidak langsung/dramatik, dimana pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, melalui aktivitas tokoh sentral, dan melalui jalan pikiran tokoh sentral, serta dapat diungkapkan melalui percakapan antar tokoh dalam cerita tersebut.
Beberapa cara yang dapat digunakan pengarang untuk menggambarkan rupa, watak tokoh/pelaku:
1.Melukiskan bentuk lahir pelaku;
2.Melukiskan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam pikirannya;
3.Melukiskan bagaimana reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya;
4.Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku;
5.Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelaku;
6.Pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama;
7.Para pelaku lain dalam suatu cerita memperbincangkan keadaan pelaku utama, sehingga secara tidak langsung pembaca dapat menangkap kesan segala sesuatu tentang pelaku utama.
Penokohan terdiri atas tiga variasi, yaitu:
1.Teknik ekspositori atau teknik analitis adalah teknik yang pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Hal semacam ini biasanya terdapat pada tahap perkenalan.
2.Teknik dramatik adalah teknik pelikisan tokoh cerita yang pengarangnya tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Sifatnya lebih sesuai dengan sisi kehidupan nyata. Jika teknik ekspositoris pengarang memberikan deskripsi, dalam teknik dramatik para tokoh ditampilkan mirip dengan drama. Dengan teknik ini cerita akan lebih efektif.
1)Teknik Cakapan
Teknik cakapan adalah teknik percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita yang juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
2)Teknik Tingkah Laku
Teknik tingkah laku adalah teknik yang menyarankan pada tindakan yang bersifat nonverbal, fisik.
3)Teknik Pikiran dan Perasaan
Teknik pikiran dan perasaan adalah teknik yang melintas dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang dipikir dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal yang akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya jua.
4)Teknik Arus Kesadaran
Teknik arus kesadaran (steam of consciousness) adalah teknik yang merupakan sebuah karya narasi yang berusaha menangkap pandangan dan proses mental tokoh, tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, persaan, ingatan, harapan dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams, dalam Nurgiantoro 2002: 206).
5)Teknik Reaksi Tokoh
Teknik reaksi tokoh adalah suatu reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata dan sikap serta tingkah-laku orang lain dan sebagainya yang merupakan “rangsangan” dari luar diri tokoh yang bersangkutan yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar dan lain-lain.
6)Teknik Pelukisan Latar
Suasana latar sekitar tokoh juga sering dipakai untuk melukiskan kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh seperti yang telah diungkapkan dengan berbagi teknik yang lain.
7)Teknik Pelukisan Fisik
Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaanya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu.
3. Teknik identifikasi tokoh. Untuk mengenali secara lebih baik tokoh-tokoh cerita, kita perlu mengidentifikasi kedirian tokoh-tokoh secara cermat dengan usaha-usaha melalui prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Prinsip Pengulangan
Prinsip pengulangan adalah prinsip yang dapat menemukan dan mengidentifikasi adanya kesamaan sifat, sikap, watak, dan tingkah laku pada bagian-bagian berikutnya.
2) Prinsip Pengumpulan
Prinsip pengumpulan adalah suatu prinsip yang dapat mengungkapkan sedikit demi sedikit dalam seluruh cerita yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data kedirian yang “tercecer” diseluruh cerita tersebut.
3) Prinsip Kemiripan dan Pertentangan
Identifikasi tokoh yang mempergunakan prinsip kemiripan dan pertentangan dilakukan dengan memperbandingkan antara seorang tokoh dengan tokoh lain dari cerita fiksi yang bersangkutan.
c.Analisis Tokoh dan Penokohan Pada Cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji, yaitu:
1.Tokoh Utamanya, yaitu Pangeran Genji . Ia merupakn tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
2.Tokoh Tambahannya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok, Murasaki (putrid Violet), Putri Istana Barat, Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya), Putri Biru, Sang utusan, Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun Volubilis, Putri Jangkerik Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat Pangerang Genji. Mereka merupakan tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
3.Tokoh protagonisnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang baik dan pembangun alur dalam cerita.
4.Tokoh antagonisnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang berlawanan karakter dan kehendak dengan tokoh protagonis.
5.Tokoh sederhana, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia memiliki sifat yang baik dan setia dari awal hingga akhir cerita.
6.Tokoh bulatnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang memiliki perkembangan dalam kehidupannya, yang awalnya ia merupakan pangeran yang tampan, kaya, dan percya diri. Namun, dalam usianya yang mulai lanjut, ia memutuskan untuk tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangunnya karena ia tidak mau dikasihani oleh siapa pun.
7.Tokoh datarnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang dari awal sampai akhir cerita tetap menunjukan sikap kabaikannya.
8.Tokoh Statisnya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi.
9.Tokoh berkembangnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaanya.
10.Tokoh sentralnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang sangat potensial dalam menggerakan alur.
11.Tokoh bawahannya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
12.Tokoh latarnya, yaitu Murasaki (putrid Violet), Putri Istana Barat, Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya), Putri Biru, Sang utusan, Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun Volubilis, Putri Jangkerrik Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat. Mereka merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar.
Penokohan dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji menggunakan dua cara pelukisan, yaitu secara langsung atau deskriptif/analitik dan secara tidak langsung/dramatik, yang masing-masing dapat dibagi sebagai berikut:
1. Secara langsung atau deskriptif/analitik:
a.Pangeran Genji, seorang lelaki yang pandai, keras kepala, penakluk wanita, putus asa, pilih kasih, dan bernafsu tinggi terhadap perempuan. Kepandaiannya ia tunjukan dalam bersyair dan menulis kaligrafi. Keras kepalanya ia tunjukan pada saat selalu menolak untuk bertemu dengan keluarga dan teman-temannya karena ia tidak mau dikasihani dengan keadaannya yang semakin memprihatinkan. Ia juga merupakan penakluk wanita, hal ini dapat ditunjukkan ketika ia berhasil merayu dan menjadikan para wanita-wanita cantik menjadi istrinya, bahkan ia juga dapat menaklukan hati ibu tirinya. Keputusasaannya ia tunjukan pada saat ia menyerah pada semua kemewahannya karena usianya yang telah lanjut dan ia lebih memilih tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangun di lereng gunung. Sifat pilih kasihnya ia tunjukan pada istri-istrinya. Ia lebih sering mengunjungi istri-istrinya yang cantik dari pada mengunjungi Putri Desa Bunga Rontok. Serta, sifat nafsu tingginya ia tunjukan ketika ia masih mau meniduri Putri Desa Bunga Rontok di rumah kecilnya walaupun dengan usianya yang sudah lanjut.
b.Putri Desa Bunga Rontok, seorang perempuan yang baik dan setia, serta tidak mudah menyerah. Kebaikan dan kesetiaannya ia tunjukan pada keikhlasannya untuk menemani dan menjaga Pangeran Genji karena kecintaannya yang tulus terhadap suaminya tersebut. Ia tidak pernah menyerah untuk selalu datang ke rumah kecil Pangeran Genji walaupun ia selalu di usir.
2. Secara tidak langsung/dramatik:
a.Murasaki/ putri Violet (istri kedua), sorang perempuan yang tidak setia terhadap suaminya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Istrinya yang kedua, Murasaki, Putri Violet yang sangat ia cintai- kendati pada saat bersamaan melakukan banyak tindak ketidaksetiaan.”
b.Putri Istana Barat, seorang perempuan yang berkhianat. Ia mengkhianati suaminya dengan berselingkuh dengan kerabat yang labih mudah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Istrinya yang ketiga, Putri Istana Barat berselingkuh dengan seorang kerabat yang masih muda, perbuatan yang sama ia lakukan semasa belia ketika ia berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu yang masih berusia remaja.”
c.Putri Biru (istri pertama), seorang perempuan yang mencintai suaminya. Cintanya baru diyakini oleh Pangeran Genji setelah sehari kematiannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau mengingatkan diriku pada Putri Biru, istriku yang pertama; cintanya baru kuyakini sehari sehari setelah kematiannya.”
d.Putri Paviliun Volubilis, seorang perempuan yang pencemburu. Ia tidak mau bersaing dengan istri-istri Pangeran Genji lainnya dalam hal mencintai. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri dari paviliun Volubilis. Ia meninggal dalam pelukanku karena rasa cemburunya, karena ia tidak hendak bersaing dalam mencintai diriku.”
e.Putri Jangkerik Kebun, seorang perempuan yang lemah lembut dan pemalu. Ia selalu menghindar pada Pangeran Genji, sehingga Pangeran Genji menghibur diri didekat adik laki-lakinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri Jangkerik Kebun yang lemah lembut. Karena pemalu, ia selalu menghindar, sehingga aku harus menghibur diri didekat adik laki-lakinya.”
f.Putri Malam Panjang (istri ketiga), seorang perempuan yang santun. Ia rela menjadi istri yang ketiga Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri Malam Panjang yang santun. Dengan rela ia menjadi yang ketiga di dalam rumah dan hatiku. ”
g.Sang utusan, pelayan yang setia. Ia selalu menjalankan perintah majikannya untuk menyampaikan pesan kepada Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Dengan penuh hormat sang utusan menyampaikan berita dari sanak keluarga atau teman-teman yang masih ingin bertemu sekali lagi dengannnya sebelum pertemuan tanpa akhir dan tanpa kepastian di dunia lain. ”
h.Kuli-kuli sewaan Putri Desa Bunga Rontok, Kuli-kuli yang patuh. Mereka setia menemani Putri Bunga Rontok sepanjang perjalanan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Dalam kesempatan kali ini, ia menyewa kuli-kuli pengangkut dan sebuah tandu yang sangat baik, meski tidak dilengkapi peralatan mutakhir seperti di kota.”
i.Ratu (istri ayahanda Pangeran Genji), seorang perempuan yang tidak setia. Ia selingkuh dengan Pangeran Genji karena ketampanannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “… perbuatan yang sama ia laukukan semasa belia ketika ia berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu yang masih berusia remaja. "
j.Tiga sahabat Pangeran Genji, seorang sahabat yang setia. Mereka setia menemani Pangeran Genji melakukan perjalanan dari istana ke rumah kecil di lereng gunung untuk yang terakhir kalinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Untuk terakhir kalinya ia melintasi kota, hanya ditemani dua atau tiga sahabat setianya; meninggalkan Genji sama saja dengan meninggalkan masa muda.”
k.Perempuan Desa, perempuan-perempuan yang suka memuji. Mereka menempelkan wajahnya ke bilah-bilah kerai singkap hanya untuk berbisik dengan memuji ketampanan Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kendati hari masih pagi, sudah banyak perempuan menempelkan wajah ke bilah-bilah kerai singkap. Dengan suara keras mereka berbisik bahwa Genji masih sangat tampan.”
Ko banyak banget
BalasHapusPusing pala gua njir ngebacanya
BalasHapusWhy is this exist?
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusBAGUS! Sesuai dengan perkataan dosen. Thanks
BalasHapusIzijn copas
BalasHapus