ASPEK BUNYI BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI SURAT DARI MATAHARI KARYA SYAIFUDDIN GANI






    BAB I   
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
    Puisi merupakan salah satu ragam (genre) sastra selain prosa dan drama. Puisi sebagai sebuah karya seni sastra dapat dikaji strukturnya dari berbagai aspek baik unsur-unsur puisi maupun sarana kepuitisan.  Puisi dapat pula dikaji dari jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi. Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan atau inovasi. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya.
    Salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam sebuah puisi adalah unsur bahasa. Bahasa puisi sering juga disebut dengan bahasa di dalam sajak. Bahasa di dalam sajak pada hakikatnya adalah bunyi. Bunyi yang dirangkai dengan menggunakan pola tertentu dan mengikuti konvensi bahasa tertentu. Jika sebuah sajak dibacakan, maka pertama-tama yang tertangkap oleh telinga sesungguhnya adalah rangkaian bunyi. Hanya karena bunyi itu dirangkai dengan mengikuti konvensi bahasa, maka bunyi itu sekaligus mengandung makna.
    Dalam puisi bunyi bersifat estetik merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi ini erat hubungannya dengan anasir-anasir musik, misalnya lagu, melodi, irama dan sebagainya. Bunyi disamping hiasan dalam puisi juga mempunyai tugas yang lebih penting, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, dan menimbulkan bayangan angan yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya.    
    Bunyi begitu fungsional dan mendasar di dalam penciptaan sajak. Sebelum sampai  kepada unsur-unsur lain, maka lapis bunyi berperan terlebih dahulu. Jika unsur bunyi di dalam sajak tidak dimanfaatkan secara baik oleh penyair, maka tidak dapat diharapkan timbulnya suatu suasana dan pengaruh pada diri pembaca atau penikmat sajak ketika berhadapan dengan sajak yang diciptakannya.
    Bunyi memang dapat menciptakan efek dan kesan. Bunyi mampu memberikan penekanan, dan dapat pula menimbulkan suasana tertentu. Contohnya, mendengar bunyi jengkerik pada malam hari akan menimbulkan efek semakin terasa sepinya malam, suatu keheningan. Mendengar suara kicau burung yang bersahut-sahutan di pagi hari, akan membangkitkan suasana riang. Sedangkan mendengar suara lolongan anjing di tengah malam akan menciptakan suasana mencekam yang membangkitkan bulu roma. Bunyi-bunyi yang berasal dari hewan tersebut secara konvensi bahasa manusia tidak dapat dipahami maknanya, tetapi dari suasana yang diciptakan dapat dirasakan kesannya. Dengan demikian, bunyi disamping sebagai hiasan yang dapat membangkitkan keindahan dan kepuitisan, juga ikut berperan membentuk suasana yang mempertajam makna. Bunyi sekaligus menimbulkan daya saran yang efektif dan memancing sugestif (Hasanuddin, 2002: 47).
    Bunyi erat hubungannya dengan unsur musikalitas. Bunyi vokal dan konsonan jika dirangkai dan disusun sedemikian rupa akan mampu menimbulkan bunyi yang menarik dan berirama. Bunyi berirama ini menimbulkan tekanan tempo dan dinamik tertentu seperti layaknya bunyi musik dan melodi.
    Bunyi musik inilah yang diharapkan dapat menimbulkan dan membangkitkan imajinasi, memberikan sugesti, serta menciptakan kepuitisan dan keindahan. Sajak memanfaatkan unsur bunyi tertentu. Pemanfaatan bunyi konsonan pada akhir setiap baris sajak menyarankan ‘sesuatu’ dan terasa begitu sugesti.
    Meskipun unsur bunyi begitu pentingnya untuk sebuah sajak, namun berdasarkan uraian tersebut, tidak semua bunyi yang terdapat pada sajak layak mendapat perhatian khusus. Tidak semua bunyi berperan sebagai pembangkit efek yang memunculkan suasana sajak.
    Bunyi yang harus diprioritaskan untuk memperoleh perhatian khusus adalah bunyi-bunyi yang terpola, bunyi yang memperlihatkan gejala tertentu. Di dalamnya termasuk unsur pertentangan bunyi serta tiruan bunyi, misalnya tiruan bunyi (suara) hewan, “auuumm”,  “ngiaaauu”, “kotek”, dan lain-lain. Tiruan bunyi semacam ini disebut dengan istilah onomatope.
    Beberapa pendapat mengatakan bahwa unsur terkecil di dalam sajak adalah kata. Kata merupakan bentuk bahasa terkecil yang memiliki makna. Meskipun demikian, ada saja penyair yang mengabaikan, bahkan menolak konsep ini.
    Penyair yang mengabaikan konsep ini, menolak anggapan tentang rangkaian bentukan terkecil dalam sajak adalah kata. Mereka mengabaikan kata. Menurut mereka, bunyilah unsur terkecil di dalam bahasa, khususnya bahasa sajak.
    Sajak-sajak yang kemudian tercipta dari penyair yang berpegang pada pandangan atau konsep seperti itu, adalah sajak-sajak yang mementingkan unsur bunyi adalah aspek musikalitasnya.
    Musikalitas yang ditimbulkan mungkin saja berasal dari perulangan bunyi yang sama. Bisa juga dari pemanfaatan bunyi dengan cara mempolakannya secara teratur. Cara-cara semacam ini juga mampu membangkitkan, mengarahkan asosiasi pembaca atau penikmat sajak untuk bisa sampai pada suasana baru.
    Dengan memanfaatkan bunyi sepenuhnya, irama sajak tercipta, dan hal tersebut dapat membantu menciptakan suasana tertentu. Hal itu yang menyebakan pembaca untuk mengidentifikasi bunyi-bunyi sajak. Dengan cara seperti itu, akhirnya daya saran yang dimiliki sajak akan sampai kepada penikmat atau pembaca.
    Dalam puisinya, Syaifuddin Gani menciptakan suasasana yang berbeda dengan karya penyair lain. Perjalanan merupakan ihwal yang penting dalam sajaknya. Dari satu dermaga ke dermaga lain, dari pulau ke pulau, ia hijrahkan dirinya. Dalam sajaknya terlihat Syaifuddin Gani mencoba mengembarai tempat demi tempat, pengalaman demi pengalaman, dengan kata-kata yang dipetiknya dari dermaga, samudera, ombak, teluk, angin, kapal, pantai, perahu, pulau, karang, gelombang, sungai, dan bandar. Syaifuddin Gani tidak hanya menggambarkan sebuah perjalanan, tetapi juga menggambarkan keimanan terhadap sang pencipta yang  menyertai perjalanannya. Ia memadukan unsur keislaman dalam sebuah perjalanan sehingga tercipta paduan bunyi sangat menarik yang dapat menggugah perasaan pembaca.
     Dalam menggambarkan unsur keislaman pun Syaifuddin Gani berbeda penggambarannya dengan penyair lain. Ia menggambarkan dengan menonjolkan unsur-unsur penyembahan kepada sang pencipta dalam hal ini ia menggunakan kata-kata yang erat kaitannya dengan sholat yang merupakan tiang agama (peribadatan) umat islam. Misalnya dalam sajak perjamuan magrib, ia menggunakan kata-kata “azan magrib mengulum matamu”, “batu-batu tasbih”, “syair bilal” dan sebagainya. Kata-kata ini membangkitkan suasana tersendiri bagi pembaca.
    Perpaduan antara unsur pengembaraan dengan unsur keislaman ini, menggambarkan suasana setiap perjalanan Syaifuddin Gani, tidak pernah lepas dari campur tangan Tuhan. 
    Selain itu, Syaifuddin Gani menggunakan perpaduan bunyi vokal dan konsonan yang sangat indah seperti pada bait kedua puisi Maut dan Cita-Cita Masih Berapa Purnama “menahan gebukan angin”. Pada kutipan tersebut Syaifuddin Gani menggunakan konsonan  /n/ yang berulang pada setiap akhir kata dalam satu bait yang disebut dengan aliterasi, dan juga dalam bait ini terlihat di dominasi oleh vokal /a/ dan /e/ yang merupakan bunyi asonansi yang indah.
    Dalam puisinya yang berjudul Di Gang-Gang Panjang Sleman, Syaifuddin Gani menggunakan tiruan bunyi seperti “lolongan anjing memanjang di pintu setengah menganga” yang dapat membangkitkan perasaan pembacanya. Dimana pembaca akan merasakan kengerian yang digambarkan dalam puisi tersebut.
    Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti Aspek Bunyi Bahasa dalam Kumpulan Puisi Surat dari Matahari Karya Syaifuddin Gani.  Penulis tertarik untuk meneliti aspek bunyi disebabkan oleh kelihaian pengarang dalam memadukan bunyi bahasa yang membangkitkan perasaan yang indah saat membacanya. Pengarang meramu tulisannya dengan menggunakan bunyi bahasa kiasan yang bernafaskan islami dan menggambarkan sebuah perjalanan yang berbeda dengan pengarang lainnya.     Dalam kumpulan puisi surat dari matahari ada tiga tema yang mendominasi yaitu pertama tentang perjalan seseorang menuju tempat peristirahatan terakhir/akhirat, kedua tentang perjalanan yang dihubungkan dengan ketuhahan dalam hal ini pemujaan kepada sang pencipta, dan ketiga  perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dari ketiga tema yang mendominasi tersebut diambil masing-masing tiga judul puisi untuk diteliti yaitu Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, dan Surat dari Matahari yang bertema mengisahkan perjalan seseorang menuju tempat peristirahatan terakhir/akhirat, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, dan Perjamuan Magrib yang bertema  perjalanan yang dihubungkan dengan ketuhahan dalam hal ini pemujaan kepada sang pencipta, serta Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, dan Di Gang-Gang Panjang Sleman yang bertema Perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
    Penulis tertarik untuk meneliti sembilan puisi ini karena dalam puisi tersebut pengarang menggambarkan suatu kisah perjalanan dengan menggambarkan secara jelas atau tersurat dalam teks-teks puisi mengenai tema yang mendasari seiap puisi. Sementara karya lain Syaifuddin Gani temanya digambarkan secara tersirat dalaam teks puisi.   
   
1.2    Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah  Aspek bunyi bahasa apa saja yang terdapat dalam kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifuddin Gani?



1.3    Tujuan Penelitian
    Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aspek bunyi bahasa yang terdapat dalam kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifuddin Gani.

1.4    Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai aspek bunyi bahasa dalam kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifuddin Gani.
    Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti lainnya. Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pembelajaran puisi. Sedangkan untuk siswa, penelitian ini bermanfaat untuk membantu pencapaian indikator pembelajaran puisi. Sementara untuk peneliti lainnya, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian berikutnya.

1.5    Batasan Operasional
    Untuk menghindari kesalahan penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini maka diadakan definisi sebagai berikut.
1.    Puisi merupakan kata-kata terbaik dalam susunan terbaik.
2.    Bunyi disamping sebagai hiasan yang dapat membangkitkan keindahan dan kepuitisan, juga ikut berperan membentuk suasana yang mempertajam makna. Bunyi sekaligus menimbulkan daya saran yang efektif dan memancing sugesti.
3.    Efoni merupakan pemanfaatan bunyi sedemikian rupa sehingga bunyi yang dirangkaikan di dalam sajak dapat menimbulkan kesan yang cerah.
4.    Kakafoni merupakan pemanfaatan bunyi sedemikian rupa sehingga bunyi yang dirangkaikan di dalam sajak dapat menimbulkan kesan buram.
5.    Onomatope adalah penggunaan kata yang mirip dengan bunyi atau suara yang dihasilkan oleh barang, gerak, atau orang atau biasa juga disebut tiruan bunyi.
6.    Aliterasi merupakan pengulangan bunyi konsonan yang sama dalam sebuah puisi.
7.    Asonansi merupakan pemanfaatan unsur bunyi secara berulang-ulang dalam satu baris sajak.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mencakup unsur-unsur bunyi sajak yang meliputi Efoni dan Kakafoni, Onomatope, Aliterasi, Asonansi yang terdapat dalam teks kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifuddin Gani yang berjudul Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, Surat dari Matahari, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, Perjamuan Magrib, Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, serta Di Gang-Gang Panjang Sleman.






BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1    Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan”karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri,  yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah (Aminuddin, 2013: 134).
Dalam Wikipedia mengungkapkan bahwa puisi merupakan seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan atau selain arti semantiknya.
Dengan mengutip pendapat McCaulay, Hudson mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Rumusan pengertian tersebut, sementara ini dapatlah diterima karena kita sering kali diajak oleh suatu ilusi tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi (Aminuddin, 2013: 134).
    Sejalan dengan pandangan tersebut, menurut Waluyo (2002) Puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Kata yang digunakan berima dan memiliki makna konotatif atau bergaya figuratif.
    Masih menurut Waluyo dalam Siswanto (2013: 97) puisi adalah bentuk karya sastra yang mengunkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.
Batasan mengenai pengertian puisi juga dikemukakan Pradopo (2012: 7), bahwa puisi adalah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama.
    Pradopo (2012: 314) juga mengungkapkan bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi juga merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi (cerita, penceritaan).
    Selanjutnya, Sayuti (2008: 4-5) mengemukakan bahwa puisi dapat dirumuskan sebagai bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-pendengarnya.
    Sejalan dengan pandangan tersebut Larousse (1993 :796) mendefinisikan puisi sebagai seni dalam mengkombinasikan suara, irama,  dan kata dalam bahasa untuk menghidupkan khayalan, ingatan kesan, serta luapan perasaan.
    Hasanuddin (2002: 5) juga mengemukakan bahwa puisi merupakan pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan. Perasaan dan pikiran penyair yang masih abstrak dikongkretkan. Untuk mengkongkretkan peristiwa-peristiwa yang telah direkam di dalam pikiran dan perasaan penyair, puisi merupakan salah satu sasarannya.
    Selain itu, kosasih (2012: 97) juga mengemukakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan penuh makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan makna yang terakndung dalam karaya sastra itu.
Berdasarkan pengertian puisi tersebut pada hakikatnya puisi itu adalah: pertama, sebuah karya seni. Sebagai sebuah karya seni ia puitis. Kepuitisan itu terlihat dari daya rangsangnya terhadap pembaca, peminatnya. Rasa tergugah, haru, senang, merupakan respon dari stimulus puisi yang diterima pembaca. Puisi tidak hanya menaruh perhatian pada keindahan, kebenaran filosofis dan persuasi saja, tetapi segala aspek pengalaman. Penyair selalu terlibat dengan segala aspek pengalaman secara keseluruhan: keindahan dan kejorokan, hal yang biasa dan yang faktual serta imajinaif. Dalam kehidupan nyata, kematian, kengerian, batin, penderitaan, bukanlah hal yang dapat menyenangkan, namun dalam puisi mungkin mengandung sesuatu yang mendenyutkan hati, menimbulkan rasa gerah dan cerah. Puisi sebagai karya seni, menampilkan aspek keseluruhan kehidupan itu sehingga menimbulkan rangsangan estetis bagi pembaca.
 Kedua, sejenis bahasa multidimensi. Bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi, merupakan bahasa yang berdimensi tunggal, yaitu hanya tertuju pada pihak pendengar atau pembaca saja. Sedangkan puisi, yaitu bahasa yang menggunakan lebih dari satu dimensi, yaitu: dimensi intelektual, dimensi rasa, dimensi emosional dan dimensi imajinatif. Puisi meningkatkan dimensinya itu dengan memperlihatkan intensitas yang penuh, dan konsisten dengan memanfaatkan berbagai sumber tenaga bahasa, seperti: konotasi, metaphor, symbol, paradox, ironi, repetisi, ritme, dan pola lainnya. 

2.2    Bunyi dalam Sajak
Bunyi di dalam sajak memegang peranan penting. Tanpa bunyi yang ditata secara serasi dan apik, unsur kepuitisan di dalam sajak tidak mungkin dibangun. Dengan demikian, bunyi di dalam sajak memiliki peran ganda. Jika di dalam prosa-fiksi-bunyi berperan menentukan makna, maka di dalam sajak, bunyi tidak hanya sekedar menentukan makna melainkan ikut menentukan nilai estetis sajak.
Peran ganda unsur bunyi di dalam sajak menempatkan aspek ini (bunyi) pada kedudukan yang penting. Bunyi begitu fungsional dan mendasar di dalam penciptaan sajak. Sebelum sampai kepada unsur-unsur lain, maka lapis bunyi berperan terlebih dahulu. Jika unsur bunyi di dalam sajak tidak dimanfaatkan secara baik oleh penyair, maka tidak dapat diharapkan timbulnya suatu suasana dan pengaruh pada diri pembaca atau penikmat sajak ketika berhadapan dengan sajak yang diciptakannya. Dengan demikian, sugesti dalam diri pembaca dan penikmat sajak juga tidak akan muncul.
Bunyi memang dapat menciptakan efek dan kesan. Bunyi mampu memberikan penekanan, dan dapat pula menimbulkan suasana tertentu. Mendengar bunyi jengkerik malam hari akan menimbulkan efek semakin terasa sepinya malam, suatu keheningan. Mendengar suara kicau burung yang bersahut-sahutan di pagi hari, akan membangkitkan suasana riang. Sedangkan mendengar suara lolongan anjing di tengah malam akan menciptakan suasana mencekam yang membangkitkan bulu roma. Bunyi-bunyi  yang berasal dari hewan tersebut secara konvensi bahasa manusia tidak dapat dipahami maknanya, tetapi dari suasana yang diciptakan dapat dirasakan kesannya.
 Dengan demikian, bunyi disamping sebagai hiasan yang dapat membangkitkan keindahan dan kepuitisan, juga ikut berperan membentuk suasana yang mempertajam makna. Bunyi sekaligus menimbulkan daya saran yang efektif dan memancing sugesti.
Bunyi erat hubungannya dengan unsur musikalitas. Bunyi vokal dan konsonan jika dirangkai dan disusun sedemikian rupa akan mampu menimbulkan bunyi yang menarik dan berirama. Bunyi berirama ini menimbulkan tekanan tempo dan dinamik tertentu seperti layaknya bunyi musik dan melodi (Hasanuddin, 2002: 46).

2.3    Jenis-jenis Bunyi dalam Sajak
2.3.1 Kakafoni dan Efoni
    Kakafoni dan efoni adalah pemanfaatan bunyi sedemikian rupa sehingga bunyi yang dirangkaikan di dalam sajak dapat menimbulkan kesan yang cerah serta sebaliknya, suatu kesan keburaman. Kesan ini tercermin dari keseluruhan sajak. Kesan ini tertangkap dari keseluruhan sajak melalui suasana yang melingkupinya (Hasanuddin, 2002: 68).
    Secara teoritis, kesan buram timbul karena bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara seperti /k/, /p/, /t/, /s/. penggunan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan. Karena penggunaan perasaan yang demikian, akibatnya yang muncul adalah kesan suasan buram. Pemenfaatan unsur bunyi yang memunculkan efek semacam ini disebut dengan istilah kakafoni (ca-caphony) (Hasanuddin, 2002: 68).
    Pemanfaatan unsur bunyi mampu menghasilkan kesan keburaman. Unsur bunyi juga dapat dipergunakan untuk memunculkan kesan suasana sebaliknya. Kebalikan dari keburaman, yaitu kesan suasana cerah. Kesan yang membangkitkan kegembiraan dan rasa riang serta nyaman.
    Kesan suasana cerah muncul karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari bunyi vokal serta konsonan bersuara. Kesan ini juga dapat dihadirkan dengan memanfaatkan bunyi sengau yang dirangkai sedemikian rupa. Bunyi sengau tersebut ditata sehingga menimbulkan kesan merdu dan enak didengar.
    Pengguanan unsur bunyi yang dilakukan dengan cara demikian, menciptakan bunyi-bunyi yang ringan dan lembut, mesra, dan bahagia. Pemanfaatan unsur bunyi yang sedemikian itu disebut efoni (euphony) (Hasanuddin, 2002: 68-69).
    Sejalan dengan pandangan tersebut Pradopo (2010:30) mengungkapkan bahwa kombinasi bunyi yang tidak merdu, parau, penuh bunyi k, p, t, s di sebut kakafoni. Hal ini menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara.
    Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan. Karena menggambarkan perasaan yang demikian, akibatnya yang muncul adalah kesan suasana buram.
    Pemanfaatan unsur bunyi tidak hanya mampu menghasilkan kesan keburaman. Unsur bunyi juga dapat dipergunakan untuk memunculkan kesan suasana sebaliknya. Kebalikan dari keburaman, yaitu kesan suasana cerah. Kesan yang membangkitkan kegembiraan dan rasa riang serta nyaman. Kesan suasana cerah muncul karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari bunyi vokal serta konsonan bersuara. Kesan ini juga dapat dihadirkan dengan memanfaatkan bunyi sengau yang dirangkai sedemikian rupa. Bunyi sengau tersebut ditata sehingga menimbulkan kesan merdu dan enak didengar. Penggunaan unsur bunyi yang dilakukuan dengan cara demikian, menciptakan bunyi-bunyi ringan dan lembut, mesra dan bahagia. Kombinasi-kombinasi bunyi yang merdu itu biasanya disebut efoni (euphony), bunyi yang indah. Orkestrasi bunyi yang merdu ini biasanya dapat atau untuk menggambarkan perasaan mesra, kasih sayang atau cinta, serta hal-hal yang menggembirakan (Pradopo, 2012: 27-28).
    Selanjutnya Tarigan dalam Siswanto (2013: 111) menyatakan bahwa berkaitan dengan vokal, perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang menunjukan kegembiraan serta keceriaan dalam dunia puisi disebut euphoni yakni bunyi i, e, dan a. sedangkan bunyi-bunyi yang berat menekan menyeramkan, mengerikan, seolah-olah seperti desau atau bunyi burung hantu disebut cacophony, yakni bunyi o, u, e, dan au.
    Sejalan dengan pendapat tersebut Aminuddin (2013: 138-139) menyebutkan bahwa istilah euphony sebagai salah satu ragam bunyi yang mampu menuansakan suasana keriangan, vitalitas maupun gerak. Bunyi euphony umumnya berupa bunyi-bunyi vokal. Kata-kata yang mengandung sesuatu yang menyenangkan, umumnya mengandung bunyi vokal, seperti tampak pada kata”gembira”, “bernyanyi”, “berlari”, dan lain-lain.
    Berkebalikan dengan bunyi euphony, bunyi cacophony adalah bunyi yang menuansakan suasana ketertekanan batin, kebekuan, kesepian ataupun kesedihan. Bila bunyi euphony umumnya terdapat dalam bentuk vokal, maka bunyi cacophony umumnya berupa bunyi-bunyi konsonan yang berada diakhir kata. Bunyi konsonan itu dapat berupa bilabial.
    Jadi, bunyi efoni merupakan bunyi-bunyi vokal yang dapat membangkitkan suasana yang indah, cerah dan bersemangat. Sedangkan bunyi kakafoni merupakan bunyi-bunyi konsonan yang dapat membangkitkan suasana kemuraman, kesenduan dan kesedihan.

2.3.2 Onomatope
    Salah satu pemanfaatan unsur bunyi yang cukup dominan di dalam sajak adalah onomatope. Istilah onomatope  dapat diartikan sebagai penggunaan kata yang mirip dengan bunyi atau suara yang dihasilkan oleh barang, gerak, atau orang. Istilah lain dari anomatope ini adalah tiruan bunyi (Hasanuddin, 2002: 72).
    Terkadang tiruan bunyi di dalam sebuah sajak lebih mengena dalam menggambarkan sesuatu disbanding kata itu sendiri. Membandingkan kata “ngeri” dengan “lolongan anjing di malam buta”, terasa bentuk kedua lebih mengundang imaji daripada bentuk pertama. Penggunaan tiruan bunyi dimaksudkan untuk mengkonkretkan suasana menjadi lebih lugas (Hasanuddin, 2002: 72).
    Sejalan dengan pandangan tersebut, Siswanto (2013: 110) mengemukakan bahwa onomatope adalah tiruan bunyi. Dalam puisi, bunyi-bunyi ini memberikan warna suasana tertentu seperti yang diharapkan oleh penyair.
    Selanjutnya, Sayuti (2008: 129) menyatakan bahwa bunyi yang bertugas menirukan bunyi dari bunyi sebenarnya dalam arti mimetik, dalam puisi, disebut onomatope. Kata “tiruan” atau mimetik jelas berarti bahwa bunyi tersebut bukan bunyi sesungguhnya. Jadi, bunyi tertentu itu hanya mendekati bunyi yang natural. Meskipun demikian, setidak-tidaknya ia bisa membantu mempermudah penghayatan terhadap bagian puisi yang mengandungnya. Karenanya, puisi bunyi-bunyi seperti itu tetap mempunyai makna tertentu. Misalnya saja, ia mampu memberi sugesti tentang suara yang sebenarnya.
    Selain itu, Wellek & Warren (2014: 182)  menyatakan bahwa onomatope merupakan kelompok kata yang agak menyimpang dari system bunyi bahasa pada umumnya, yang meniru suara alam.
    Terkadang tiruan bunyi di dalam sebuah sajak lebih mengena dalam menggambarkan sesuatu dibanding kata itu sendiri. Bandingkan kata “ngeri” dengan “lolong anjing di malam buta”. Terasa bentuk kedua lebih mengundang imaji daripada bentuk pertama. Penggunaan tiruan bunyi dimaksutkan untuk mengkonkretkan suasana menjadi lebih lugas.
Seperti diungkapkan di atas, peniruan bunyi itu dapat dilakukan atau dihasilkan oleh barang, maka “klenenng genta”, “gemercik air pencuran”, “desau angin”, derap langkah kuda”, atau “auuumm”, “ngiaau”, “kotek”, “kukuruyuk”, “cicit”, adalah onomatope. Penggunaan tiruan bunyi seperti hal di atas, sering ditemukan di dalam sajak.
Dari pandangan-pandangan itu, onomatope dapat diartikan sebagai tiruan bunyi dari alam, barang atau benda yang bergerak.

2.3.3 Aliterasi
    Pemanfaatan bunyi dengan cara lain dapat pula dilakukan, yaitu dengan cara mengulang pemakaian bunyi. Pengulangan bunyi itu berupa pengulangan bunyi yang sama. Pengulangan bunyi konsonan yang sama disebut aliterasi. Pengulangan bunyi yang dapat dikategorikan pada bunyi aliterasi adalah pengulangan bunyi secara dominan (Hasanuddin, 2002: 75). Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Laelasari dan Nurlailah (2006: 24) yang menyatakan bahwa aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan.
    Yuwana, dkk (2006: 43) menyatakan aliterasi adalah pola persajakan berupa runtun konsonan dalam larik sajak. Artinya, aliterasi merupakan persamaan bunyi konsonan dalam satu larik sajak. Jadi, aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan yang terdapat dalam satu rangkaian kata-kata yang berdekatan dalam satu baris.
    Luxemburg, dkk (1991: 91) juga menyebutkan bahwa pengulangan konsonan disebut aliterasi. Sejalan dengan pandangan tersebut, Sayuti (2008: 117-118) menyebutkan bahwa persamaan bunyi konsonan dalam satu baris disebut aliterasi. Jadi, aliterasi merupakan perulangan bunyi konsonan yang dominan.

2.3.4 Asonansi
    Asonansi merupakan pemanfaatan bunyi secara berulang-ulang dalam satu baris sajak. Halnya sama dengan aliterasi, hanya pengulangan di sini merupakan pengulangan bunyi-bunyi vokal. Efek yang diharapkan muncul dari pemanfaatan bunyi vokal secara berulang ini adalah kemerduan bunyi.
    Sebagaimana pada aliterasi, pada asonansi pun tidak semua pengulangan bunyi vokal dapat disebut. Hanya pengulangan bunyi yang sama secara dominan (di dalam sajak) yang dapat dikategorikan sebagai asonansi (Hasanuddin, 2002: 76). Pendapat ini didukung oleh Sujidman dalam Yuwana, dkk. (2006: 45) Pola persajakan berupa perulangan bunyi vokal pada kata yang berurutan tanpa disertai ulangan bunyi konsonan disebut asonansi. Laelasari dan Nurlailah (2006: 45) juga menyatakan bahwa asonansi adalah perulangan bunyi vokal dalam deretan kata.

    Sayuti (2008: 117-118) berpendapat bahwa persamaan bunyi vokal yang berjarak dekat disebut asonansi. Asonansi merupakan pemanfaatan unsur bunyi secara berulang-ulang dalam satu baris sajak. Halnya sama dengan aliterasi, hanya pengulangan di sini merupakan pengulangan bunyi-bunyi vokal. Efek yang diharapkan muncul dari pemanfaatan bunyi vokal secara berulang ini adalah kemerduan bunyi.
    Selanjutnya Pradopo (2012: 29) menyatakan bahwa kombinasi-kombinasi bunyi vokal (asonansi) meliputi a, i, u, e, o.
    Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa asonansi merupakan kombinasi bunyi vokal yang berulang-ulang dalam satu baris sajak.
















BAB III
        METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
3.1    Metode dan Jenis Penelitian
3.1.1 Metode Penelitian
    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif mengandung pengertian bahwa penelitian ini menguraikan data secara objektif sesuai dengan data yang ditemukan dalam puisi. Sementara itu, kualitatif mengandung pengertian bahwa dalam menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan satu sama lain digunakan kata-kata atau kalimat, bukan mengandung angka-angka statistik. Jadi, metode deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk menguraikan data secara objektif dengan menggunakan kata-kata atau kalimat.
3.1.2 Jenis Penelitian
    Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library research). Dikatakan penelitian kepustakaan karena data penelitian diperoleh dari buku kepustakaan yaitu kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Saifuddin Gani.


3.2 Data dan Sumber Data
    3.2.1 Data
    Data dalam penelitian ini adalah data tertulis, yaitu beberapa puisi karya Syaifuddin Gani yang berupa kata-kata, kalimat yang terdapat dalam kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifuddin Gani.
    3.2.2 Sumber Data
    Sumber data penelitan ini diambil dari kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifuddin Gani yang diterbitkan oleh Komodo Books di Depok pada tahun 2011 dengan tebal 100 halaman. Penelitian ini membahas mengenai puisi yang memiliki tema yang sama. Dalam kumpulan puisi surat dari matahari ada tiga tema yang mendominasi yaitu pertama tentang perjalan seseorang menuju tempat peristirahatan terakhir/akhirat, kedua tentang perjalanan yang dihubungkan dengan ketuhahan dalam hal ini pemujaan kepada sang pencipta, dan ketiga  perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dari ketiga tema yang mendominasi tersebut diambil masing-masing tiga judul puisi untuk diteliti yaitu Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, dan Surat dari Matahari yang bertema mengisahkan perjalan seseorang menuju tempat peristirahatan terakhir/akhirat, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, dan Perjamuan Magrib yang bertema  perjalanan yang dihubungkan dengan ketuhahan dalam hal ini pemujaan kepada sang pencipta, serta Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, dan Di Gang-Gang Panjang Sleman yang bertema Perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
       
3.3    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan cara pencatatan, pengidentikfikasian paparan dan tekstual karya sastra berupa sajak Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, Surat dari Matahari, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, Perjamuan Magrib, Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, dan Di Gang-Gang Panjang Sleman dalam kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifudin Gani. Teknik dokumentasi adalah teknik yang dilakukan untuk mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa buku-buku, dan lain-lain. Dokumen utama yang digunakan dalam penelitian adalah kumpulan puisi Surat dari Matahari karya Syaifuddin Gani. Adapun langkah kerja yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:
a.    Membaca puisi sebagai objek kajian yang akan dianalisis.
b.    Mencatat seluruh data hasil pembacaan yang sudah diberi kode.
c.    Mengidentifikasi data berdasarkan hasil penelitian.




3.4    Teknik Analisis Data
    Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan struktural yaitu pendekatan yang menelaah karya sastra dari segi unsur demi unsur secara terpisah dengan tetap memperhatikan hubungan unsur yang satu dengan unsur lainnya karena segala unsur itu saling terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung (Pradopo, 2012: 118-119).
    Pradotokusumo (2002: 47) juga menyebutkan bahwa pendekatan struktural yaitu pendekatan di mana segala aspek bentuk dan isi karya sastra kait-mengait. Unsur karya sastra yang akan ditelaah dalam penelitian ini akan difokuskan pada unsur bunyi yang ada pada teks puisi. Unsur bunyi dalam puisi termasuk dalam strktur luar sebuah puisi.
    Pendekatan strukturalisme menempatkan karya sastra atau peristiwa di dalam masyarakat menjadi satu keseluruhan karena adanya reaksi timbal balik antara bagian-bagiannya dan antara bagian dari keseluruhan (wahid, 2004: 78).
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis sebagai berikut: (1) mengidentifikasi bunyi efoni dan kakafoni yang terdapat dalam puisi Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, Surat dari Matahari, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, Perjamuan Magrib, Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, serta Di Gang-Gang Panjang Sleman karya Syaifuddin Gani, (2) mengidentifikasi bunyi onomatope yang terdapat dalam puisi Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, Surat dari Matahari, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, Perjamuan Magrib, Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, serta Di Gang-Gang Panjang Sleman  karya Syaifuddin Gani, (3) mengidentifikasi bunyi aliterasi yang terdapat dalam puisi Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, Surat dari Matahari, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, Perjamuan Magrib, Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, serta Di Gang-Gang Panjang Sleman karya Syaifuddin Gani,   (4) mengidentifikasi bunyi asonansi yang terdapat dalam puisi Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, Surat dari Matahari, Suatu Malam di Konawe, Rindu Merebus Sembahyang, Perjamuan Magrib, Maut dan Cita-Cita masih Berapa Purnama, Rambut Kenangan, serta Di Gang-Gang Panjang Sleman karya Syaifuddin Gani,  (5) menginterpretasi data.           
















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
    Adapun hasil dari penelitian ini adalah sembilan puisi Syaifuddin Gani yang terdapat dalam kumpulan puisi Surat dari Matahari yang meliputi bunyi efoni dan kakafoni, onomatope, aliterasi, dan asonansi. Pemaparan hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
4.1.1    Puisi Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata
4.1.1.1 Efoni
    Efoni merupakan bunyi yang dirangkaikan berasal dari bunyi vokal serta konsonan bersuara. Kesan ini juga dapat dihadirkan dengan memanfaatkan bunyi sengau yang dirangkai sedemikian rupa. Bunyi sengau tersebut ditata sehingga menimbulkan kesan merdu dan enak didengar.
    Bunyi efoni yang terdapat dalam sajak Untuk Ayah yang Menjernihkan AirMata (lihat lampiran puisi 1), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, a, u, i, dan konsonan bersuara r, m, h, serta bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “engkau berumah di atas sajadah”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata engkau dan huruf kedua kata berumah. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam kata berumah, huruf pertama dan ketiga kata atas, serta huruf kedua, keempat dan keenam kata sajadah. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata berumah. Bunyi vokal o terdapat pada huruf terakhir kata di. sementara konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berumah. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata engkau.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, a, o, i dan konsonan bersuara m, n, h, serta r, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menanam doa-doa dan menjernihkan air mata”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata menanam serta huruf kedua dan kelima kata menjernihkan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan keenam kata menanam, huruf terakhir kata doa-doa, huruf kedua kata dan, huruf kesebelas kata menjernihkan, huruf pertama kata air, serta huruf kedua dan keempat kata mata. sementara bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua kata doa-doa. Sementara bunyi konsonan tak bersuara m terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata menanam, serta huruf pertama kata menjernihkan dan mata. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga dan kelima kata menanam, huruf terakhir pada kata dan, serta huruf ketiga, ketujuh dan terakhir kata menjernihkan. Sedangkan konsonan bersuara r terdapat pada huruf keenam kata menjernihkan dan huruf terakhir pada kata air.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal i, a, e, u, konsonan bersuara l, m, n, w, serta bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bila tikaman jam menancap di daging waktu”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bila dan tikaman, huruf terakhir pada kata di, serta huruf keempat kata daging. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata bila, huruf keempat dan keenam pada kata tikaman, huruf kedua pada kata jam, daging dan waktu. sementara bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata menancap. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata waktu. Sementara bunyi konsonan tak bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata bila. Konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata tikaman, huruf terakhir pada kata jam, serta huruf pertama pada kata menancap. Bunyi konsonan n terdapat pada huruf terakhir kata tikaman, serta huruf ketiga dan kelima pada kata menancap. Konsonan bersuara w terdapat pada huruf pertama kata waktu. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir pada kata daging.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, i, dan a, serta bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “engkau bangkit di atasnya”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata engkau. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keenam kata bangkit dan huruf terakhir kata di. Sementara bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima kata engkau, huruf kedua kata bangkit, huruf kedua kata bangkit, serta huruf pertama, ketiga dan terakhir kata atasnya. Sedangkan bunyi dengan ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata engkau.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, a, u, konsonan bersuara m, n, h, l, y, serta bunyi sengau ng, seperti pada kutipan ”memandang ke hulu cahaya”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata memandang dan huruf terakhir para kata ke. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan ketujuh kata memandang, serta huruf kedua, keempat dan terakhir pada kata cahaya. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata hulu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata memandang. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima kata memadang. Bunyi konsonan h terdapat pada huruf pertama kata hulu dan huruf ketiga kata cahaya. Konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata hulu. Konsonan bersuara y terdapat pada huruf kelima kata cahaya. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata memandang.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal a, e, i, konsonan bersuara n, r, h, m, l, serta bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ada senja terhidang malam berlinang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan terakhirkata ada, huruf terakhir kata senja, huruf ketujuh kata terhidang dan berlinang, serta huruf kedua dan keempat kata malam. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata senja, terhidang, dan berlinang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata terhidang dan berlinang. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata senja dan huruf keenam kata berlinang. Konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata terhidang. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf keempat kata terhidang. Konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata malam. Konsonan bersuara l terdapat pada huruf keempat kata berlinang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata terhidang dan berlinang.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal a, i, konsonan bersuara r, n, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan jari-jari angin”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan jari-jari, serta huruf pertama pada kata angin. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata jari-jari dan keempat kata angina. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata jari-jari. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata angin. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata angin.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi vokal e, a, o, u, i, konsonan bersuara m, n, l, r, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menangkap longsoran usiamu”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata menangkap. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan kedelapan kata menankap, huruf kedelapan kata longsoran serta huruf keempat kata usiamu. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua dan keenam kata longsoran. Bunyi vokal u terdapat pada huruf pertama dan terakhir pada kata usiamu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf ketiga kata usiamu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menangkap dan huruf kelima kata usiamu. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata menangkap dan huruf terakhir pada kata longsoran. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata longsoran. Konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketujuh kata longsoran. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam kata menangkap, serta huruf ketiga dan keempat pada kata longsoran.
•    Baris kesembilan terdapat bunyi vokal a, i, u, dan konsonan bersuara h, serta n, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kaki-kaki hujan”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata kaki-kaki dan huruf keempat kata hujan. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata kaki-kaki. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata hujan. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hujan. Sedangkan konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata hujan.
•    Baris kesepuluh terdapat bunyi vokal e, u, i, a, konsonan bersuara m, n, l, dan bunyi sengau ny, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menyusuri kanal lukamu”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata menyusuri. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima dan ketujuh kata menyusuri, serta huruf kedua dan terakhir kata lukamu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata menyusuri. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua dan keempat kata kanal, serta huruf keempat pada kata lukamu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menyusuri dan huruf kelima kata lukamu. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata kanal. Konsonan bersuara l terdapat pada huruf terakhir kata kanal, serta huruf pertama kata lukamu. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata menyusuri.
•    Baris kesebelas terdapat bunyi vokal a, u, i, e, konsonan bersuara l, m, w, dan bunyi sengau ny, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lalu ia membawanya ke telaga itu”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata lalu, huruf terakhir kata ia, huruf kelima, ketujuh, dan terakhir kata membawanya, serta huruf keempat dan terakhir kata telaga. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata lalu dan itu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf pertama kata ia dan ia. Bunyi vokal e terdapat pada huruf terakhir kata ke dan huruf kedua pada kata telaga. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lalu dan huruf ketiga kata telaga. Konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata membawanya. Bunyi konsonan w terdapat pada huruf keenam kata membawanya. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf kedelapan dan kesembilan kata membawanya.
•    Baris keduabelas terdapat bunyi vokal e u, i, a dan konsonan bersuara m, n, r, h, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mencuci perihmu memastikan usiamu”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata mencuci, perihmu, dan memastikan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima  kata mencuci, serta huru terakhir kata perihmu dan usiamu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata mencuci, huruf keempat pada kata perihmu, huruf ketujuh pada kata memastikan, serta huruf ketiga kata usiamu. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan kesembilan pada kata memastikan, serta huruf keempat kata usiamu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mencuci, huruf keenam pada kata perihmu, huruf pertama dan ketiga pada kata memastikan, serta huruf kelima kata usiamu. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata mencuci dan huruf terakhir pada kata memastikan. Bunyi konsonan r terdapat pada huruf ketiga kata perihmu. Sedangkan konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata perihmu.

-    Bait kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal u, a, i, e, konsonan bersuara m, r, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kudapati engkau di kamar memar”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata kudapati. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata kudapati, huruf kedua dan keempat pada kata kamar, serta huruf keempat pada kata memar. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata kudapati dan di. Bunyi vokal e terdapat pada huruf pertama pada kata engkau. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata kamar, serta huruf pertama dan ketiga pada kata memar. Konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata kamar dan memar. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata engkau.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, a, i, u, konsonan bersuara l, r, h, dan bunyi sengau ng,  seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lelap di rangkulan sajadah”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata lelap. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata lelap, huruf kedua dan kedelapan pada kata rangkulan, serta huruf kedua, keempat, dan keenam pada kata sajadah. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keenam pada kata rangkulan. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lelap, serta huruf ketujuh pada kata rangkulan. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rangkulan. Konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata sajadah. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata rangkulan.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, u, i, dan konsonan bersuara n, l, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan bulu-bulu usia”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan hurue terakhir pada kata usia. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan keempat kata bulu-bulu dan huruf pertama pada kata usia. Bunyi vokal i terdapat pada huruf ketiga kata usia. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata bulu.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, u, i, a, konsonan bersuara m, l, n, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mengelus mimpimu mengecup ubanmu”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata mengelus dan mengecup. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata mengelus dan mengecup, serta huruf terakhir pada kata mimpimu dan ubanmu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua dan kelima kata mimpimu. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata ubanmu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mengelus dan mengecup, huruf pertama, ketiga, dan keenam pada kata mimpimu, serta huruf kelima pada kata ubanmu. Bunyi konsonan l terdapat pada huruf keenam kata mengelus. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf keempat kata ubanmu. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata mengelus dan mengecup.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, i, a, u, dan konsonan bersuara m, r, n, f, h, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “membiarkan nafasmu berhembus”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata membiarkan, serta huruf kedua dan kelima pada kata berhembus. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata membiarkan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam dan kesembilan kata membiarkan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata nafasmu dan huruf kedelapan kata berhembus. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata membiarkan, serta huruf keenam pada kata nafasmu dan berhembus. Bunyi konsonan r terdapat pada huruf ketujuh kata mebiarkan dan huruf ketiga pada kata berhembus. Bunyi bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata membiarkan dan huruf pertama pada kata nafasmu. Bunyi konsonan  bersuara f terdapat pada huruf ketiga kata nafasmu. Sedangkan konsonan bersuara h terdapat pada huruf keempat kata berhembus.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal i, a, u dan konsonan bersuara l, n, f, r, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di alun-alun firdaus”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di dan huruf kedua pada kata firdaus. Bunyi vokal a terdapat pada huruf pertama kata alun-alun. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketiga kata alun-alun. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kedua kata alun-alun. Bunyi konsonan n terdapat pada huruf terakhir kata alun-alun. Bunyi konsonan bersuara terdapat pada huruf pertama kata firdaus. Sedangkan konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata firdaus.

4.1.1.2    Kakafoni
    Kakafoni merupakan bunyi yang dirangkaikan dari konsonan tak bersuara seperti /k/, /p/, /t/, /s/. Penggunan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan. Karena penggunaan perasaan yang demikian, akibatnya yang muncul adalah kesan suasan buram.    Hal ini disebabkan oleh bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara.
    Bunyi Kakafoni yang terdapat dalam sajak Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata (lihat lampiran puisi 1), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, b, d, t, dan j, seperti pada kutipan “engkau berumah di atas sajadah”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf keempat kata engkau, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata berumah, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di dan huruf kelima pada kata sajadah, konsonan t terdapat pada huruf kedua kata atas, serta konsonan j terdapat pada huruf ketiga kata sajadah.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, j, k, dan     t, seperti pada kutipan “menanam doa-doa dan menjernihkan air mata”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata doa dan “dan”, konsonan j terdapat pada huruf keempat kata menjernihkan, konsonan k terdapat pada huruf kesembilan kata menjernihkan, dan konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata mata.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, t, k, j, c, p, d, dan g, seperti pada kutipan “bila tikaman jam menancap di daging waktu”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata bila, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tikaman dan huruf keempat kata waktu, konsonan k terdapat pada huruf ketiga kata tikaman dan waktu, konsonan j terdapat pada huruf pertama kata jam, konsonan c terdapat pada huruf keenam pada kata menancap, konsonan p terdapat pada huruf terakhir kata menancap serta konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di dan daging.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, b, t, d, dan s, seperti pada kutipan “engkau bangkit di atasnya”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf keempat kata engkau, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bangkit, konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata bangkit dan huruf kedua kata atasnya, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di, serta konsonan s terdapat pada huruf keempat kata atasnya.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, k, dan c seperti pada kutipan ”memandang ke hulu cahaya”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf keenam kata memandang, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke, serta konsonan c terdapat pada huruf pertama kata cahaya.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, s, j, t, dan b, seperti pada kutipan “ada senja terhidang malam berlinang”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata ada dan huruf keenam kata terhidang, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata senja, konsonan j terdapat pada huruf keempat kata senja, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata terhidang, serta konsonan b terdapat pada huruf pertama kata berlinang.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara d dan j, seperti pada kutipan “dan jari-jari angin”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata dan dan konsonan j terdapat pada huruf pertama kata jari-jari.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, p, dan s, seperti pada kutipan “menangkap longsoran usiamu”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf ketujuh kata menangkap, konsonan p terdapat pada huruf terakhir kata menangkap, serta konsonan s terdapat pada huruf kelima kata longsoran dan huruf kedua pada kata usiamu.
•    Baris kesembilan terdapat bunyi konsonan tak bersuara k dan j, seperti pada kutipan “kaki-kaki hujan”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata kaki-kaki dan konsonan j terdapat pada huruf ketiga kata hujan.
•    Baris kesepuluh terdapat bunyi konsonan tak bersuara s dan k, seperti pada kutipan “menyusuri kanal lukamu”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf keenam kata menyusuri dan konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kanal dan huruf ketiga kata lukamu.
•    Baris kesebelas terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, dan t, seperti pada kutipan “lalu ia membawanya ke telaga itu”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf keempat kata membawanya, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke, serta konsonan t terdapat pada huruf pertama kata telaga dan huruf kedua kata itu .
•    Baris keduabelas terdapat bunyi konsonan tak bersuara c, p, s, t, dan k, seperti pada kutipan “mencuci perihmu memastikan usiamu”.
Bunyi konsonan c pada baris ini terdapat pada huruf keempat dan keenam kata mencuci, konsonan p terdapat pada huruf pertama kata perihmu, konsonan s terdapat pada huruf kelima kata memastikan dan huruf kedua kata usiamu, konsonan t terdapat pada huruf keenam kata memastikan, serta konsonan k terdapat pada huruf kedelapan kata memastikan.

-    Bait kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, d, p, dan t, seperti pada kutipan “kudapati engkau di kamar memar”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata kudapati dan kamar, juga huruf keempat kata engkau , konsonan d terdapat pada huruf ketiga kata kudapati dan huruf pertama kata di, konsonan p terdapat pada huruf kelima kata kudapati, serta konsonan t terdapat pada huruf ketujuh kata kudapati.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara p, d, k, s, dan j, seperti pada kutipan “lelap di rangkulan sajadah”.
Bunyi konsonan p pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata lelap, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di dan huruf kelima kata sajadah, konsonan k terdapat pada huruf kelima kata rangkulan, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sajadah, serta konsonan j terdapat pada huruf ketiga kata sajadah.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, b, dan s, seperti pada kutipan “dan bulu-bulu usia”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata dan, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bulu-bulu, serta konsonan s terdapat pada huruf kedua kata usia.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, p, c, dan b, seperti pada kutipan “mengelus mimpimu mengecup ubanmu”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata mengelus, konsonan p terdapat pada huruf keempat kata mimpimu dan huruf terakhir kata mengecup, konsonan c terdapat pada huruf keenam kata mengecup, serta konsonan b terdapat pada huruf kedua kata ubanmu.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, dan s, seperti pada kutipan “membiarkan nafasmu berhembus”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf keempat kata membiarkan dan huruf pertama kata berhembus, konsonan k terdapat pada huruf kedelapan kata membiarkan, serta konsonan s terdapat pada huruf kelima kata nafasmu dan huruf terakhir kata berhembus.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara d dan s, seperti pada kutipan “di alun-alun firdaus”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di dan huruf keempat kata firdaus, serta konsonan s terdapat pada huruf terakhir kata firdaus.

4.1.1.3    Onomatope
    Istilah onomatope  dapat diartikan sebagai penggunaan kata yang mirip dengan bunyi atau suara yang dihasilkan oleh barang, gerak, atau orang. Istilah lain onomatope adalah tiruan bunyi.
    Onomatope yang terdapat dalam sajak Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata (lihat lampiran puisi 1), yaitu:
-    Bait Kedua
•    Baris kelima terdapat kata berhembus, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “membiarkan nafasmu berhembus”.
Kata onomatope berhembus pada kutipan tersebut adalah tiruan bunyi yang ditimbulkan oleh kata-kata sebelumnya yang mendahului:”nafasmu”. Berhembus adalah kata keadaan. Dalam konteks ini tugasnya membangun intensitas baris itu secara keseluruhan dan juga berfungsi sebagai lambang rasa. Artinya bunyi ini membawa nilai rasa yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.   

4.1.1.4    Aliterasi
    Aliterasi merupakan pengulangan bunyi konsonan yang sama. Pengulangan bunyi yang dapat dikategorikan pada bunyi aliterasi aliterasi adalah pengulangan bunyi secara dominan.
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Untuk Ayah yang Mrnjernihkan Air Mata (lihat lampiran puisi 1), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris keempat terdapat konsonan k yang dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “engkau bangkit di atasnya”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan k, yaitu pada huruf keempat kata engkau dan huruf kelima pada kata bangkit. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kaki-kaki hujan”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemakaian bunyi konsonan k. Konsonan k terdapat pada huruf pertama dan ketiga kaki-kaki. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kesebelas terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lalu ia membawanya ke telaga itu”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan l. Konsonan l terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lalu, serta huruf ketiga pada kata telaga. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keduabelas terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mencuci perihmu memastikan usiamu”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemakaian bunyi konsonan m. Konsonan m terdapat pada huruf pertama kata mencuci, huruf keenam pada kata perihmu, huruf pertama dan ketiga pada kata memastikan, serta huruf kelima pada kata usiamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.

-    Bait kedua
•    Baris kedua terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lelap di rangkulan sajadah”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan l. Konsonan l terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lelap, serta huruf ketujuh pada kata rangkulan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan m yang mendominasi , seperti yang digarisbawahi pada kutipan “membiarkan nafasmu berhembus”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemakaian bunyi konsonan m. Konsonan m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata membiarkan, huruf keenam pada kata nafasmu dan berhembus. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.

4.1.1.5    Asonansi
    Asonansi merupakan pengulangan bunyi vokal yang sama. Pengulangan bunyi yang dapat dikategorikan pada bunyi asonansi adalah pengulangan bunyi secara dominan.
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata (lihat lampiran puisi 1), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “engkau berumah di atas sajadah”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keenam kata berumah, huruf pertama dan ketiga pada kata atas, serta huruf kedua, keempat, dan keenam pada kata sajadah. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menanam doa-doa dan menjernihkan air mata”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan keenam kata menanam, huruf terakhir pada kata doa-doa, huruf kedua pada kata dan, huruf kesebelas pada kata menjernihkan, serta huruf keduadan terakhir pada kata mata. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bila tikaman jam menancap di daging waktu”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata bila, huruf keempat dan keenam pada kata tikaman, huruf kedua pada kata jam, daging, dan waktu, serta huruf keempat dan ketujuh pada kata menancap. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “engkau bangkit di atasnya”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata bangkit, serta huruf pertama, ketiga, dan terakhir pada kata atasnya. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan ”memandang ke hulu cahaya”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan ketuuh kata memandang, serta huruf kedua, keempat, dan terakhir pada kata cahaya. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ada senja terhidang malam berlinang”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata ada, huruf terakhir pada kata senja, huruf ketujuh pada kata terhidang dan berlinang, serta huruf kedua dan keempat pada kata malam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan jari-jari angin”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan jari-jari, serta huruf pertama pada kata angin. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menangkap longsoran usiamu”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan kedelapan kata menangkap, huruf kedelapan pada kata longsoran, serta huruf keempat pada kata usiamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kaki-kaki hujan”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata kaki-kaki, serta huruf keempat pada kata hujan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kesepuluh terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menyusuri kanal lukamu”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf keempat dan keenam kata menyusuri, serta huruf kedua dan terakhir pada kata lukamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kesebelas terdapat pemanfaatan bunyi vokal a, secara berulang, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lalu ia membawanya ke telaga itu”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata lalu, huruf terakhir pada kata ia, huruf kelima, ketujuh, dan terakhir pada kata membawanya, serta huruf keempat dan terakhir pada kata telaga. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.

-    Bait kedua
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kudapati engkau di kamar memar”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan keenam kata kudapati, huruf kedua dan keempat pada kata kamar, serta huruf keempat pada kata memar. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lelap di rangkulan sajadah”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata lelap, huruf kedua dan kedelapan pada kata rangkulan, serta huruf kedua, keempat, dan keenam pada kata sajadah. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan bulu-bulu usia”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata bulu-bulu, serta huruf pertama pada kata usia. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mengelus mimpimu mengecup ubanmu”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf ketujuh kata mengelus dan mengecup, huruf terakhir pada kata mimpimu, serta huruf pertama dan terakhir pada kata ubanmu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “membiarkan nafasmu berhembus”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keenam dan kesembilan kata membiarkan, serta huruf kedua dan keempat pada kata nafasmu.
        Dalam puisi Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata didominasi oleh bunyi efoni, yaitu perpaduan antara bunyi a, i, u, e, o, ng, r, m, h, n, l dan w. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l, w, dan bunyi sengau ng menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
        Sehubungan dengan penjelasan tersebut, makna dalam puisi ini pada dasarnya menggambarkan kepekaan orang tua dalam menjemput kepulangan abadi sangatlah terlihat jelas ketika usia sudah meminang malaikat Tuhan. Hal tersebut bukanlah rahasia untuk digambarkan penulis dalam pusi-puisinya, sebab peristiwa itu adalah kesaksian hidup yang dilaluinya. Menyaksikan sendiri bagaimana pertanda itu tertuang pada penggalan puisinya :
“Engkau berumah di atas sajadah
Menanam doa-doa dan menjernihkan air mata
Bila tikaman jam menancap di daging waktu
Engkau bangkit di atasnya
Memandang ke hulu cahaya”
        Penulis memperlakukan bahasa dengan diksi yang memberikan bayangan kepada pembaca bahwa setiap manusia ketika sampai pada titik penyerahan diri yang tulus maka dia akan memahami dirinya sebagai hamba-Nya, karena kematian menjadi bayangan di usia senja, sehingga alamat itu menamatkan barisan puisinya :
“kudapati engkau di kamar memar
lelap di rangkulan sajadah
dan bulu-bulu usia
mengelus mimpimu mengecup ubanmu
membiarkan nafasmu berhembus
di alun-alun firdaus”
        Dari semua penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada puisi ini berupaya untuk menerjermahkan alamat yang digambarkan lewat aktivitas manusia ketika usia senja, maka ia telah bersedia menjemput ajalnya dengan ikhlas, sehingga pada baris-naris puisinya memadukan bunyi efoni dan kakafoni. Bunyi efoni menandakan keikhlasan untuk melepas hidupnya meskipun itu sesuatu yang cukup menakutkan. Ketakutan ini ditandai dengan pemakaian bunyi kakafoni.

 4.1.2 Puisi Mendiang Yulvi
4.1.2.1 Efoni
    Bunyi Efoni yang terdapat dalam sajak Mendiang Yulvi (lihat lampiran puisi 2), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, a, u, i, dan konsonan bersuara n, r, h, l, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bendera putih terkulai”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata bendera. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir pada kata bendera. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata putih dan huruf kelima pada kata terkulai. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata putih. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata bendera. Bunyi konsonan r terdapat pada huruf keenam kata bendera. Bunyi vokal h terdapat pada huruf terakhir kata putih. Sedangkan konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata terkulai.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, u, a, o konsonan bersuara n, r, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di pintu gang torada”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di dan huruf kedua pada kata pintu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata pintu. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata gang, serta huruf keempat dan terakhir pada kata torada. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua kata torada. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata pintu. Konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata torada. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata gang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal o, a, i, e, u, konsonan bersuara r, m, l, n, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “orang-orang diam, kepala merunduk ke bumi”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata orang-orang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata orang-orang dan diam, serta huruf keempat dan terakhir pada kata kepala. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua diam dan huruf terakhir pada kata bumi. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata kepala dan merunduk, serta huruf terakhir pada kata ke. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat dan ketujuh kata merunduk, serta huruf kedua pada kata bumi. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kedua kata orang-orang dan huruf ketiga pada kata merunduk. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf terakhir kata diam, huruf pertama pada kata merunduk, dan huruf ketiga pada kata bumi. Bunyi konsonan bersuara l  terdapat pada huruf kelima kata kepala. Konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima kata merunduk. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata orang-orang.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, u, a, i, konsonan bersuara r, m, n, l, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bermurungan melenggang ke tikungan gang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bermurungan, huruf kedua dan keempat pada kata melenggang, serta huruf terakhir pada kata ke. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima dan ketujuh kata bermurungan, serta huruf keempat pada kata tikungan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kesepuluh kata bermurungan, huruf kedelapan pada kata melenggang, huruf ketujuh pada kata tikungan, serta huruf kedua pada kata gang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata tikungan. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga dan keenam kata bermurungan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata bermurungan dan huruf pertama pada kata melenggang. Bunyi konsonan bersuara n  terdapat pada huruf terakhir kata bermurungan dan tikungan. Konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata melenggang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan kesembilan kata bermurungan, huruf kelima dan keenam, kesembilan dan terakhir pada kata melenggang, huruf kelima dan keenam kata tikungan, serta huruf ketiga dan terakhir pada kata gang.

-    Bait kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal u, a, i, e dan konsonan bersuara r, m, h, n, l, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rumah di kerumun kelapa tua”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata rumah dan tua, serta huruf keempat dan keenam pada kata kerumun. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata rumah, huruf keempat dan terakhir pada kata kelapa, serta huruf terakhir pada kata tua. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata kerumun dan kelapa. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rumah dan huruf ketiga pada kata kerumun. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata rumah, huruf ketujuh pada kata dikerumun. Bunyi konsonan bersuara h  terdapat pada huruf terakhir kata rumah. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dikerumun. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata kelapa.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan bersuara r, n, m, h, l, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “reranting kerseng memanjang hingga jendela”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata reranting dan memanjang, huruf kedua dan kelima pada kata kerseng dan jendela. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata reranting dan memanjang, serta huruf terakhir pada kata jendela. Bunyi vokal i terdapat pada huruf ketujuh kata reranting dan huruf kedua pada kata hingga. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata reranting, serta huruf ketiga pada kata kerseng. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima kata reranting dan memanjang, serta huruf ketiga pada kata jendela. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata memanjang. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hingga. Konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata jendela. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata reranting dan memanjang, huruf keenam dan ketujuh pada kata kerseng, serta huruf ketiga dan keempat pada kata hingga.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal u, i, a, e, konsonan bersuara r, n, m, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kursi dan bangku-bangku bercengkerama”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata kursi dan huruf terakhir pada kata bangku-bangku. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata kursi. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata dan dan bangku-bangku, serta huruf kesebelas dan terakhir pada kata bercengkerama. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua, kelima, dan kesembilan kata bercengkerama. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata kursi, serta huruf ketiga dan kesepuluh pada kata bercengkerama. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kedua belas kata bercengkerama. Sedangkan bunyi konsonan ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata bangku-bangku, serta huruf keenam dan ketujuh pada kata bercengkerama.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, a, u, i, konsonan bersuara n, r, m, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tentang sang putri bermata permata”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tentang, bermata dan permata. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima kata tentang, huruf kedua pada kata sang, serta huruf kelima dan ketujuh pada kata bermata dan permata. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata putri. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata putri. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata tentang. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keempat kata putri. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata bermata dan permata. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata tentang, serta huruf ketiga dan terakhir kata sang.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal i, a, e, u, konsonan bersuara l, h, r, m, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tinggalkan sehelai rambut ranumnya”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tinggalkan dan huruf terakhir pada kata sehelai. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam dan kesembilan kata tinggalkan, huruf kedua pada kata rambut, serta huruf kedua dan terakhir pada kata ranumnya. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan keempat kata sehelai. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima kata rambut dan huruf keenam pada kata ranumnya. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketujuh kata tinggalkan dan huruf kelima pada kata sehelai. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata sehelai. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rambut dan ranumnya. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata rambut dan huruf kelima pada kata ranumnya. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata tinggalkan.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal u, i, a, konsonan bersuara l, n, r, dan bunyi sengau ng,  seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lunglai di sandaran”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata lunglai. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua, kelima, dan ketujuh kata sandaran. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan kelima kata lunglai. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata sandaran. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keenam kata sandaran. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata lunglai.

-    Bait ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal o, e, a, i, u, konsonan bersuara r, n, l, m, seperti pada kutipan “o, retakan dinding, urat-urat belimbing”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada awal kalimat. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata retakan dan belimbing. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan keenam kata retakan dan huruf ketiga pada kata urat-urat. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua dan kelima kata dinding, serta huruf keempat dan ketujuh pada kata belimbing. Bunyi vokal u terdapat pada huruf pertama kata urat-urat. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata retakan dan huruf kedua pada kata urat-urat. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata retakan. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata belimbing. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata belimbing. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata dinding, serta huruf kedelapan dan kesembilan kata belimbing.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal a, i, e, u konsonan bersuara l, m, n,dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “saling memandang dengan ucapan-ucapan bimbang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata saling, huruf keempat dan ketujuh pada kata memandang, huruf kelima pada kata dengan, serta huruf ketiga dan kelima pada kata ucapan-ucapan. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata saling, serta huruf kedua pada kata bimbang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata memandang dan dengan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf pertama kata ucapan-ucapan. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata saling. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata memandang, serta huruf ketiga pada kata bimbang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima kata memandang, serta huruf terakhir pada kata dengan dan ucapan-ucapan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata saling, huruf kedelapan dan terahir kata memandang, serta huruf keenam dan terakhir pada kata bimbang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal i, a, u, e, konsonan bersuara r, m, n, h, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “si rambut bening si punggung hening”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di dan si, serta huruf keempat kata bening dan hening. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata rambut. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima kata rambut, serta huruf kedua dan keenam kata punggung. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata bening dan hening. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rambut. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata rambut. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata bening dan hening. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hening. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata bening dan hening.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan bersuara l, h, m, n,  dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “telah mendiang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata telah dan mendiang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata telah dan  huruf keenam pada kata mendiang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata mendiang. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata telah. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terkhir kata telah. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mendiang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata mendiang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketujuh dan terakhir kata mendiang.

-    Bait keempat
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal i, e, a dan konsonan bersuara r, m, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di serambi”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di dan serambi. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata serambi. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata serambi. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata serambi. Sedangkan bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata serambi.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal o, a, e, u, i, konsonan bersuara r, n, y, l, v, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “orang-orang berdatangan, Yulvi”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata orang-orang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata orang-orang, serta huruf kelima, ketujuh, dan kesepuluh pada kata berdatangan. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata berdatangan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata yulvi. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata yulvi. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berdatangan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata berdatangan. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yulvi. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata yulvi. Bunyi konsonan bersuara v terdapat pada huruf keempat kata yulvi. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata oerang-orang, serta huruf kedelapan dan kesembilan pada kata berdatangan.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal u, i, a, e, konsonan bersuara m, n, h, l, w, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mungkin handai taulan dan kawan sejawat”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata mungkin. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keenam kata mungkin. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata handai dan “dan”, huruf kelima kata taulan, huruf kedua dan keempat pada kata kawan, serta huruf keempat dan keenam pada kata sejawat. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata sejawat. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mungkin. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata mungkin, taulan, dan, serta kawan. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata handai. Bunyi konsonan bersuara l  terdapat pada huruf keempat kata taulan. Bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf ketiga kata kawan dan huruf kelima pada kata sejawat. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata mungkin.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, e dan konsonan bersuara w, h, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “wajah basah, mata berkaca-kaca”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata wajah dan basah, huruf kedua dan terakhir pada kata mata, serta huruf kelima dan terakhir pada kata berkaca-kaca. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata berkaca-kaca. Sementara bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf pertama kata wajah. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata wajah dan basah.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, a, konsonan bersuara m, r, n, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sementara engkau tinggal nama”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata sementara, serta huruf pertama pada kata engkau. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketujuh dan terakhir kata sementara, huruf keenam pada kata tinggal, serta huruf kedua dan terakhir pada kata nama. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata sementara dan nama. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima kata sementara dan huruf pertama pada kata nama. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kedelapan kata sementara. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata engkau.


-    Bait kelima
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal i, u, a, e, o, konsonan bersuara m, r, h, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di sudut kamar, seorang bocah”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan keempat kata sudut. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua dan keempat kata kamar, huruf kelima pada kata seorang, serta huruf keempat pada kata bocah. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata seorang. Huruf vokal o terdapat pada huruf ketiga kata seorang dan huruf kedua pada kata bocah. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata kamar. Bunyi konsonan r terdapat pada huruf terakhir kata kamar. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata bocah. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata seorang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, u, a, e, konsonan bersuara m, n, l, dan bunyi sengau ny, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “minum susu, matanya liar di antara tetamu”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata minum dan liar, serta huruf terakhir pada kata di. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata minum, huruf kedua dan terakhir pada kata susu, serta huruf terakhir kata tetamu. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua, keempat, dan terakhir kata matanya, huruf ketiga pada kata liar, huruf pertama, keempat dan terakhir pada kata antara, serta huruf keempat pada kata tetamu. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata tetamu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata minum, huruf pertama pada kata matanya, serta huruf kelima pada kata tetamu. Bunyi konsonan n terdapat pada huruf ketiga kata minum dan huruf keempat pada kata diantara. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata liar. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf kelima dan keenam kata matanya.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, u dan konsonan bersuara m, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “anakmu”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata anakmu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata anakmu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata anakmu.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal o, a, u, i, konsonan bersuara r, l, y, v, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “orang-orang pulang, yulvi”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata oramg-orang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata urang-orang dan huruf keempat pada kata pulang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata pulang dan yulvi. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata yulvi. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kedua kata orang-orang. Bunyi konsonan l terdapat pada huruf ketiga kata pulang dan yulvi. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yulvi. Bunyi konsonan bersuara v terdapat pada huruf keempat kata yulvi. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata orang-orang, serta huruf kelima dan terakhir kata pulang.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan bersuara l, h, m, y, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “setelah engkau disembahyangkan”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata setelah, huruf pertama pada kata engkau, serta huruf keempat kata disembahyangkan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam kata setelah, serta huruf ketujuh, kesepuluh, dan keempatbelas pada kata disembahyangkan. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata disembahyangkan. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kelima kata setelah. Bunyi konsonan h terdapat pada huruf terakhir kata setelah dan huruf kedelapan pada kata disembahyangkan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata disembahyangkan. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf kesembilan kata disembahyangkan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata disembahyankan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata engkau, serta huruf kesebelas dan kedua belas kata disembahyangkan.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal e, u, a, konsonan bersuara m, n, h, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menuju keanggunan tuhan”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata menuju dan keanggunan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata menuju, huruf ketujuh pada kata keanggunan, serta huruf kedua pada kata tuhan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga dan kesembilan kata keanggunan, serta huruf keempat pada kata tuhan. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menuju. Bunyi konsonan n terdapat pada huruf ketiga kata menuju, huruf kedelapan dan terakhir pada kata keanggunan, serta huruf terakhir pada kata tuhan. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata tuhan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keempat dan kelima kata keanggunan.

-    Bait keenam
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, o, a, i dan konsonan bersuara m, l, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “semoga mulia”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata semoga. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat kata semoga. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata semoga dan mulia. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata mulia. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata semoga dan huruf pertama pada kata mulia. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata mulia.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, e, u ,a dan konsonan bersuara r, m, n, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di rerimbun surga”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di dan huruf keempat pada kata rerimbun. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata rerimbun. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata rerimbun, serta huruf kedua pada kata surga. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata rerimbun, serta huruf ketiga pada kata surga. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata rerimbun. Sedangkan bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata rerimbun.

4.1.1.6    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Mendiang Yulvi (lihat lampiran puisi 2), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara b. d, p, t, dan k,  seperti pada kutipan “bendera putih terkulai”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata bendera, konsonan d terdapat pada huruf keempat kata bendera, bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata putih, konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata putih dan huruf pertama kata terkulai serta konsonan k terdapat pada huruf keempat kata terkulai.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, p, t, dan g, seperti pada kutipan “di pintu gang torada”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di dan huruf kelima kata torada, bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata pintu, konsonan t terdapat pada huruf keempat kata pintu, serta konsonan g terdapat pada huruf pertama kata gang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, k, p, dan b, seperti pada kutipan “orang-orang diam, kepala merunduk ke bumi”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata diam dan pada huruf keenam kata merunduk, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kepala dan ke, bunyi konsonan p terdapat pada huruf ketiga kata kepala, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bumi.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, g, k, dan t, seperti pada kutipan “bermurungan melenggang ke tikungan gang”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata bermurangan, konsonan g terdapat pada huruf ketujuh kata melenggang dan huruf pertama pada kata gang, bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama dan huruf ketiga pada kata ke dan tikungan, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tikungan.


-    Bait kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, k, p, dan t, seperti pada kutipan “rumah di kerumun kelapa tua”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kerumun dan kelapa, bunyi konsonan p terdapat pada huruf kelima pada kata kelapa, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tua.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, k, s, j, g, dan d, seperti pada kutipan “reranting kerseng memanjang hingga jendela”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf keenam kata reranting, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kerseng, bunyi konsonan s terdapat pada huruf kempat pada kata kerseng, konsonan j terdapat pada huruf keenam pada kata memanjang dan huruf pertama pada kata jendela.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, s, d, b, dan c seperti pada kutipan “kursi dan bangku-bangku bercengkerama”.
Bunyi konsonan k bangku pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata kursi, huruf kelima pada kata bangku dan huruf kedelapan kata bercengkerama, konsonan s terdapat pada huruf keempat kata kursi, bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dan, serta konsonan b terdapat pada huruf pertama pada kata bangku dan bercengkerama.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, s, p, dan b, seperti pada kutipan “tentang sang putri bermata permata”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan keempat kata tentang, huruf ketiga kata putri, serta huruf keenam kata bermata dan permata, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sang, bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata putri dan permata, serta konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bermata.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, g, k, s, dan b, seperti pada kutipan “tinggalkan sehelai rambut ranumnya”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf pertam kata tinggalkan dan huruf terakhir kata rambut, konsonan g terdapat pada huruf kelima kata tinggalkan, konsonan k terdapat pada huruf kedelapan kata tinggalkan, bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertam pada kata sehelai, serta konsonan b terdapat pada huruf keempat kata rambut.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara d dan s, seperti pada kutipan “lunglai di sandaran”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertam kata di dan huruf keempat kata sandaran, serta konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sandaran.


-    Bait ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, k, d, dan b, seperti pada kutipan “o, retakan dinding, urat-urat belimbing”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata retakan dan huruf terakhir kata urat, konsonan k terdapat pada huruf kelima kata retakan, bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama dan keempat kata dinding, serta konsonan b terdapat pada huruf pertama dan keenam kata belimbing.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, d, c, p, dan b, seperti pada kutipan “saling memandang dengan ucapan-ucapan bimbang”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertam kata saling, konsonan d terdapat pada huruf keenam kata memandang dan huruf pertama kata dengan, konsonan c terdapat pada huruf kedua kata ucapan, bunyi konsonan p terdapat pada huruf keempat pada kata ucapan, serta konsonan b terdapat pada huruf pertama dan keempat kata bimbang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, b, t, p dan g, seperti pada kutipan “si rambut bening si punggung hening”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata si, konsonan b terdapat pada huruf keempat kata rambut, konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata rambut, bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama pada kata punggung, serta konsonan g terdapat pada huruf kelima kata punggung.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara t dan d, seperti pada kutipan “telah mendiang”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata telah, serta konsonan d terdapat pada huruf keempat kata mendiang.

-    Bait keempat
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, s, dan b, seperti pada kutipan “di serambi”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata serambi, dan konsonan b terdapat pada huruf keenam kata serambi.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, d, dan t, seperti pada kutipan “orang-orang berdatangan, Yulvi”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata berdatangan, konsonan d terdapat pada huruf keempat kata berdatangan, serta konsonan t terdapat pada huruf keenam kata berdatangan.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, d, t, s, dan j, seperti pada kutipan “mungkin handai taulan dan kawan sejawat”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf kelima kata mungkin dan huruf pertama pertama kata kawan, konsonan d terdapat pada huruf keempat kata handai dan huruf pertama kata dan, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata taulan dan huruf terakhir kata sejawatt, bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama pada kata sejawat, serta konsonan j terdapat pada huruf ketiga kata sejawat.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, b, s, t, k, dan c seperti pada kutipan “wajah basah, mata berkaca-kaca”.
Bunyi konsonan j pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata wajah, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata basah dan berkaca-kaca, konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata mata, bunyi konsonan k terdapat pada huruf keempat pada kata berkaca-kaca, serta konsonan c terdapat pada huruf keenam kata berkaca-kaca.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, t, k, dan g, seperti pada kutipan “sementara engkau tinggal nama”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata sementara, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tinggal, konsonan k terdapat pada huruf keempat kata engkau, serta konsonan g terdapat pada huruf kelima kata tinggal.


-    Bait kelima
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, s, t, k, b, dan c seperti pada kutipan “di sudut kamar, seorang bocah”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di dan huruf ketiga kata sudut, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sudut dan seorang, konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata sudut, bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kamar, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bocah, serta konsonan c terdapat pada huruf ketiga kata bocah.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, t, dan d, seperti pada kutipan “minum susu, matanya liar di antara tetamu”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata susu, konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata matanya dan antara serta huruf pertama dan  ketiga kata tetamu, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, seperti pada kutipan “anakmu”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf keempat kata anakmu.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara p, seperti pada kutipan “orang-orang pulang, yulvi”.
Bunyi konsonan p pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata pulang.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, t, k, b, dan d, seperti pada kutipan “setelah engkau disembahyangkan”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata setelah dan huruf ketiga kata disembahyangkan, konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata setelah, konsonan k terdapat pada huruf keempat kata engkau dan huruf ketiga belas kata disembahyangkan, bunyi konsonan b terdapat pada huruf keenam kata disembahyangkan, serta konsonan d terdapat pada huruf ertama kata disembahyangkan.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, k, g, dan t, seperti pada kutipan “menuju keanggunan tuhan”.
Bunyi konsonan j pada baris ini terdapat pada huruf kelima kata menuju, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata keanggunan serta konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tuhan.

-    Bait keenam
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara s dan g, seperti pada kutipan “semoga mulia”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata semoga, dan konsonan g terdapat pada huruf kelima kata semoga.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, b, s, dan g, seperti pada kutipan “di rerimbun surga”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di, konsonan b terdapat pada huruf keenam kata rerimbun, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata surga, serta konsonan g terdapat pada huruf keempat kata surga.

4.1.1.7    Onomatope
    Onomatope yang terdapat dalam sajak Mendiang Yulvi (lihat lampiran puisi 2), yaitu:
-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat kata retakan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “o, retakan dinding urat-urat belimbing”.
Kata onomatope retakan pada kutipan tersebut adalah tiruan bunyi yang ditimbulkan oleh kata yang mengikutinya: “dinding”. Retakan adalah kata keadaan. Dalam konteks ini tugasnya membangun intensitas baris itu secara keseluruhan dan juga berfungsi sebagai lambang rasa. Artinya bunyi ini membawa nilai rasa yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

4.1.1.8    Aliterasi
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Mendiang Yulvi (lihat lampiran puisi 2), yaitu:
-    Bait kedua
•    Baris ketiga terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kursi dan bangku-bangku bercengkerama”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemakaian bunyi konsonan k. Konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kursi, huruf kelima pada kata bangku-bangku, serta huruf kedelpan pada kata bercengkerama.
•    Baris keempat terdapat konsonan t yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tentang sang putri bermata permata”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemakaian bunyi konsonan t. Konsonan t terdapat pada huruf pertama dan keempat kata tentang, huruf ketiga pada kata putri, serta huruf keenam pada kata bermata dan permata.

-    Bait keempat
•    Baris kedua terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “orang-orang berdatangan, Yulvi”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan r. Konsonan r terdapat pada huruf kedua kata orang-orang, serta huruf ketiga pada kata berdatangan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mungkin handai taulan dan kawan sejawat”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemakaian bunyi konsonan n. Konsonan n terdapat pada huruf terakhir kata mungkin, taulan, dan kawan, serta huruf ketiga pada kata handai.

-    Bait kelima
•    Baris keempat terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “orang-orang pulang, yulvi”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan r. Konsonan r terdapat pada huruf kedua kata orang-orang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menuju keanggunan tuhan”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemakaian bunyi konsonan n. Konsonan n terdapat pada huruf ketiga kata menuju, huruf kedelapan dan terakhir pada kata keanggunan, serta huruf terakhir pada kata tuhan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.


-    Bait keenam
•    Baris pertama terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “semoga mulia”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan m. Konsonan m terdapat pada huruf ketiga kata semoga dan huruf pertama pada kata mulia. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di rerimbun surga”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan r. Konsonan r terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata rerimbun, serta huruf ketiga pada kata surga. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

4.1.1.9    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Mendiang Yulvi (lihat lampiran puisi 2), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal e secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bendera putih terkulai”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal e, yaitu terdapat pada huruf kedua dan kelima kata bendera, serta huruf kedua pada kata tekulai. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di pintu gang torada”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata gang, serta huruf keempat dan terakhir pada kata torada. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain pemanfaatannya kurang dari tiga kali dalam baris ini. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “orang-orang diam, kepala merunduk ke bumi”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata orang-orang dan diam, serta huruf keempat dan terakhir pada kata kepala. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.

-    Bait kedua
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal e secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “reranting kerseng memanjang hingga jendela”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal e, yaitu terdapat pada huruf kedua kata reranting dan memanjang, serta huruf kedua dan kelima pada kata kerseng dan jendela. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kursi dan bangku-bangku bercengkerama”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan bangku-bangku, serta huruf kesebelas dan terakhir pada kata bercengkerama. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan, “tentang sang putri bermata permata”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima kata tentang, huruf kedua pada kata sang, serta huruf kelima dan terakhir pada kata bermata dan permata. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan  bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tinggalkan sehelai rambut ranumnya”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keenam dan kesembilan kata tinggalkan, huruf kedua pada kata rambut, serta huruf kedua dan terakhir pada kata ranumnya. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan, seperti pada kutipan “lunglai di sandaran”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua, kelima, dan ketujuh kata sandaran. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait ketiga
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “saling memandang dengan ucapan-ucapan bimbang”.
Pada baris ini terdapat sembilan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata saling, huruf keempat dan kelima pada kata memandang, huruf kelima pada kata dengan dan bimbang, serta huruf ketiga dan kelima pada kata ucapan-ucapan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari Sembilan kali dalam baris ini. 
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “si rambut bening si punggung hening”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata si, serta huruf keempat pada kata bening dan hening. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.

-    Bait keempat
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di serambi”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata di dan hurufterakhir pada kata serambi. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “orang-orang berdatangan, Yulvi”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata orang-orang, serta huruf kelima, ketujuh, dan kesepuluh pada kata berdatangan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mungkin handai taulan dan kawan sejawat”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a , yaitu terdapat pada huruf kedua kata handai dan “dan”, huruf kelima pada kata taulan, huruf kedua dan keempat pada kata kawan, serta huruf keempat dan keenam pada kata sejawat. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “wajah basah, mata berkaca-kaca”.
Pada baris ini terdapat sepuluh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata wajah dan basah, huruf kedua dan terakhir pada kata mata, serta huruf kelima dan terakhir pada kata berkaca-kaca. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sepuluh kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sementara engkau tinggal nama”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketujuh dan terakhir kata sementara, huruf keenam pada kata tinggal, serta huruf kedua dan terakhir pada kata nama. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
 
-    Bait kelima
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di sudut kamar, seorang bocah”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata kamar, huruf kelima pada kata seorang, serta huruf keempat pada kata bocah. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “minum susu, matanya liar di antara tetamu”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua, keempat dan terakhir kata matanya, huruf ketiga pada kata liar, huruf pertama, keempat, dan terakhir pada kata antara, serta huruf keempat pada kata tetamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “anakmu”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata anakmu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “orang-orang pulang, yulvi”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata orang-orang, serta huruf keempat pada kata pulang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menuju keanggunan tuhan”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata menuju, huruf ketujuh pada kata keanggunan, serta huruf kedua pada kata tuhan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.

-    Bait keenam
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “semoga mulia”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata semoga dan mulia. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
        Dalam puisi Mendiang Yulvi didominasi oleh bunyi efoni, yaitu perpaduan antara bunyi a, i, u, e, o, ng, ny, r, m, h, n, l dan w. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l dan w, serta bunyi sengau ng dan ny, menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi k, p, t, s, b, d, c, g, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
    Sehubungan dengan penjelasan tersebut, permulaan puisi ini telah memberikan suasana duka, dan bagaimana sikap orang-orang disekitarnya turut berduka cita sebagai bentuk keprihatinan dan penghormatan manusia terhadap sanak saudaranya yang telah kembali ke asalnya. Prosesi duka pun dilakasanakan dengan hikmat seperti kutipan berikut.
“Bendera putih terkulai
Di pintu gang torada
orang-orang diam, kepala merunduk kebumi
bermurungan melenggang ketikungan gang”
    Seperti itulah penghormatan terakhir pada setiap nyawa yang berpulang, hanya kabar duka yang melahirkan kembali berkumpulnya sanak saudara yang berdatangan dari segala penjuru negri. Pada puisi ini pula, menghantar pemahaman untuk memandang kematian sebagai kenyataan yang menguji manusia untuk terpisah dari orang-orang yang disayanginya, seperti pada kutipan puisi berikut.
“Di serambi
orang-orang berdatangan, Yulvi
mungkin handaitaulan dan kawan sejawat
wajah basah, mata berkaca-kaca
sementara engkau tinggal nama.
Di sudut kamar, seorang bocah
Minum susu, matanya liar di antara tetamu
anakmu.”
    Seluruh uraian diatas dapat terhimpun suatu pemaknaan bahwa di setiap kisah akhir kehidupan manusia dapat dipandang sebagai pelajaran hidup yang mendorong kesadaran untuk menyadari kehidupan yang begitu singkat akibat dari kematian yang datangnya tidak terduga dan rahasia.

4.1.3 Puisi Surat dari Matahari
4.1.3.1 Efoni
    Bunyi Efoni yang terdapat dalam sajak Surat dari Matahari (lihat lampiran puisi 3), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, i, u dan konsonan bersuara r, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pagi gugur”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata pagi. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata pagi. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan keempat kata gugur. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata gugur.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal a, i, u dan konsonan bersuara m, h, r, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “matahari tampak kabur”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua, keempat, dan keenam kata matahari, huruf kedua dan kelima pada kata tampak, serta huruf kedua pada kata kabur. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata matahari. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata kabur. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata matahari dan huruf ketiga pada kata tampak. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata matahari. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketujuh kata matahari dan huruf terakhir pada kata kabur.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal i, o, e, a, konsonan bersuara r, n, l, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “disongsong keranda laut”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata disongsong. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat dan kedelapan kata disongsong. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata keranda. Bunyi vokal a terdapat pada huruf  keempat dan terakhir kata keranda. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata keranda. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima kata keranda. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata laut. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam serta kesembilan dan terakhir kata disongsong.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, e, u, konsonan bersuara r, n, m,  dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “anak-anak berdatangan menuju kubur”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata anak-anak, serta huruf kelima, ketujuh dan kesepuluh pada kata berdatangan. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata berdatangan dan menuju. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata menuju, serta huruf kedua dan keempat pada kata kubur. Sementara bunyi konsonan r terdapat pada huruf ketiga kata berdatangan dan huruf terakhir pada kata kubur. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata berdatangan dan huruf terakhir pada kata menuju. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menuju. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan kesembilan kata berdatangan.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal a, e, u, o dan konsonan bersuara m, h, n, r, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tak sempat kuhantarkan doa-doa”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tak, huruf kelima pada kata sempat, huruf keempat, ketujuh, dan kesepuluh pada kata kuhantarkan, serta huruf terakhir pada kata doa-doa. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata sempat. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata kuhantarkan. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua kata doa-doa. Sementara bunyi konsonan m terdapat pada huruf ketiga kata sempat. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata kuhantarkan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata kuhantarkan. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kedelapan kata kuhantarkan.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal e, u, konsonan bersuara m, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sebelum engkau”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata sebelum, serta huruf pertama pada kata engkau. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keenam kata sebelum. Sementara bunyi konsonan m terdapat pada huruf terakhir kata sebelum. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata engkau.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal e, a, i, u dan konsonan bersuara m, l, r, n, h, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “melesak ke terminal tuhan”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata melesak, huruf terakhir pada kata ke, serta huruf kedua pada kata terminal. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam kata melesak, huruf ketujuh pada kata terminal, dan huruf keempat pada kata tuhan. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata terminal. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata tuhan. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menuju dan huruf keempat pada kata terminal. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata terminal. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf keenam kata terminal dan huruf terakhir pada kata tuhan. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata tuhan.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, i, konsonan bersuara r, m, l, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “air mata langit”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada kedua dan terakhir kata mata, serta huruf kedua pada kata langit. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata langit. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata air. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mata. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata langit. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata langit.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal  a, e, i, u, konsonan bersuara n, r, m, y, h, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan gerimis yang jatuh bersuara parau”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata dan, yang , dan jatuh, huruf keenam dan terakhir pada kata bersuara, serta huruf kedua pada kata parau. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata gerimis. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat dan keenam kata gerimis. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata jatuh dan huruf kelima pada kata bersuara. Sementara bunyi konsonan n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata gerimis dan parau, serta huruf ketiga dan kerujuh pada kata bersuara. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata gerimis. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata jatuh. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal  e, u, i, konsonan bersuara m, y, r, n, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mengguyur serambi ini”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata mengguyur dan serambi. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keenam dan kedelapan kata mengguyur. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata serambi, serta hurup pertama dan terakhir pada kata ini. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mengguyur dan huruf kelima pada kata serambi. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf ketujuh kata mengguyur. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata mengguyur dan huruf ketiga pada kata serambi. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kedua kata ini. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata mengguyur.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, i, u, konsonan bersuara y, l, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang tinggal batu-batu”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata yang dan batu-batu, serta huruf keenam pada kata tinggal. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata tinggal. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata batu-batu. Sementara bunyi konsonan y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf terakhir kata tinggal. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang, serta huruf ketiga dan keempat kata tinggal.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal a, e, i, u dan konsonan bersuara n, l, r, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan sebiji peluru”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata dan. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata sebiji dan peluru. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata sebiji. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata peluru. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata peluru. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata peluru.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, i, u, konsonan bersuara l, m, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pabila malam pulang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata pabila, huruf kedua dan keempat pada kata malam, serta huruf keempat pada kata pulang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata pabila. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata pulang. Sementara bunyi konsonan l terdapat pada huruf kelima kata pabila dan huruf ketiga pada kata pulang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata malam. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata pulang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal a, u, e, o, konsonan bersuara h, r, y, m, n, serta bunyi sengau ny dan ng, seperti pada kutipan “hanya udara yang datang sempoyongan”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata hanya, huruf ketiga dan terakhir pada kata udara, huruf kedua pada kata yang, huruf kedua dan keempat pada kata datang, serta huruf kesepuluh pada kata sempoyongan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf pertama kata udara. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata sempoyongan. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kelima dan ketujuh kata sempoyongan. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hanya. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keempat kata udara. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata sempoyongan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata sempoyongan. Bunyi sengau ny terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata hanya. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang, huruf kelima dan terakhir kata datang, serta huruf kedelapan dan kesembilan kata sempoyongan.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal e, i, a, u, konsonan bersuara r, n, m, h, dan bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bercerita tentang sepucuk surat dari matahari”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata bercerita, serta huruf kedua pada kata tentang dan sepucuk. Bunyi vokal i terdapat pada huruf ketujuh kata bercerita, serta huruf terakhir pada kata dari dan matahari. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata bercerita, huruf kelima pada kata tentang, huruf keempat pada kata surat, huruf kedua pada kata dari, serta huruf kedua, keempat, dan keenam pada kata matahari. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat dan keenam kata sepucuk, serta huruf kedua pada kata surat. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga dan keenam kata bercerita, huruf ketiga pada kata surat dan dari, serta huruf ketujuh pada kata matahari. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata tentang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata matahari. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata matahari. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan ketuuh kata tentang.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, e, u, i, o, konsonan bersuara y, r, l, h, m, dan bunyi ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang berlabuh di meulaboh”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata yang, serta huruf kelima pada kata berlabuh dan meulaboh. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata berlabuh dan meulaboh. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata berlabuh dan huruf ketiga pada kata meulaboh. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal o terdapat pada huruf ketujuh kata meulaboh. Sementara bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berlabuh. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keempat kata berlabuh dan meulaboh. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata berlabuh dan meulaboh. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata meulaboh. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang.

4.1.3.2    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Surat dari Matahari  (lihat lampiran puisi 3), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara p dan g, seperti pada kutipan “pagi gugur”.
Bunyi konsonan p pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata pagi, dan konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata pagi dan huruf pertama dan ketiga kata gugur.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, p, k, dan b, seperti pada kutipan “matahari tampak kabur”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata matahari dan huruf pertama kata tampak, konsonan p terdapat pada huruf keempat kata tampak, konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata tampak  dan huruf pertama kata kabur, serta konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata kabur.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, s, k, dan t, sperti pada kutipan “disongsong keranda laut”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata disongsong dan huruf keenam kata keranda, konsonan s terdapat pada huruf ketiga dan ketujuh kata disongsong, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata keranda, serta konsonan t terdapat pada huruf keempat kata laut.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, b, d, t, dan j, seperti pada kutipan “anak-anak berdatangan manuju kubur”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf keempat kata anak-anak dan huruf pertama kata kubur, konsonan b terdapat pada huruf pertama  kata berdatangan dan huruf ketiga kata kubur, konsonan d terdapat pada huruf keempat kata berdatangan, konsonan t terdapat pada huruf keenam kata berdatangan, serta konsonan j terdapat pada huruf kelima kata menuju.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, k, s, p, dan d, seperti pada kutipan “tak sempat kuhantarkan doa-doa”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata tak huruf terakhir kata sempat dan huruf keenam kata kuhantarkan, konsonan k terdapat pada huruf pertama  kata kuhantarkan, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sempat, konsonan p terdapat pada huruf keempat kata sempat, serta konsonan d terdapat pada huruf pertama kata doa-doa.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, b, dan k, seperti pada kutipan “sebelum engkau”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata sebelum, konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata sebelum, serta konsonan k terdapat pada huruf ketiga kata engkau.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, k, dan t, seperti pada kutipan “melesak ke terminal tuhan”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata melesak, konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata melesak dan huruf pertama kata ke, serta konsonan t terdapat pada huruf pertama kata terminal dan tuhan.
-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, seperti pada kutipan “air mata langit”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata  mata dan huruf terakhir kata langit.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, g, s, j, b, dan p, seperti pada kutipan “dan gerimis yang jatuh bersuara parau”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata dan, konsonan g terdapat pada huruf pertama  kata gerimis, konsonan s terdapat pada huruf terakhir kata gerimis dan huruf keempat kata bersuara, konsonan j terdapat pada huruf pertama kata jatuh, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bersuara, serta konsonan p terdapat pada huruf pertama kata parau.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara g, s, dan b, seperti pada kutipan “mengguyur serambi ini”.
Bunyi konsonan g pada baris ini terdapat pada huruf kelima kata mengguyur, konsonan s terdapat pada huruf pertama  kata serambi, konsonan b terdapat pada huruf keenam kata serambi.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, g, dan b, seperti pada kutipan “yang tinggal batu-batu”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata tinggal dan huruf ketiga kata batu-batu, konsonan g terdapat pada huruf kelima  kata tinggal, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata batu-batu.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, s, b, j, dan p, seperti pada kutipan “dan sebiji peluru”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata dan, konsonan terdapat pada huruf sebiji, konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata sebiji, konsonan j terdapat pada huruf kelima  kata sebiji, serta konsonan p terdapat pada huruf pertama kata peluru.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara p dan b, seperti pada kutipan “pabila malam pulang”.
Bunyi konsonan p pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata pabila dan pulang, serta konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata pabila.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, t, s, dan p, seperti pada kutipan “hanya udara yang datang sempoyongan”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata udara dan huruf pertama kata datang, konsonan t terdapat pada huruf ketiga  kata datang, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sempoyongan, serta konsonan p terdapat pada huruf pertama kata sempoyongan.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, c, t, s, p, k, dan d, seperti pada kutipan “bercerita tentang sepucuk surat dari matahari”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata bercerita, konsonan c terdapat pada huruf keempat kata bercerita, huruf terakhir kata surat, dan huruf ketiga kata matahari, konsonan t terdapat pada huruf kedelapan kata bercerita, huruf pertama dan ketiga kata tentang, huruf terakhir kata surat, dan huruf ketiga kata matahari, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sepucuk dan surat, konsonan p terdapat pada huruf ketiga kata sepucuk, konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata sepucuk, serta konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dari.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara b dan d, seperti pada kutipan “yang berlabuh di meulaboh”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan keenam kata berlabuh dan huruf keenam kata meulaboh, serta konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di.

4.1.3.3    Onomatope
    Onomatope yang terdapat dalam sajak Surat dari Matahari  (lihat lampiran puisi 3), yaitu:
-    Bait Kedua
Baris kedua terdapat kata bersuara parau, seperti yang digaris bawahi pada kutipan “dan gerimis yang jatuh bersuara parau”. Kata onomatope bersuara parau pada kutipan tersebut adalah tiruan bunyi yang ditimbulkan oleh kata-kata yang mendahuluinya: “gerimis yang jatuh”. Kata bersuara parau ini mempertajam suasana yang tercipta pada baris tersebut. Dengan kehadiran kata-kata ini  suasana sedih yang diciptakan oleh penulis dapat dirasakan oleh pembaca ataupun penikmat puisi.

4.1.3.4    Aliterasi
        Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Surat dari Matahari  (lihat lampiran puisi 3), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat konsonan g yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pagi gugur”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan g. Bunyi konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata pagi, serta huruf pertama dan ketiga pada kata gugur. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “anak-anak berdatangan menuju kubur”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemakaian bunyi konsonan n. Bunyi konsonan n terdapat pada huruf kedua kata anak-anak, huruf terakhir pada kata berdatangan, serta huruf ketiga pada kata menuju. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan t yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tak sempat kuhantarkan doa-doa”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan t. Bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tak, huruf terakhir pada kata sempat, serta huruf keenam pada kata kuhantarkan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat konsonan t yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “air mata langit”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan t. Bunyi konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata mata dan huruf terakhir pada kata langit. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan gerimis yang jatuh bersuara parau”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemakaian bunyi konsonan r. Bunyi konsonan r terdapat pada huruf ketiga kata gerimis dan parau, serta huruf ketiga dan ketujuh kata bersuara. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan t yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang tinggal batu-batu”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan t, yaitu terdapat pada huruf pertama kata tinggal, serta huruf kedua pada kata batu-batu. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pabila malam pulang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf kalima kata pabila, serta huruf ketiga pada kata malam dan pulang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan t yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bercerita tentang sepucuk surat dari matahari”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemakaian bunyi konsonan t, yaitu terdapat pada huruf kedelapan pada kata bercerita, huruf pertama dan ketiga pada kata tentang, huruf terakhir pada kata surat, serta huruf ketiga pada kata matahari. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang berlabuh di meulaboh”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf pertama dan keenam pada kata berlabuh, serta  huruf keenam pada kata maulaboh. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

4.1.3.5    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Surat dari Matahari  (lihat lampiran puisi 3), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pagi gugur”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata gugur. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “matahari tampak kabur”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua, keempat, dan keenam kata matahari, huruf kedua dan kelima pada kata tampak, serta huruf kedua pada kata kabur. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “anak-anak berdatangan menuju kubur”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata anak-anak, serta huruf keempat, keenam, kesembilan pada kata berdatangan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tak sempat kuhantarkan doa-doa”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata tak, huruf kelima pada kata sempat, huruf keempat, ketujuh, dan kesepuluh pada kata kuhantarkan, serta huruf terakhir pada kata doa-doa. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal e secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sebelum engkau”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal e, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata sebelum, serta huruf pertama pada kata engkau. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemanfaatan bunyi vokal e secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “melesak ke terminal tuhan”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal e, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata melesak,  huruf terakhir pada kata ke, serta huruf kedua pada kata terminal. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.


-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “air mata langit”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata mata, serta huruf kedua pada kata langit. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan gerimis yang jatuh bersuara parau”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata “dan”, yang, jatuh, dan parau, serta huruf keenam dan terakhir pada kata bersuara.  Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mengguyur serambi ini”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata serambi, serta huruf pertama dan terakhir kata ini. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang tinggal batu-batu”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata yang dan batu-batu,  serta huruf keenam pada kata tinggal. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pabila malam pulang”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata pabila, huruf kedua dan keempat pada kata malam, serta huruf keempat pada kata pulang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “hanya udara yang datang sempoyongan”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata hanya, huruf ketiga dan terakhir pada kata udara, huruf kedua pada kata yang, huruf kedua dan keempat pada kata datang, serta huruf kesepuluh pada kata sempoyongan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bercerita tentang sepucuk surat dari matahari”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata bercerita, huruf kalima pada kata tentang, huruf keempat pada kata surat, huruf kedua pada kata dari, serta huruf kedua, keempat, dan keenam pada kata matahari. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang berlabuh di meulaboh”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata yang, serta huruf kelima pada kata berlabuh dan meulaboh. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
        Dalam puisi Surat Untuk Matahari didominasi oleh bunyi efoni, yaitu perpaduan antara bunyi a, i, u, e, o, ng, ny, r, m, h, n, dan l. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l, dan bunyi sengau ng dan ny menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi kakafoni k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaannya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
        Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dalam puisi ini menggambarkan suasana yang tidak bisa dibayangkan jika matahari benar-benar menyurati manusia, akan tetapi kreatifitas penulislah yang mengubah matahari sebagai kawan yang seolah menjadi akrab dan dekat seperti manusia. Puisi menggambarkan matahari sebagai penanda untuk memulai segala aktivitas manusia yang dominan berlangsung di siang hari. Akan tetapi akitifitas itu menjadi kesibukan yang terus menerus diutamakan dan mengubah manusia menjadi lupa diri akan alamat ujian Tuhan yang akan terjadi. Pada tahun 2004 silam tepatnya di Meulaboh (Aceh/Serambi Mekah), gelombang sunami datang secara tiba-tiba menyapu habis kota dan seisinya ketika manusia masih menjalankan aktivitas kehidupannya. Peritiwa itu termuat pada kutipan puisi:
“Pagi gugur
Matahari tampak kabur
Disongsong keranda laut
anak-anak berdatangan menuju kubur.
Taksempat kuhantarkan doa-doa
Sebelum engkau
Melesak ke terminal Tuhan.”
        Puisi ini masih berkisah tentang nasib manusia yang berakhir dengan kematian. Memberikan pemahaman untuk menghargai waktu dan rahmat Tuhan untuk selalu mengingat bahwa kematian itu akan ada.

4.1.4    Puisi Suatu Malam di Konawe
4.1.4.1 Efoni
    Bunyi Efoni yang terdapat dalam sajak Suatu Malam di Konawe  (lihat lampiran puisi 4), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, e dan konsonan bersuara l, n, m, seperti pada kutipan “jalan legam”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata jalan, serta huruf keempat pada kata legam. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata legam. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata jalan dan huruf pertama kata legam. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata jalan. Sedangkan bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf terakhir kata legam.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, o, a, u, i,  konsonan bersuara r, l, n, m, h, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “seseorang lalu lalang dan menghilang dalam kelam”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata seseorang, serta huruf kedua pada kata menghilang dan kelam. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kelima kata seseorang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketujuh kata seseorang, huruf kedua pada kata lalu dan “dan”, huruf kedua dan keempat kata lalang dan dalam, huruf kedelapan pada kata menghilang, serta huruf keempat pada kata kelam. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata lalu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keenam kata menghilang. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keenam kata seseorang. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kedua dan keempat kata lalu dan lalang, huruf ketujuh pada kata menghilang, serta huruf ketiga kata dalam dan kelam. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menghilang, serta huruf terakhir pada kata dalam dan kelam. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata menghilang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata seseorang, huruf kelima dan terakhir kata lalang, serta huruf ketiga dan keempat, juga huruf kesembilan dan terakhir pada kata menghilang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal u, a dan  konsonan bersuara h, n, r, seperti pada kutipan “hujan runtuh”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata hujan, serta huruf kedua dan keempat pada kata runtuh. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempet kata hujan. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hujan dan huruf terakhir pada kata runtuh. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata hujan dan huruf ketiga pada kata runtuh. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata runtuh.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal u, a dan konsonan bersuara r, seperti pada kutipan “suara guntur”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata suara, serta huruf kedua dan kelima pada kata guntur. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata suara. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata guntur.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal a, e, i, o, konsonan bersuara y, n, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “ada bayangan terdepak di trotoar”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata ada, huruf kedua, keempat, dan keenam pada kata bayangan, huruf ketujuh pada kata terdepak, serta huruf keenam pada kata trotoar. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan kelima kata terdepak. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal o terdapat pada huruf ketiga dan kelima kata trotoar. Sementara bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf ketiga kata bayangan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata bayangan. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata terdepak, huruf kedua dan terakhir pada kata trotoar. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam kata bayangan.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal o dan konsonan bersuara n, r, seperti pada kutipan “daun rontok”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata rontok. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata daun dan huruf ketigapada kata rontok. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rontok.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, u, e, dan konsonan bersuara l, m, h, r, n, y, seperti pada kutipan “kalamullah turun bersama ayat-ayat malam”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua, keempat, dan kesembilan kata kalamullah, huruf kelima dan terakhir pada kata bersama, huruf pertama dan ketiga pada kata ayat-ayat, serta huruf kedua dan keempat pada kata malam. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keenam kata kalamullah, serta huruf kedua dan keempat pada kata turun. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata bersama. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga, ketujuh, dan kedelapan kata kalamullah, serta huruf ketiga pada kata malam. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata kalamullah, huruf keenam pada kata bersama, serta huruf pertama dan terakhir pada kata malam. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata kalamullah. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata turun dan bersama. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata turun. Sedangkan bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf kedua kata ayat-ayat.
•    Baris kedua terdapat buyi vokal e, a, u, i, konsonan bersuara m, l, n, y, h, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “menggelantung di sayap-sayap dahan”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keenam kata menggelantung. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedelapan kata menggelantung, serta huruf kedua dan keempat pada kata sayap-sayap dan dahan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kesebelas kata menggelantung. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menggelantung. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketujuh kata menggelantung. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kesembilan kata menggelantung, dan huruf terakhir pada kata dahan. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf ketiga kata sayap-sayap. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata dahan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat, serta huruf kedua belas dan terakhir kata menggelantung.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal i, a, u, konsonan bersuara h, r, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “hinggap di pagar-pagar bambu”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata hinggap dan huruf terakhir pada kata di. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam kata hinggap, huruf kedua dan keempat pada kata pagar-pagar, serta huruf kedua pada kata bambu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata bambu. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hinggap. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata pagar-pagar. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata bambu. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata hinggap.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal i, a, u, konsonan bersuara l, n, r, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “lindap di ruang tamu”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata lindap dan huruf terakhir kata di. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima kata lindap, huruf ketiga pada kata ruang, serta huruf kedua pada kata tamu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kdua kata ruang dan huruf terakhir pada kata tamu. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata lindap. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata lindap. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata ruang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata tamu. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata ruang.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal a, e, u, i, konsonan bersuara n, r, l, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “dan terbang ke penjuru langit bumi”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan langit, serta huruf kelima pada kata terbang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata terbang dan penjuru, serta huruf terakhir pada kata ke. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata penjuru, serta huruf kedua pada kata bumi. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata langit dan huruf terakhir kata bumi. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata “dan” dan huruf ketiga pada kata penjuru. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata terbang dan huruf keenam pada kata penjuru. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata langit. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata bumi. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata terbang, serta huruf ketiga dan keempat kata langit.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal a, i, u dan konsonan bersuara m, l, seperti pada kutipan “malam itu”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata malam. Bunyi vokal i terdapat pada huruf pertama kata itu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata itu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata malam. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata malam.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, e, konsonan bersuara l, n, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “jalan regang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata jalan, serta huruf keempat pada kata regang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata regang. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata jalan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata jalan. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata regang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata regang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, a, u, konsonan bersuara l, w, h, m, r, y,  dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “lewat tengah malam mercury padam”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata lewat, tengah, dan mercury. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata lewat, huruf kelima pada kata tengah, serta huruf kedua dan keempat pada kata malam dan padam. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima kata mercury. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata lewat dan huruf terakhir pada kata malam. Bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf ketiga kata lewat. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata tengah. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata malam, huruf pertama pada kata mercury, serta huruf terakhir pada kata padam. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga dan keenam kata mercury. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf terakhir kata mercury. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata tengah.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal u, i, e, a dan konsonan bersuara m, l, n, seperti pada kutipan “bumi lautan cekam”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bumi. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata bumi. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata cekam. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima kata lautan dan huruf keempat pada kata cekam. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata bumi dan huruf terakhir pada kata cekam. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata lautan. Sedangkan bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata lautan.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal u, a, e, i, konsonan bersuara h, n, m, l, r, serta bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “tuhan melanglang pada gemericik dedaunan”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tuhan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata tuhan, huruf keempat dan kedelapan pada kata melanglang, huruf kedua dan keempat pada kata “pada”, serta huruf ketujuh pada kata dedaunan. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata melanglang dan dedaunan, serta huruf kedua dan keempat pada kata gemericik. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keenam dan kedelapan kata gemericik. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata tuhan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata tuhan, serta huruf keenam dan terakhir kata dedaunan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata melanglang dan huruf ketiga pada kata gemericik. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga dan ketujuh kata melanglang. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata gemericik. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam, serta huruf kesembilan dan terakhir kata melanglang.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, a, i, u, o, konsonan bersuara r, z, h, m, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “terdengar zikir berguruh di rerimbun pepohonan”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata terdengar, serta huruf kedua pada kata berguruh, rerimbun dan pepohonan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedelapan pada kata terdengar dan pepohonan. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua dan keempat kata zikir, huruf terakhir pada kata di, serta huruf kedua pada kata rimbun. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima dan ktujuh kata berguruh, serta huruf kelima pada kata rerimbun. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat dan keenam kata pepohonan. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata terdengar, huruf terakhir pada kata zikir, huruf ketiga dan keenam pada kata berguruh, serta huruf pertama dan ketiga pada kata rerimbun. Bunyi konsonan bersuara z terdapat pada huruf pertama kata zikir. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata berguruh dan huruf kelima pada kata pepohonan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata rimbun. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata rerimbun, serta huruf ketujuh dan terakhir pada kata pepohonan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan ketujuh kata terdengar.

4.1.4.3    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Suatu Malam di Konawe (lihat lampiran puisi 4), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara j dan g, seperti pada kutipan “jalan legam”.
Bunyi konsonan j pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata jalan, dan konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata legam.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, d, dan k, seperti pada kutipan “seseorang lalu lalang dan menghilang dalam kelam”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata seseorang, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata “dan” dan dalam, serta konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kelam.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara j dan t, seperti pada kutipan “hujan runtuh”.
Bunyi konsonan j pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata hujan, dan konsonan t terdapat pada huruf keempat kata runtuh.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, g, dan t, seperti pada kutipan “suara guntur”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf pertama suara, konsonan g terdapat pada huruf pertama kata guntur, dan konsonan t terdapat pada huruf keempat kata guntur.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, b, t, p, dan k, seperti pada kutipan “ada bayangan terdepak di trotoar”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata ada dan huruf keempat kata terdepak, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bayangan, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata terdepak dan huruf pertama dan keempat kata trotoar, konsonan p terdapat pada huruf keenam kata terdepak, serta konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata terdepak.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, t, dan k, seperti pada kutipan “daun rontok”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata daun, konsonan t terdapat pada huruf keempat kata rontok, konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata rontok.



-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, b, dan s, seperti pada kutipan “kalamullah turun bersama ayat-ayat malam”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata kalamullah, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata turun dan huruf terakhir kata ayat, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bersama, serta konsonan s terdapat pada huruf keempat kata bersama.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara g, t, d, s, dan p, seperti pada kutipan “menggelantung di sayap-sayap dahan”.
Bunyi konsonan g pada baris ini terdapat pada huruf kelima kata menggelantung, konsonan t terdapat pada huruf kesepuluh kata mengelantung, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di dan dahan, konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sayap-sayap, serta konsonan p terdapat pada huruf terakhir kata sayap-sayap.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara g, p, d, dan b, seperti pada kutipan “hinggap di pagar-pagar bambu”.
Bunyi konsonan g pada baris ini terdapat pada huruf kelima kata hinggap dan huruf ketiga kata pagar-pagar, konsonan p terdapat pada huruf akhir kata hinggap dan huruf pertama kata pagar-pagar, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di, serta konsonan b terdapat pada huruf pertama dan keempat kata bambu.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, p, dan t, seperti pada kutipan “lindap di ruang tamu”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf keempat kata lindap dan huruf pertama kata di, konsonan p terdapat pada huruf terakhir kata lindap, serta konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tamu.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, b, k, p, dan j, seperti pada kutipan “dan terbang ke penjuru langit bumi”.
Bunyi konsonan d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata dan, konsonan b terdapat pada huruf keempat kata terbang dan huruf pertama kata bumi, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke, konsonan p terdapat pada huruf pertama kata penjuru, serta konsonan j terdapat pada huruf keempat penjuru.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, seperti pada kutipan “malam itu”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata itu.
-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara j dan g, seperti pada kutipan “jalan regang”.
Bunyi konsonan j pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata jalan, dan konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata regang.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, c, p, dan d, seperti pada kutipan “lewat tengah malam mercury padam”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata lewat dan huruf pertama kata tengah, konsonan c terdapat pada huruf keempat kata mercury, konsonan p terdapat pada huruf pertama kata padam, serta konsonan d terdapat pada huruf ketiga padam.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, t, c dan k, seperti pada kutipan “bumi lautan cekam”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata bumi, konsonan t terdapat pada huruf keempat kata lautan, konsonan c terdapat pada huruf pertama kata cekam, serta konsonan k terdapat pada huruf ketiga cekam.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, p, d, g, c, dan k, seperti pada kutipan “tuhan melanglang pada gemericik dedaunan”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata tuhan, konsonan p terdapat pada huruf pertama kata pada, konsonan d terdapat pada huruf ketiga kata pada dan huruf pertama dan ketiga kata dedaunan, konsonan c terdapat pada huruf ketujuh kata gemericik, serta konsonan k terdapat pada huruf terakhir gemericik.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, d, k, b, g, dan p, seperti pada kutipan “terdengar zikir berguruh di rerimbun pepohonan”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata terdengar, konsonan d terdapat pada huruf keempat kata terdengar dan huruf pertama kata di, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata berguruh dan huruf keenam kata rerimbun, konsonan g terdapat pada huruf keempat kata berguruh, serta konsonan p terdapat pada huruf pertama pepohonan.

4.1.4.4    Onomatope
    Onomatope yang terdapat dalam sajak Suatu Malam di Konawe (lihat lampiran puisi 4), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris kedua terdapat kata runtuh, seperti pada kutipan “hujan runtuh”.
Kata onomatope runtuh pada kutipan tersebut adalah tiruan bunyi yang ditimbulkan oleh kata yang mendahuluinya: “hujan”. Runtuh adalah kata keadaan. Dalam konteks ini tugasnya membangun suasana baris itu secara keseluruhan dan juga berfungsi sebagai lambang rasa, sehingga pembaca dapat membayangkan suasana yang digambarkan pada baris tersebut.
•    Baris ketiga terdapat kata guntur, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “suara guntur”.
Kata onomatope Guntur pada kutipan tersebut adalah tiruan bunyi yang ditimbulkan oleh kata yang mendahuluinya: “suara”. Guntur  adalah kata keadaan. Dalam konteks ini tugasnya membangun suasana baris itu secara keseluruhan dan juga berfungsi sebagai lambang rasa, sehingga pembaca dapat membayangkan suasana yang digambarkan pada baris tersebut.

-    Bait Ketiga
•    Baris ketiga terdapat kata gemericik, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tuhan melanglang pada gemericik dedaunan”.
Kata onomatope gemericik pada kutipan tersebut adalah tiruan bunyi yang ditimbulakan oleh kata yang mengikutinya: “dedaunan”. Gemericik adalah kata keadaan. Dalam konteks ini tugasnya adalah membangun atau mempertajam suasana yang diciptakan pada baris itu secara keseluruhan. Selain itu kata gemericik juga berfungsi sebagai lambang rasa yang memungkinkan penikmat sajak ikut terbawa kedalam suasana yang diciptakan oleh penyair.
•    Baris keempat terdapat kata berguruh, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “terdengar zikir berguruh di rimbun pepohonan”.
Kata onomtope berguruh pada kutipan tersebut adalahtiruan bunyi yang ditimbulkan oleh kata yang mendahuluinya: “zikir”. Berguruh adalah kata keadaan. Dalam konteks ini tugasnya adalah membangun atau mempertajam suasana yang diciptakan pada baris itu secara keseluruhan. Selain itu kata berguruh juga berfungsi sebagai lambang rasa yang memungkinkan penikmat sajak ikut terbawa kedalam suasana yang diciptakan oleh penyair.

4.1.4.5    Aliterasi
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Suatu Malam di Konawe (lihat lampiran puisi 4), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jalan legam”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata jalan dan huruf pertama pada kata legam. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “seseorang lalu lalang dan menghilang dalam kelam”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemakaian bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lalu dan lalang, huruf katujuh pada kata menghilang, serta huruf ketiga pada kata dalam dan kelam. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “suara guntur”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf keempat kata suara dan huruf terakhir pada kata guntur. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “daun rontok”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan n, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata daun dan huruf ketiga pada kata rontok. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.



-    Bait Kedua
•    Baris ketiga terdapat konsonan p yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “hinggap di pagar-pagar bambu”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemakaian bunyi konsonan p, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata hinggap, serta huruf pertama pada kata pagar-pagar. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “malam itu”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata malam. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris kedua terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lewat tengah malam mercury padam”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemakaian bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata malam, huruf pertama pada kata mercury, serta huruf terakhir pada kata padam. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bumi lautan cekam”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata bumi dan huruf terakhir pada kata cekam. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “terdengar zikir berguruh di rerimbun pepohonan”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemakaian bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata terdengar, huruf terakhir pada kata zikir, huruf ketiga dan keenam pada kata berguruh, serta huruf pertama dan ketiga pada kata rerimbun. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.

4.1.4.6    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Suatu Malam di Konawe (lihat lampiran puisi 4), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama pemanfaatan terdapat bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jalan legam”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata jalan, serta huruf keempat pada kata legam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “seseorang lalu lalang dan menghilang dalam kelam”.
Pada baris ini terdapat sembilan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketujuh kata seseorang, huruf kedua kata lalu dan “dan”,  huruf kedua dan keempat pada kata lalang dan dalam, huruf kedelapan pada kata menghilang, serta huruf keempat pada kata kelam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sembilan kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “hujan runtuh”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf kedua kata hujan, serta huruf kedua dan kelima pada kata runtuh. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “suara guntur”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf kedua kata suara, serta huruf kedua dan kelima guntur. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ada bayangan terdepak di trotoar”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata ada, huruf kedua, keempat, dan ketujuh  kata bayangan, huruf ketujuh pada kata terdepak, serta huruf keenam pada kata trotoar. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal o secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “daun rontok”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal o, yaitu terdapat pada huruf kedua dan kelima kata rontok. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kalamullah turun bersama ayat-ayat malam”.
Pada baris ini terdapat sebelas kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua, keempat, dan kesembilan kata kalamullah, huruf kelima dan terakhir pada kata bersama, huruf pertama dan ketiga pada kata ayat-ayat, serta huruf kedua dan keempat pada kata malam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sebelas kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menggelantung di sayap-sayap dahan”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, terdapat pada huruf kedelapan kata menggelantung, serta huruf kedua dan keempat pada kata sayap-sayap dan dahan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “hinggap di pagar-pagar bambu”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, terdapat pada huruf keenam kata hinggap, huruf kedua dan keempat pada kata pagar-pagar, serta huruf kedua pada kata bambu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lindap di ruang tamu”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima kata lindap, huruf ketiga pada kata ruang, serta huruf kedua kata tamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “malam itu”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata malam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jalan regang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata jalan, serta huruf keempat kata regang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lewat tengah malam mercury padam”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata lewat, huruf kelima kata tengah, serta huruf kedua dan keempat kata malam dan padam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bumi lautan cekam”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima kata lautan dan huruf keempat kata cekam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tuhan melanglang pada gemericik dedaunan”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata tuhan, huruf keempat dan kedelapan kata melanglang, huruf kedua dan terakhir kata pada, serta huruf ketuuh kata dedaunan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal e secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “terdengar zikir berguruh di rerimbun pepohonan”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal e, yaitu terdapat pada huruf kedua dan kelima kata terdengar, serta huruf kedua kata berguruh, rerimbun, dan pepohonan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
    Dalam puisi Suatu Malam di Konawe didominasi oleh bunyi efoni, yaitu perpaduan antara bunyi vokal a, i, u, e, o, bunyi sengau ng, serta konsonan bersuara r, m, h, n, l dan w. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l ,w, serta bunyi sengau ng menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan. Karena menggambarkan perasaan yang demikian.
     Dari seluruh barisan puisi ini, setelah memilah dan membaca barisan-barisan khusus diantaranya: kalamullah turun bersama ayat-ayat malam, menggelantung di sayap-sayap dahan, Tuhan melanglang pada gemericik dedaunan, terdengar zikir berguruh di rimbun pepohonan. Ada sebuah pertanyaan yang muncul, mengapa hanya reranting dan rimbun pepohonan yang disinggahi oleh ilham suci dari tuhan. Barangkali sifat terpuji sangatlah jarang ditemukan pada kehidupan masa kini pada manusia. Itulah sebabnya kesaksian itu mencipta sebuah makna bahwa tidak ada sedikit pun manusia menyadari betapa besarnya anugrah Tuhan yang diberikan, hanya tumbuh-tumbuhan yang bersedia dihinggapi ilham terbaik yang selalu saja menerima kehidupan apa adanya walau teraniaya oleh kehidupan itu sendiri.

4.1.5    Puisi Rindu Merebus Sembahyang
4.1.5.1 Efoni
    Bunyi efoni yang terdapat dalam sajak Rindu Merebus Sembahyang (lihat lampiran puisi 5), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan tak bersuara l, r, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “laut lenggang. karang diam”
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata lenggang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam kata lenggang, huruf kedua dan keempat pada kata karang, serta huruf ketigah pada kata diam. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata diam. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata laut dan lenggang. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata karang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf terakhir kata diam. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat, juga huruf ketujuh dan terakhir kata lenggang, serta huruf kelima dan terakhir kata karang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal o, a, e, i, u, konsonan bersuara m, h, n, r, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “ombak hentikan buih-buihnya bercumbu di tepian”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata ombak. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata ombak, huruf ketujuh pada kata hentikan, huruf kterakhir pada kata buih-buihnya, serta huruf kelima pada kata tepian. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata hentikan, bercumbu, dan tepian. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata hentikan, huruf ketiga pada kata buih-buihnya, huruf terakhir pada kata di, serta huruf keempat pada kata tepian. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata buih-buihnya, serta huruf kelima dan terakhir pada kata bercumbu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kedua kata ombak dan huruf keenam pada kata bercumbu. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hentikan dan huruf keempat pada kata buih-buihnya. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata hentikan dan huruf terakhir pada kata tepian. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata bercumbu. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf kelima dan keenam kata buih-buihnya.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal u, e, a, i dan konsonan bersuara n, r, h, y, z, f, seperti pada kutipan “nun, perahu bersayap zikir, tafakur”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata nun, huruf terakhir pada kata perahu, serta huruf keenam pada kata tafakur. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata perahu dan bersayap. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata perahu, huruf keempat dan keenam pada kata bersayap, serta huruf kedua dan keempat pada kata tafakur. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua dan keempat kata zikir. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata nun. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata peahu dan bersayap, serta huruf terakhir pada kata zikir. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata perahu. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf keenam kata bersayap. Bunyi konsonan bersuara z terdapat pada huruf pertama kata zikir. Sedangkan bunyi konsonan bersuara f terdapat pada huruf ketiga kata tafakur.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, i, a, u, konsonan bersuara m, h, n, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “menghikmati ikan-ikan pulang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata menghikmati. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata menghikmati, serta huruf pertama pada kata ikan-ikan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kesembilan kata menhikmati, huruf ketiga kata ikan-ikan, serta huruf keempat pada kata pulang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata pulang. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan kedelapan kata menghikmati. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata menghikmati. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata ikan-ikan. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata pulang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketig dan keempat kata menghikamati.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, a, i, u, konsonan bersuara m, r, n, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “jemari-jemari angin bergelantungan di urat-urat bakau”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata jemari-jemari, huruf kedua dan kelima pada kata bergelantungan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata jemari-jemari, huruf pertama pada kata angin, huruf ketujuh dan ketiga belas pada kata bergelantungan, huruf ketiga pada kata urat-urat, serta huruf kedua pada kata bakau. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata jemari-jemari dan “di”, serta huruf keempat pada kata angin. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kesepuluh kata bergelantungan, serta huruf pertama pada kata urat-urat. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata jemari-jemari. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata jemari-jemari dan huruf kedua pada kata urat-urat. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata angin, huruf kedelapan dan terakhir pada kata bergelantungan. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata bergelantungan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata angin, serta huruf kesebelas dan kedua belas kata bergelantungan.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, u, a, e dan konsonan bersuara r, m, l seperti pada kutipan “cis-cis butir air menyelam ke karam”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata cis-cis dan air, serta huruf keempat pada kata butir. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata butir. Bunyi vokal a terdapat pada huruf pertama kata air, huruf ketujuh pada kata menyelam, serta huruf kedua dan keempat pada kata karam. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan kelima kata menyelam, serta huruf terakhir pada kata ke. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata butir dan air, serta huruf ketiga pada kata karam. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata menyelam, serta  huruf terakhir pada kata karam. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata menyelam.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, u, i, e, konsonan bersuara h, r, m, y dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “jatuh dari camar yang terbang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata jatuh, dari, dan “yang”, huruf kedua dan keempat pada kata camar, serta huruf kelima pada kata terbang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata jatuh. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata dari. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata terbang. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata jatuh. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata dari terbang, serta huruf terakhir pada kata camar. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata camar. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang, serta huruf keenam dan terakhir kata  terbang.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, i, u, e, konsonan bersuara h, y, m, l, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “tak ada kasidah hujan yang tak biasa mengelana”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tak dan yang, huruf pertama dan terakhir pada kata ada, huruf kedua dan keenam pada kata kasidah, huruf keempat pada kata hujan, huruf ketiga dan terakhir pada kata biasa, serta huruf ketujuh dan terakhir  pada kata mengelana. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata kasidah dan huruf kedua pada kata biasa. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedau kata hujan. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan kelima kata mengelana. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata kasidah dan huruf pertama pada kata hujan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata hujan dan huruf kedelapan pada kata mengelana. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mengelana. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata mengelana. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang, serta huruf ketiga dan keempat kata mengelana.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal a, i, e, o, konsonan bersuara r, h, l, m dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “pada birahi-birahi gelombang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata pada, huruf keempat pada kata birahi-birahi, serta huruf ketujuh pada kata gelombang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata birahi-birahi. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata gelombang. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat kata gelombang. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata birahi-birahi. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata birahi-birahi. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keketiga kata gelombang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata gelombang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, i, konsonan bersuara n, h, m, y, r dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “dan anak-anak hitam, ayah-ayah karang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata dan, huruf pertama dan ketiga pada kata anak-anak dan ayah-ayah, huruf keempat pada kata hitam, serta huruf kedua dan keempat pada kata karang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata hitam. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata “dan” dan huruf kedua pada kata anak-anak. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hitam dan huruf terakhir pada kata ayah-ayah. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf terakhir kata hitam. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada  huruf kedua kata ayah-ayah. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata karang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata karang.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, i, u, a, konsonan bersuara r, l, n, m, h, y, dan bunyi sengau ng,  seperti pada kutipan “berlibur di ranjang berselimutkan gerimis cahaya”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata berlibur dan gerimis, serta huruf kedua dan kelima pada kata berselimutkan. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata berlibur, huruf terakhir pada kata di, huruf ketujuh pada kata berselimutkan, serta huruf keempat dan keenam pada kata gerimis. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata berlibur dan huruf kesembilan pada kata berselimutkan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua dan kelima kata ranjang, huruf kedua belas pada kata berselimutkan serta huruf kedua, keempat, dan terakhir pada kata cahaya. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berlibur, berselimutkan, dan gerimis, serta huruf pertama pada kata ranjang. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keempat kata berlibur dan huruf keenam pada kata berselimutkan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata ranjang dan huruf terakhir pada kata berselimutkan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kedelapan kata berselimutkan dan huruf kelima pada kata gerimis. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata cahaya. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf kelima kata cahaya. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata ranjang.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal a, e, u, i, o, konsonan bersuara y, m, n, l, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “yang menembus dinding lontar”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata yang dan huruf kelima pada kata lontar. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan keempat kata menembus. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata menembus. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua dan kelima kata dinding. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua kata lontar. Sementara bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan kelima kata menembus. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata menembus , dinding dan lontar. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata lontar. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata lontar. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang, serta huruf keenam dan terakhir kata dinding.

-    Bait Keempat
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, e, i, dan konsonan bersuara w, h seperti pada kutipan “wahai kekasih”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata wahai dan huruf keempat pada kata kekasih. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata kekasih. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keenam kata kekasih. Sementara bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf pertama kata wahai. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata wahai dan huruf terakhir pada kata kekasih.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, u, e, a, konsonan bersuara r, n, m, h, y, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “rindu merebus sembahyang dan tualang”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata rindu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata rindu, huruf keenam pada kata merebus, serta huruf kedua pada kata tualang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan keempat kata merebus dan huruf kedua pada kata sembahyang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima dan kedelapan kata sembahyang, huruf kedua pada kata dan, serta huruf ketiga dan kelima pada kata tualang. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rindu dan huruf ketiga pada kata merebus. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata rindu dan huruf terakhir pada kata dan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata merebus dan huruf ketiga pada kata sembahyang. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf keenam kata sembahyang. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf ketujuh kata sembahyang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kesembilan dan terakhir kata sembahyang, serta huruf keenam dan terakhir kata tualang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal e, a, i, u, konsonan bersuara m, n, l, h, y, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “menjelma bianglala dan cahaya lila yang cebur ke air”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata menjelma, huruf kedua pada kata cebur, serta huruf terakhir pada kata ke. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata menjelma, huruf ketiga, katujuh, dan terakhir pada kata bianglala, huruf kesdua kata “dan” dan yang, huruf kedua, keempat dan terakhir pada kata cahaya, serta huruf terakhir pada kata lila. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata bianglala dan lila. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata cebur. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketujuh kata menjelma. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata menjelma dan huruf terakhir pada kata dan. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata menjelma, huruf keenam dan kedelapan pada kata bianglala, serta huruf pertama dan ketiga pada kata lila. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata cahaya. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf kelima kata cahaya. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata cebur dan air. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keempat dan kelima kata bianglala.


-    Bait Kelima
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, a, konsonan bersuara l, dan unyi sengau ng, seperti pada kutipan “laut lenggang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata lenggang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam kata lenggang. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata laut dan lenggang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat, serta huruf ketujuh dan terakhir kata lenggang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, u, a, e, o dan konsonan bersuara r, n, l, seperti pada kutipan “rindu dan galau bergelora”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata rindu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata rindu. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan galau, serta huruf terakhir pada kata bergelora. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan kelima kata bergelora. Bunyi vokal o terdapat pada huruf ketujuh kata bergelora. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rindu, serta huruf ketiga dan kedelapan pada kata bergelora. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata rindu dan huruf terakhir pada kata dan. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata galau dan huruf keenam pada kata bergelora.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal e, u, a, o, i, konsonan bersuara m, l, n dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “seumpama gelombang ini”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata seumpama dan gelombang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketiga kata seumpama. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam dan terakhir pada kata seumpama, serta huruf ketujuh pada kata gelombang. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat kata gelombang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata ini. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat dan ketujuh kata seumpama, serta huruf kelima pada kata gelombang. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata gelombang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kedua kata ini. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata gelombang.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, u, i, a, konsonan bersuara m, r, l, w, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “memburuMu ke langit ke cakrawala”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata memburuMu dan huruf terakhir pada kata ke. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima, ketujuh, dan terakhir kata memburuMu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata langi. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata langit, serta huruf kedua, kelima, ketujuh, dan terakhir pada kata cakrawala. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama, ketiga dan kedelapan kata memburumu. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keenam kata memburuMu dan huruf keempat pada kata cakrawala. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata langit dan huruf kedelapan pada kata cakrawala. Bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf keenam kata cakrawala. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata langit.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal i, a dan konsonan bersuara r, seperti pada kutipan “tiada kira”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tiada dan kira. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata tiada dan huruf terakhir pada kata kira. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata kira.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal i, u, a dan konsonan bersuara z, r, seperti pada kutipan “zikirku, takbirku”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata zikirku, serta huruf kelima pada kata takbirku. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata zikirku dan takbirku. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata takbirku. Sementara bunyi konsonan bersuara z terdapat pada huruf pertama kata zikirku. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata zikirku dan huruf keenam pada kata takbirku.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan bersuara m, r, y,  dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “mereka-reka Engkau yang tak terkira”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata mereka-reka, huruf pertama pada kata Engkau, serta huruf kedua pada kata terkira. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata mereka-reka, huruf kedua pada kata yang dan tak, serta huruf terakhir pada kata terkira. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata terkira. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mereka-reka. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata mereka-reka, serta huruf ketiga dan keenam pada kata terkira. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata Engkau, serta huruf ketiga dan terakhir kata yang.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi vokal e, a, i, o, konsonan bersuara m, n, r, h, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “sementara tasbih mencair bersama gelombang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata sementara, serta huruf kedua pada kata mencair, bersama, dan gelombang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketujuh dan terakhir  kata sementara, serta huruf kedua pada kata tasbih. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata tasbih. Bunyi vokal o terapat pada huruf keempat kata gelombang. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata sementara, huruf pertama pada kata mencair, huruf keenam pada kata bersama, serta huruf kelima pada kata gelombang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kelima kata sementara, serta huruf ketiga pada kata mencair. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kedelapan kata sementara, huruf terakhir pada kata mencair, dan huruf ketiga pada kata bersama. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata tasbih. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata gelombang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata gelombang.

4.1.5.1    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Rindu Merebus Sembahyang  (lihat lampiran puisi 5), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, g, k, dan d, seperti pada kutipan “laut lenggang. karang diam”.
Bunyi konsonan t pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata laut, konsonan g terdapat pada huruf kelima kata lenggang, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata karang, serta konsonan d terdapat pada huruf pertama diam.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, c, t, d, dan p, seperti pada kutipan “ombak hentikan buih-buihnya bercumbu di tepian”.
Bunyi konsonan b pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata ombak, huruf pertama kata buih-buihnya, dan huruf pertama dan ketujuh kata bercumbu, konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata ombak dan huruf keenam kata hentikan, konsonan c terdapat pada huruf keempat kata bercumbu, konsonan t terdapat pada huruf keempat kata hentikan dan huruf pertama kata tepian, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di, serta konsonan p terdapat pada huruf ketiga kata penjuru.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara p, b, s, t, dan k, seperti pada kutipan “nun, perahu bersayap zikir, tafakur”.
Bunyi konsonan p pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata perahu, dan huruf terakhir pada kata bersayap, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bersayap, konsonan s terdapat pada huruf keempat kata bersayap, konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tafakur. Sedangkan konsonan k terdapat pada huruf ketiga pada kata zikir dan pada huruf kelima kata tafakur.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, dan p, seperti pada kutipan “menghikmati ikan-ikan pulang”.
Bunyi konsonan k pada baris ini terdapat pada huruf ketujuh kata menghikmati, dan huruf kedua pada kata ikan-ikan, konsonan t terdapat pada huruf kesepuluh kata menghikmati, konsonan p terdapat pada huruf pertama kata pulang.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara J, b, g, t, d, dan k, seperti pada kutipan “jemari-jemari angin bergelantungan di urat-urat bakau”.
Bunyi konsonan j pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata jemari-jemari, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bergelantungan dan kata bakau, konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata angina dan huruf keempat serta huruf kedua belas kata bergelantungan. Konsonan t terdapat pada huruf kesembilan kata bergelantungan, dan huruf terakhir pada kata urat-urat. Konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di. Sedangkan konsonan k terdapat pada huruf ketiga kata bakau.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara c, s, b, t, dan k, seperti pada kutipan “cis-cis butir air menyelam ke karam”.
Bunyi konsonan c pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata cis-cis, konsonan s terdapat pada huruf terakhir kata cis-cis, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata butir. Konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata butir. Sedangkan konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke dan karam.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, t, d, c dan b, seperti pada kutipan “jatuh dari camar yang terbang”.
Bunyi konsonan j pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata jatuh, konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata jatuh dan huruf pertama pada kata terbang, konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dari. Sedangkan konsonan c terdapat pada huruf pertama kata camar. Konsonan b terdapat pada huruf keempat kata terbang.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, k, d, s, dan  j, seperti pada kutipan “tak ada kasidah hujan yang tak biasa mengelana”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tak, konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata tak dan huruf pertama pada kata kasidah. konsonan d terdapat pada huruf kedua kata ada dan huruf kelima kata kasidah. Konsonan s terdapat pada huruf ketiga kata kasidah dan huruf keempat kata biasa. Konsonan j terdapat pada huruf ketiga kata hujan.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara p, d, b, dan g, seperti pada kutipan “pada birahi-birahi gelombang”.
Bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata pada, konsonan d terdapat pada huruf ketiga kata pada, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata birahi-birahi. Sedangkan konsonan g terdapat pada huruf pertama kata geleombang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, k, dan t, seperti pada kutipan “dan anak-anak hitam, ayah-ayah karang”.
Bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dan, konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata anak-anak dan huruf pertama kata karang. Konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata hitam. 
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, d, j, s, t, k, g, dan c seperti pada kutipan “berlibur di ranjang berselimutkan gerimis cahaya”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf pertama kata berlibur dan kata berselimutkan dan pada huruf keenam kata berlibur. Konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di. Konsonan j terdapat pada huruf keempat kata ranjang.  Sedangkan konsonan s terdapat pada huruf keempat kata berselimutkan, konsonan t terdapat pada huruf kesepuluh kata berselimutkan, konsonan k terdapat pada huruf kesebelas kata berselimutkan, dan konsonan g terdapat pada huruf pertama kata gerimis.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, s, d, dan t, seperti pada kutipan “yang menembus dinding lontar”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf keenam kata menembus, konsonan s terdapat pada huruf terakhir kata menembus, konsonan d terdapat pada huruf pertama dan keempat kata dinding.  Sedangkan konsonan t terdapat pada huruf keempat kata lontar. 

-    Bait Keempat
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara k dan s, seperti pada kutipan “wahai kekasih”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama dan huruf ketiga kata kekasih, dan konsonan s terdapat pada huruf kelima kata kekasih. 
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, b, s, dan t, seperti pada kutipan “rindu merebus sembahyang dan tualang”.
Bunyi konsonan d terdapat pada huruf keempat kata rindu, konsonan b terdapat pada huruf kelima kata merebus dan huruf keempat kata sembahyang. Konsonan s terdapat pada huruf terakhir kata merebus dan huruf pertama kata sembahyang.  Konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tualang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, b, d, c dan k, seperti pada kutipan “menjelma bianglala dan cahaya lila yang cebur ke air”.
Bunyi konsonan j terdapat pada huruf keempat kata menjelma, konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bianglala, Konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dan, konsonan c terdapat pada huruf pertama kata cebur. Sedangkan konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke.

-    Bait Kelima
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara t dan g, seperti pada kutipan “laut lenggang”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata laut, dan konsonan g terdapat pada huruf kelima kata lenggang. 
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, g, dan b, seperti pada kutipan “rindu dan galau bergelora”.
Bunyi konsonan d terdapat pada huruf keempat kata rindu, konsonan g terdapat pada huruf pertama kata galau dan huruf keempat kata bergelora. 
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, p dan g, seperti pada kutipan “seumpama gelombang ini”.
Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata seumpama, konsonan p terdapat pada huruf kelima kata seumpama. Sedangkan konsonan g  terdapat pada huruf pertama kata geleombang.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, t, dan c seperti pada kutipan “memburuMu ke langit ke cakrawala”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf keempat kata memburuMu, konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke dan huruf ketiga kata cakrawala. Konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata langit, dan konsonan c terdapat pada huruf pertama kata cakrawala.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, d, dan k, seperti pada kutipan “tiada kira”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tiada, konsonan d terdapat pada huruf keempat kata tiada, dan konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kira.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, dan b, seperti pada kutipan “zikirku, takbirku”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf ketiga dan keenam kata zikirku serta huruf ketiga dan ketujuh kata takbirku. Konsonan t terdapat pada huruf pertama kata takbirku. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf keempat kata takbirku.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara k dan t, seperti pada kutipan “mereka-reka Engkau yang tak terkira”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf kelima dan ketiga kata mereka-reka, huruf keempat kata engkau, dan huruf terakhir kata tak serta huruf keempat pada kata terkira. Konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tak. 
•    Baris kedelapan terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, t, b, c, dan g, seperti pada kutipan “sementara tasbih mencair bersama gelombang”.
Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sementara dan huruf ketiga pada kata tasbih, serta huruf keempat kata bersama. Konsonan t terdapat pada huruf keenam kata sementara dan huruf pertama pada kata tasbih. Sementara bunyi konsonan b terdapat pada huruf keempat kata tasbih, huruf pertama kata bersama, dan huruf keenam kata gelombang. Bunyi konsonan c terdapat pada huruf keempat kata mencair. Sedangkan konsonan g terdapat pada huruf pertama kata gelombang.

4.1.5.4    Aliterasi
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Rindu Merebus Sembahyang  (lihat lampiran puisi 5), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “laut lenggang. karang diam”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemakaian bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf pertama kata laut dan lenggang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ombak hentikan buih-buihnya bercumbu di tepian”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemakaian bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata ombak, huruf pertama kata buih-buihnya, serta huruf pertama dan ketujuh pada kata bercumbu. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “nun, perahu bersayap zikir, tafakur”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata perahu dan bersayap, serta huruf terakhir pada kata zikir dan tafakur. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menghikmati ikan-ikan pulang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan k. Bunyi konsonan k terdapat pada huruf ketujuh kata menghikmati, serta huruf kedua pada kata ikan-ikan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jemari-jemari angin bergelantungan di urat-urat bakau”.
Pada baris ini terdapat lima kali penggenan bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf kelima kata jemari-jemari, huruf ketiga pada kata bergelantungan, serta huruf kedua pada kata urat-urat. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jatuh dari camar yang terbang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan r, yaitu terdapat  terdapat pada huruf ketiga kata dari dan terbang, serta huruf terakhir pada kata camar. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tak ada kasidah hujan yang tak biasa mengelana”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata tak dan huruf pertama pada kata kasidah. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pada birahi-birahi gelombang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf pertama kata birahi-birahi, serta huruf keenam pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “berlibur di ranjang berselimutkan gerimis cahaya”.
Pada baris ini terdapat lima kali penggunaan bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata berlibur, huruf pertama pada kata ranjang, serta huruf ketiga pada kata berselimutkan dan gerimis. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang menembus dinding lontar”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan n, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata menembus, dinding dan lontar. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait Keempat
•    Baris ketiga terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menjelma bianglala dan cahaya lila yang cebur ke air”.
Pada baris ini terdapat lima kali penggunaan bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf keenam kata menjelma, huruf keenam dan kedelapan pada kata bianglala, serta huruf pertama dan ketiga pada kata lila.

-    Bait Kelima
•    Baris pertama terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “laut lenggang”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf pertama kata laut dan lenggang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rindu dan galau bergelora”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf pertama kata rindu, serta huruf ketiga dan kedelapan pada kata bergelora. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “seumpama gelombang ini”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf keempat dan ketujuh kata seumpama, serta huruf kelima pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “zikirku, takbirku”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf ketiga dan keenam kata zikirku, serta huruf ketiga dan katujuh pada kata takbirku. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mereka-reka Engkau yang tak terkira”.
Pada baris ini terdapat lima kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf kelima kata mereka-reka, huruf keempat pada kata engkau dan terkira, serta huruf terakhir pada kata tak. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sementara tasbih mencair bersama gelombang”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata sementara, huruf pertama pada kata mencair, huruf keenam pada kata bersama, serta huruf kelima pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.

4.1.5.5    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Rindu Merebus Sembahyang  (lihat lampiran puisi 5), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “laut lenggang. karang diam”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keenam kata lenggang, huruf kedua dan keempat pada kata karang, serta huruf ketiga pada kata diam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ombak hentikan buih-buihnya bercumbu di tepian”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf kelima kata hentikan, huruf ketiga pada kata buih-buihnya, huruf terakhir pada kata di, serta huruf keempat pada kata tepian. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “nun, perahu bersayap zikir, tafakur”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata perahu, huruf kelima dan ketujuh pada kata bersayap, serta huruf kedua dan keempat pada kata tafakur. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jemari-jemari angin bergelantungan di urat-urat bakau”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata jemari-jemari, huruf pertama kata angin, huruf ketujuh dan ketiga belas pada kata bergelantungan, huruf ketiga pada kata urat-urat, serta huruf kedua pada kata bakau. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jatuh dari camar yang terbang”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata jatuh, dari, dan yang, huruf kedua dan keempat pada kata camar, serta huruf kelima pada kata terbang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a, secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tak ada kasidah hujan yang tak biasa mengelana”.
Pada baris ini terdapat dua belas kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata tak dan yang, huruf pertama dan ketiga pada kata ada, huruf kedua dan keenam pada kata kasidah, huruf keempat kata hujan, huruf ketiga dan terakhir pada kata biasa, serta huruf ketujuh dan terakhir pada kata mengelana. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua belas kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “pada birahi-birahi gelombang”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata pada, huruf keempat pada kata birahi-birahi, serta huruf ketujuh pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara berulang, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan anak-anak hitam, ayah-ayah karang”.
Pada baris ini terdapat dua belas kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata dan, huruf pertama dan ketiga kata anak-anak dan ayah-ayah, huruf keempat pada kata hitam, serta huruf kedua dan keempat pada kata karang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua belas kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “berlibur di ranjang berselimutkan gerimis cahaya”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan kelima kata ranjang, huruf kedua belas pada kata berselimutkan, serta huruf kedua, keempat, dan terakhir pada kata cahaya. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.

-    Bait Keempat
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “wahai kekasih”.
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata wahai dan huruf keempat pada kata kekasih. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rindu merebus sembahyang dan tualang”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima dan kedelapan kata sembahyang, huruf kedua pada kata dan, serta huruf ketiga dan kelima pada kata tualang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menjelma bianglala dan cahaya lila yang cebur ke air”.
Pada baris ini terdapat sebelas kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata menjelma dan lila, huruf ketiga, ketujuh, dan terakhir pada kata bianglala, huruf kedua pada kata “dan” dan yang, serta huruf kedua, keempat, dan terakhir pada kata cahaya. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sebelas kali dalam baris ini.


-    Bait Kelima
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rindu dan galau bergelora”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan galau, serta huruf terakhir pada kata bergelora. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “seumpama gelombang ini”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keenam dan terakhir pada kata seumpama, serta huruf ketujuh pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “memburuMu ke langit ke cakrawala”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata langit, serta huruf kedua, kelima, ketujuh, dan terakhir pada kata cakrawala. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tiada kira”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga dan terakhir pada kata tiada, serta huruf terakhir pada kata kira. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “zikirku, takbirku”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata zikirku, serta huruf kelima pada kata takbirku. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sementara tasbih mencair bersama gelombang”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketujuh dan terakhir kata sementara, huruf kedua pada kata tasbih, huruf keempat dan terakhir pada kata bersama, serta huruf ketujuh pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
    Dalam puisi Rindu Merebus Sembahyang didominasi oleh bunyi efoni, yaitu perpaduan antara bunyi vokal a, i, u, e, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l, y, serta bunyi sengau ng. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l, y serta bunyi sengau ng menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi kakafoni k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
    Pada bagian pertama puisi tersebut, menayangkan barisan puisi yang memperlihatkan kebiasaan hidup masyarakat pesisir yang berkawan akrab pada lautan dan tepian pantai. Kesederhanaan hidup adalah ciri khas mereka. Kehidupan apa adanya pada masyarakat peisir menyentuh perasaan penulis dan mencipta kalimat doa dalam puisi berharap Tuhan senantiasa merestui hidup mereka, seperti papa kutipan puisi berikut.
“laut lenggang
rindu dan galau bergelora
seumpama gelombang ini
memburuMu ke langit ke cakrawala
tiada kira.
zikirku, takbirku
mereka-reka Engkau yang tak terkira.
sementara tasbih mencair bersama gelombang.”
4.1.6    Puisi Perjamuan Magrib
4.1.6.1 Efoni
    Bunyi Efoni yang terdapat dalam sajak Perjamuan Magrib  (lihat lampiran puisi 6), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal i, u, a, konsonan bersuara z, n, m, r, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “istriku, azan magrib mengulum matamu”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan kelima kata istriku, serta huruf kelima pada kata magrib. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata istriku dan matamu, serta huruf kelima dan ketujuh pada kata mengulum. Bunyi vokal a terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata azan, huruf kedua pada kata magrib, serta huruf kedua dan keempat pada kata matamu. Sementara bunyi konsonan bersuara z terdapat pada huruf kedua kata azan. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata magrib, huruf pertama dan terakhir pada kata mengulum, serta huruf huruf pertama dan kelima pada kata matamu. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keempat pada kata istriku dan magrib. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata mengulum. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata mengulum.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal a, u, e, konsonan bersuara l, m, r, h, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “alismu rebah terbangun”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata alismu, huruf keempat pada kata rebah, serta huruf kelima pada kata terbangun. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata alismu dan huruf kedelapan pada kata terbangun. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata rebah dan terbangun. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kedua kata alismu. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata alismu. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rebah dan huruf ketiga pada kata terbangun. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata rebah. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata terbangun. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan ketujuh kata terbangun.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, u, i, e, konsonan bersuara r, m, y, l, h,  dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “rambutmu yang magrib lelap di leherku”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata rambutmu, yang, dan magrib, serta huruf keempat pada kata lelap. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata rambutmu, serta huruf terakhir pada kata leherku. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata magrib dan huruf terakhir pada kata di. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata lelap, serta huruf kedua dan keempat pada kata leherku.Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rambutmu dan huruf keempat pada kata magrib. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga dan ketujuh kata rambutmu, serta huruf pertama pada kata magrib. Bunyi konsonan bersuara y teradapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lelap, serta huruf pertama pada kata leherku. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata leherku. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal u, i, a, e, konsonan bersuara h, m, r, n, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batu-batu tasbih”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata kuhikmati, huruf keempat pada kata ranumnya, huruf kelima dan kedelapan pada kata menyuntuki, serta huruf terakhir pada kata batu-batu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat dan terakhir kata kuhikmati, huruf terakhir pada kata seperti dan menyuntuki, serta huruf kelima pada kata tasbih. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketujuh kata kuhikmati, huruf edua dan terakhir pada kata ranumnya, serta huruf kedua pada kata batu-batu dan tasbih. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan keempat kata seperti, serta huruf kedua pada kata menyuntuki.Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata kuhikmati dan huruf terakhir pada kata tasbih. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keenam kata kuhikmati, huruf kelima pada kata ranumnya, serta huruf pertama pada kata menyuntuki. Bunyi konsonan bersuara r teradapat pada huruf pertama kata ranumnya dan huruf kelima pada kata seperti. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata ranumnya. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf keenam dan ketujuh kata ranumnya, serta huruf ketiga dan keempat kata menyuntuki.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, a, i, u, konsonan bersuara m, r, h, l, n, bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “merah di luar kamar bercengkerama di keningmu”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata merah dan keningmu, serta huruf kedua, kelima, dan kesembilan pada kata bercengkerama. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata merah, huruf ketiga pada kata luar, huruf kedua dan keempat pada kata kamar, serta huruf kesebelas dan terakhir pada kata bercengkerama. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di dan huruf keempat pada kata keningmu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata luar, dan huruf terakhir pada kata keningmu.Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata merah, huruf ketiga pada kata kamar, huruf kedua belas pada kata bercengkerama, dan huruf ketujuh pada kata keningmu. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata merah, huruf terakhir pada kata kamar,  serta huruf ketiga dan kesepuluh pada kata bercengkerama. Bunyi konsonan bersuara h teradapat pada huruf terakhir kata merah. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata luar. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata keningmu. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan ketujuh kata bercengkerama, serta huruf kelima dan keenam kata keningmu.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal a, u, e, dan konsonan bersuara m, r, f, l, seperti pada kutipan “matamu terbuka seumpama fajar terluka”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata matamu, huruf terakhir pada kata terbuka dan terluka, huruf keenam dan terakhir pada kata seumpama, serta huruf kedua dan keempat pada kata fajar. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata matamu, huruf kelima pada kata terbuka, huruf ketiga pada kata seumpama, serta huruf kelima pada kata terluka. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata terbuka, seumpama, dan terluka. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan kelima kata matamu, serta huruf keempat dan ketujuh pada kata seumpama. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata terbuka dan terluka, serta huruf terakhir pada kata fajar. Bunyi konsonan bersuara f teradapat pada huruf pertama kata fajar. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keempat kata terluka.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal i, a, e, u, konsonan bersuara l, m, n, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “bilal mengundang ke perjamuan magrib”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bilal dan  huruf kelima pada kata magrib. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata bilal, huruf kedelapan pada kata mengundang, huruf kelima dan kedelapan pada kata perjamuan, serta huruf kadua pada kata magrib. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata mengundang dan perjamuan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima kata mengundang dan huruf ketujuh pada kata magrib. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata bilal. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mengundang dan magrib, serta huruf keenam pada kata perjamuan. Bunyi konsonan bersuara n teradapat pada huruf terakhir kata perjamuan. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata perjamuan dan huruf keempat pada kata magrib. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat, serta kesembilan dan terakir kata mengundang.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi vokal e, a, u, i, konsonan bersuara m, n, l,  f, h, r, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “menyantap sum-sum alfatiha dan anggur arrahman”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata menyantap. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima dan kedelapan kata menyantap, huruf pertama, keempat, dan terakhir pada kata alfatiha, huruf pertama pada kata anggur, huruf kedua pada kata dan, serta huruf pertama, keempat, dan ketujuh pada kata arrahman. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata sum-sum dan huruf kelima pada kata anggur. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keenam kata alfatiha. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menyantap, huruf terakhir pada kata sum-sum, dan huruf keenam pada kata arrahman. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf keenam kata menyantap, serta huruf terakhir pada kata “dan” dan arrahman. Bunyi konsonan bersuara l teradapat pada huruf kedua kata alfatihah. Bunyi konsonan bersuara f terdapat pada huruf ketiga kata alfatiha. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketujuh kata alfatiha. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata anggur, serta huruf kedua dan ketiga pada kata arrahman. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata menyantap.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal u, a, i, e, konsonan bersuara m, n, l, h, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “suamiku, bangunlah dari bebatan istirah”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata suamiku, serta huruf kelima pada kata bangunlah. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata suamiku, huruf kedua dan kedelapan pada kata bangunlah, huruf kedua pada kata dari, huruf keempat dan keenam pada kata bebatan, serta huruf keenam pada kata istirah. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kelima kata suamiku, huruf terakhir pada kata dari, serta huruf pertama dan keempat pada kata istirah. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata bebatan. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata suamiku. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf keenam kata bangunlah dan huruf terakhir pada kata bebatan. Bunyi konsonan bersuara l teradapat pada huruf ketujuh kata bangunlah. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata bangunlah dan istirah. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata dari dan huruf kelima pada kata istirah. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata bangunlah.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, a, e, u, konsonan bersuara r, l, m, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “syair bilal mengelana di dadamu”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bilal dan huruf terakhir pada kata di. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata bilal, huruf ketujuh dan terakhir pada kata mengelana, serta huruf kedua dan keempat pada kata dadamu. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan kelima kata mengelana. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata dadamu. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata syair. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata bilal. Bunyi konsonan bersuara m teradapat pada huruf pertama kata menglana dan huruf kelima pada kata dadamu. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kedelapan kata mengelana. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata mengelana.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal e, i, a, u, konsonan bersuara y, l, m, r, h, dan bunyi sengau ny dan ng, seperti pada kutipan “penyetia yang tak lekang mengirim hubbu”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata penyetia dan huruf kedua pada kata lekang dan mengirim. Bunyi vokal i terdapat pada huruf ketujuh kata penyetia, serta huruf kelima dan ketujuh pada kata mengirim. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata penyetia, huruf kedua pada kata yang dan tak, serta huruf keempat pada kata lekang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata hubbu. Sementara bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata lekang. Bunyi konsonan bersuara m teradapat pada huruf pertama dan terakhir kata mengirim. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keenam pada kata mengirim. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hubbu. Bunyi sengau ny terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata penyetia. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata yang, huruf kelima dan terakhir kata lekang, serta huruf ketiga dan keempat kata mengirim.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, u, e, konsonan bersuara m, r,  dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “matamu berkabut surau menyambut”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata matamu, huruf kelima pada kata berkabut dan menyambut. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata matamu, huruf ketujuh pada kata berkabut, huruf kedua pada kata surau, serta huruf kedelapan pada kata menyambut. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan kelima kata matamu, serta huruf pertama dan keenam pada kata menyambut. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berkabut dan surau. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata menyambut.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, a, i, u, konsonan bersuara m, r, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “temaram isya segera datang, satu-satu bintang bertandang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata temaram dan bertandang, serta huruf kedua dan keempat pada kata segera. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan keenam kata temaram, huruf terakhir pada kata isya dan segera, huruf kedua dan keempat pada kata datang, huruf kedua pada kata satu-satu, huruf kelima pada kata bintang, serta huruf kelima dan kedelapan pada kata bertandang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf pertama kata isya dan huruf kedua pada kata bintang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata satu-satu. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata temaram. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata temaram dan segera, serta huruf ketiga pada kata bertandang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata bintang dan huruf keenam pada kata bertandang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata datang, huruf keenam dan terakhir kata bintang, serta huruf kesembilan dan terakhir kata bertandang.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal i, u, a, e, konsonan bersuara l, r, m, h, n, y, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan” di luar, jamaah melenggang ke taman sembahyang”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata luar. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga kata luar, huruf kedua, keempat, dan kelima pada kata jamaah, huruf kedelapan pada kata melenggang, huruf kedua dan keempat pada kata taman, serta huruf kelima dan kedelapan pada kata sembahyang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan keempat kata melenggang, huruf terakhir pada kata ke, serta huruf kedua pada kata sembahyang. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata luar dan huruf ketiga kata melenggang. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata luar. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata jamaah, taman, dan sembahyang, serta huruf pertama pada kata melenggang. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata jamaah dan huruf keenam pada kata sembahyang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata taman. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf keenam kata sembahyang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam, juga kesembilan dan terakhir kata melenggang, serta huruf kesembilan dan terakhir kata sembahyang.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal e, u, i, a, konsonan bersuara l, m, h, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “sebelum iqamah datang sebelum kiamat jelang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata sebelum, serta huruf kedua pada kata jelang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keenam kata sebelum. Bunyi vokal i terdapat pada huruf pertama kata iqamah dan huruf kedua pada kata kiamat. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga dan kelima kata iqamah dan kiamat, huruf kedua dan keempat pada kata datang, serta huruf keempat pada kata jelang. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kelima kata sebelum dan huruf ketiga kata jelang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf terakhir kata sebelum, huruf keempat pada kata iqamah, dan huruf keempat pada kata kiamat. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata iqamah. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata datang dan jelang.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, a, u, i, konsonan bersuara m, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “sepasang suami istri”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata sepasang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan keenam kata sepasang, serta huruf ketiga pada kata suami. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata suami. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata suami, serta huruf pertama dan terakhir pada kata istri. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata suami. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keempat kata istri. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketujuh dan terakhir kata sepasang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, u, a, dan konsonan bersuara m, r, seperti pada kutipan “membuka kamar membuka pagar”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata membuka. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima kata membuka. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata membuka, huruf kedua dan keempat pada kata kamar dan pagar. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata membuka, serta huruf ketiga kata kamar. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata kamar dan pagar.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, i, u, konsonan bersuara l, r, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “kakikakinya lariklarik puisi”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua, keenam, dan terakhir kata kakikakinya, serta huruf kedua dan ketujuh pada kata lariklarik. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat dan kedelapan kata kakikakinya, huruf keempat dan kesembilan lariklarik, serta huruf ketiga dan terakhir kata puisi. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata puisi. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan keenam kata lariklarik. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga dan kedelapan kata lariklarik. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf kesembilan dan kesepuluh kata kakikakinya.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal i, a, e, o, konsonan bersuara h, m, n, w, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “hikmat dan nikmat ke terowongan magrib”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata hikmat dan nikmat, serta huruf kelima pada kata magrib. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima kata hikmat dan nikmat, huruf kedua pada kata “dan” dan magrib, serta huruf kesembilan pada kata terowongan. Bunyi vokal e terdapat pada huruf terakhir kata ke dan huruf kedua pada kata terowongan. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat dan keenam kata terowongan. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hikmat. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata hikmat dan nikmat, serta huruf pertama pada kata magrib. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf pertama kata nikmat dan huruf terakhir pada kata terowongan. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf katiga kata terowongan dan huruf keempat pada kata magrib. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketujuh dan kedelapan kata terowongan.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal a, e, o, u, i, konsonan bersuara h, r, n, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “jamaah bersorban berkerudung langit”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua, keempat, dan kelima kata jamaah, huruf kedelapan pada kata bersorban, serta huruf kedua pada kata langit. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata bersorban, serta huruf kedua dan kelima pada kata bekerudung. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kelima kata bersorban. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keenam dan kedelapan kata berkerudung. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata jamaah. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata bersorban, serta huruf ketiga dan keenam pada kata berkerudung. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata bersorban. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata langit. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kesepuluh dan terakhir kata berkerudung, serta huruf ketiga dan keempat kata langit.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal e, u, i, a, konsonan bersuara m, r, l, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “mengerubung kiblat, lalu iman berkidung”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata mengerubung, serta huruf kedua pada kata berkidung. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh dan kesembilan kata mengerubung, huruf terakhir pada kata lalu, serta huruf ketujuh pada kata berkidung. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata kiblat, huruf pertama pada kata iman dan huruf kelima pada kata berkidung. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima kata kiblat, huruf kedua pada kata lalu, serta huruf ketiga pada kata iman. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mengerubung dan huruf kedua kata iman. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kenam kata mengerubung dan huruf ketiga pada kata berkidung. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keempat pada kata kiblat, serta huruf pertama dan ketiga pada kata lalu. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata iman. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat, juga huruf kedepuluh dan terakhir kata mengerubung, serta huruf kedelapan dan terakhir kata berkidung.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal o, i, a, u, konsonan bersuara l, h, m, w, r, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “oi, alangkah mawar  allahu akbar”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata oi. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata oi. Bunyi vokal a terdapat pada huruf pertama, ketiga, dan huruf ketujuh kata alangkah, huruf kedua dan keempat pada kata mawar, huruf pertama dan keempat pada kata allahu dan akbar. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata allahu. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kedua kata alangkah, serta huruf kedua dan ketiga kata allahu. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata alangkah dan huruf kelima pada kata allahu. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mawar. Bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf ketiga kata mawar. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata mawar dan akbar. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keempat dan kelima kata alangkah.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi vokal e, a, i dan konsonan bersuara n, w, r, m, seperti pada kutipan “penawar jiwajiwa memar”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata penawar dan memar. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan keenam kata penawar, huruf keempat dan terakhir pada kata jiwajiwa, serta huruf keempat pada kata memar. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua dan keenam kata jiwajiwa. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata penawar. Bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf kalima kata penawar, serta huruf ketiga dan ketujuh pada kata jiwajiwa. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata penawar dan memar. Sedangkan bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata memar.
•    Baris kesembilan terdapat bunyi vokal u, a, e, konsonan bersuara r, h, n, l, m, y, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “rubuh dan rukuk dalam geluruh sembahyang”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata rubuh dan rukuk, serta huruf keempat dan keenam pada kata geluruh. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata dan, huruf kedua dan keempat pada kata dalam, serta huruf kelima dan kedelapan pada kata sembahyang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata geluruh dan sembahyang. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rubuh dan rukuk, serta huruf kelima pada kata geluruh. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata rubuh dan geluruh, serta huruf keenam pada kata sembahyang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata dalam dan geluruh. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata sembahyang. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf ketujuh kata sembahyang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kesembilan dan terakhir kata sembahyang.




4.1.6.2    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Perjamuan Magrib (lihat lampiran puisi 6), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, t, k, g, dan b, seperti pada kutipan “istriku, azan magrib mengulum matamu”.
Bunyi konsonan s pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata istriku. Konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata istriku dan matamu. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf keenam kata istriku. Bunyi konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata magrib. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf terakhir kata magrib.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, b, dan t, seperti pada kutipan “alismu rebah terbangun”.
Bunyi konsonan s terdapat pada huruf keempat kata alismu. Konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata rebah dan huruf keempat pada kata terbangun. Sementara bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata terbangun.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, t, g, p, d, dan k, seperti pada kutipan “rambutmu yang magrib lelap di leherku”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf keempat kata rambutmu dan huruf terakhir pada kata magrib. Konsonan t terdapat pada huruf keenam kata rambutmu. Sementara bunyi konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata magrib. Bunyi konsonan p terdapat pada huruf terakhir kata lelap. Konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di. Sedangkan konsonan k terdapat pada huruf keenam kata leherku.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, s, p, dan b, seperti pada kutipan “kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batu-batu tasbih”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama dan kelima kata kuhikmati dan huruf kesembilan pada kata menyuntuki. Konsonan t terdapat pada huruf kedelapan kata kuhikmati, huruf keenam pada kata seperti, huruf ketujuh pada kata menyuntuki, huruf ketiga kata batu-batu, dan huruf pertama kata tasbih. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata seperti, dan huruf ketiga kata tasbih. Bunyi konsonan p terdapat pada huruf keiga kata seperti. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf pertama kata batu-batu dan huruf keempat kata tasbih.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, k, b, dan c seperti pada kutipan “merah di luar kamar bercengkerama di keningmu”.
Bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di. Konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kamar dan keningmu, serta huruf kedelapan pada kata bercengkerama. Sementara bunyi konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bercengkerama. Sedangkan bunyi konsonan c terdapat pada huruf keempat kata bercengkerama.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, b, k, s, p, dan j seperti pada kutipan “matamu terbuka seumpama fajar terluka”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata matamu dan huruf pertama pada kata terbuka dan terluka. Konsonan b terdapat pada huruf keempat kata terbuka. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf keenam kata terbuka dan terluka. Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata seumpama. Sedangkan konsonan j terdapat pada huruf ketiga kata fajar.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, d, k, p, j, dan g, seperti pada kutipan “bilal mengundang ke perjamuan magrib”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bilal dan huruf terakhir pada kata magrib. Konsonan d terdapat pada huruf ketujuh kata mengundang. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke. Bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata perjamuan. Konsonan j terdapat pada huruf keempat kata perjamuan.Sedangkan konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata magrib.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, p, s, d, dan g, seperti pada kutipan “menyantap sum-sum al fatihah dan anggur arrahman”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf ketujuh kata menyantap dan huruf ketiga pada kata fatihah. Konsonan p terdapat pada huruf terakhir kata menyantap. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertam kata sum-sum. Bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dan. Sedangkan konsonan g terdapat pada huruf keempat kata anggur.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, k, b, d, dan t, seperti pada kutipan “suamiku, bangunlah dari bebatan istirah”.
Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata suamiku dan huruf kedua pada kata istirah. Konsonan k terdapat pada huruf keenam kata suamiku. Sementara bunyi konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bangunlah, serta huruf pertama dan ketiga kata bebatan. Sedangkan konsonan t terdapat pada huruf kelima kata bebatan dan huruf ketiga kata istirah.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, b, dan d, seperti pada kutipan “syair bilal mengelana di dadamu”.
Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata syair. Konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bilal. Sedangkan konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di serta huruf pertama dan ketiga pada kata dadamu.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara p, t, k, dan b, seperti pada kutipan “penyetia yang tak lekang mengirim hubbu”.
Bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata penyetia. Konsonan t terdapat pada huruf keenam kata penyetia dan huruf pertama pada kata tak. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata tak dan huruf ketiga kata lekang. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata hubbu.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, b, k, dan s, seperti pada kutipan “matamu berkabut surau menyambut”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata matamu serta huruf terakhir pada kata berkabut dan menyambut. Konsonan b terdapat pada huruf pertama dan keenam kata berkabut serta huruf ketujuh pada kata menyambut. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf keempat kata berkabut. Sedangkan konsonan s terdapat pada huruf pertama kata surau.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, s, g, d, dan b, seperti pada kutipan “temaram isya segera datang, satu-satu bintang bertandang”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata temaram, huruf ketiga pada kata datang dan satu-satu, serta huruf keempat pada kata bintang dan bertandang. Konsonan s terdapat pada huruf kedua kata isya serta huruf pertama pada kata segera dan satu-satu. Sementara bunyi konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata segera. Bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata datang dan huruf ketujuh pada kata bertandang. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bintang dan bertandang.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, j, g, k, t, s, dan b, seperti pada kutipan” di luar, jamaah melenggang ke taman sembahyang”.
Bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di. Konsonan j terdapat pada huruf pertama kata jamaah. Sementara bunyi konsonan g terdapat pada huruf ketujuh kata melenggang. Konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke. Konsonan t terdapat pada huruf pertama kata taman. Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sembahyang. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf keempat kata sembahyang.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, b, q, d, t, k, dan j, seperti pada kutipan “sebelum iqamah datang sebelum kiamat jelang”.
Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sebelum. Konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata sebelum. Sementara bunyi konsonan q terdapat pada huruf kedua kata iqamah. Konsonan d terdapat pada huruf pertama kata datang. Konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata datang dan huruf terakhir kata kiamat. Bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kiamat. Sedangkan konsonan j terdapat pada huruf pertama kata jelang.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, p, dan  t, seperti pada kutipan “sepasang suami istri”.
Bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama dan kelima kata sepasang, huruf pertama kata suami, dan huruf kedua pada kata istri. Konsonan p terdapat pada huruf ketiga kata sepasang. Sementara bunyi konsonan t terdapat pada huruf keketiga kata istri.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, p, dan g, seperti pada kutipan “membuka kamar membuka pagar”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf keempat kata membuka. Konsonan k terdapat pada huruf keenam kata membuka dan huruf pertama kata kamar. Sementara bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata pagar. Sedangkan Konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata pagar.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, p, dan s, seperti pada kutipan “kakikakinya lariklarik puisi”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama, ketiga, kelima dan ketujuh kata kakikakinya serta huruf kelima dan terakhir pada kata lariklarik. Konsonan p terdapat pada huruf pertama kata puisi. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf keempat kata puisi.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, d, g, dan b, seperti pada kutipan “hikmat dan nikmat ke terowongan magrib”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf ketiga kata hikmat dan nikmat serta huruf pertama kat ke. Konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata hikmat dan nikmat, serta huruf pertama kata terowongan. Sementara bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dan. Konsonan g terdapat pada huruf ketiga kata magrib. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf terakhir kata magrib.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, b, s, k, d, dan t,  seperti pada kutipan “jamaah bersorban berkerudung langit”.
Bunyi konsonan j terdapat pada huruf pertama kata jamaah. Konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bersorban dan berkerudung. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf keempat kata bersorban. Konsonan k terdapat pada huruf keempat kata berkerudung. Konsonan d terdapat pada huruf kedelapan kata berkerudung. Sedangkan konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata langit.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, dan d, seperti pada kutipan “mengerubung kiblat, lalu iman berkidung”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf kedelapan kata mengerubung, huruf ketiga kata kiblat, dan huruf pertama kata berkidung. Konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kiblat dan huruf keempat kata berkidung. Sementara bunyi konsonan d terdapat pada huruf keenam kata berkidung.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara k dan b, seperti pada kutipan “oi, alangkah mawar allahu akbar”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf keenam kata alangkah dan huruf kedua pada kata akbar. Serta konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata akbar.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi konsonan tak bersuara p dan j, seperti pada kutipan “penawar jiwajiwa memar”.
Bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata penawar. Serta konsonan j terdapat pada huruf pertama dan kelima kata jiwajiwa.
•    Baris kesembilan terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, d, k, g, dan s, seperti pada kutipan “rubuh dan rukuk dalam geluruh sembahyang”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata rubuh dan huruf keempat kata sembahyang. Konsonan d terdapat pada huruf pertama kata “dan” dan dalam. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata rukuk. Konsonan g terdapat pada huruf pertama kata geluruh. Sedangkan konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sembahyang.
4.1.6.4    Aliterasi
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Perjamuan Magrib (lihat lampiran puisi 6), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “istriku, azan magrib mengulum matamu”.
Pada baris ini terdapat lima kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama kata magrib, huruf pertama dan terakhir pada kata mengulum, serta huruf pertama dan kelima pada kata matamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat t yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batu-batu tasbih”.
Pada baris ini terdapat enam kali penggunaan bunyi konsonan t, yaitu terdapat pada huruf kedelapan kata kuhikmati, huruf keenam pada kata seperti, huruf ketujuh pada kata menyuntuki, huruf ketiga pada kata batu-batu, serta huruf pertama pada kata tasbih. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “matamu terbuka seumpama fajar terluka”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan kelima kata matamu, serta huruf keempat dan ketujuh pada kata seumpama. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bilal mengundang ke perjamuan magrib”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama kata mengundang dan magrib, serta huruf keenam pada kata perjamuan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menyantap sum-sum al fatihah dan anggur arrahman”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertam kata menyantap, huruf terakhir pada kata sum-sum, serta huruf keenam pada kata arrahman. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini
-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “suamiku, bangunlah dari bebatan istirah”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf pertama kata bangunlah, serta huruf pertama dan ketiga pada kata bebatan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “penyetia yang tak lekang mengirim hubbub”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf ketiga, keempat, dan terakhir kata hubbub. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “matamu berkabut surau menyambut”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan kelima kata matamu, serta huruf pertama dan keenam pada kata menyambut. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan t yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “temaram isya segera datang, satu-satu bintang bertandang”.
Pada baris ini terdapat enam kali penggunaan bunyi konsonan t, yaitu terdapat pada huruf pertama kata temaram, huruf ketiga pada kata datang dan satu-satu, serta huruf keempat pada kata bintang dan bertandang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan ”di luar, jamaah melenggang ke taman sembahyang”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata jamaah, taman, dan sembahyang, serta huruf pertama pada kata melenggang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sebelum iqamah datang sebelum kiamat jelang”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata sebelum, serta huruf keempat pada kata iqamah dan kiamat. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat konsonan s yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sepasang suami istri”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan s, yaitu terdapat pada huruf pertama dan kelima kata sepasang, huruf pertama pada kata suami, serta huruf kedua pada kata istri. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “membuka kamar membuka pagar”.
Pada baris ini terdapat lima kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata membuka, serta huruf ketiga pada kata kamar. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kakikakinya lariklarik puisi”.
Pada baris ini terdapat enam kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf pertama, ketiga, kelima, dan ketujuh kata kakikakinya, serta huruf kelima dan terakhir pada kata lariklarik. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jamaah bersorban berkerudung langit”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketujuh kata bersorban, serta huruf pertama pada kata berkerudung. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mengerubung kiblat, lalu iman berkidung”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf kedelapan kata mengerubung, huruf ketiga pada kata kiblat, serta huruf pertama pada kata berkidung. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “oi, alangkah mawar allahu akbar”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf kedua kata alangkah, serta huruf kedua dan ketiga pada kata allahu. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat konsonan w yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “penawar jiwajiwa memar”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan w, yaitu terdapat pada huruf kelima kata penawar, serta huruf ketiga dan katujuh pada kata jiwajiwa. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rubuh dan rukuk dalam geluruh sembahyang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan r , yaitu terdapat pada huruf pertama kata rubuh dan rukuk, serta huruf kelima pada kata geluruh. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

4.1.6.5    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Perjamuan Magrib (lihat lampiran puisi 6), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “istriku, azan magrib mengulum matamu”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga pada kata azan, huruf kedua pada kata magrib, serta huruf kedua dan keempat pada kata matamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “alismu rebah terbangun”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama kata alismu, huruf keempat pada kata rebah, serta huruf kelima pada kata terbangun. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rambutmu yang magrib lelap di leherku”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata rambutmu, yang, dan magrib, serta huruf keempat pada kata lelap. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “merah di luar kamar bercengkerama di keningmu”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata merah, huruf ketiga pada kata luar, huruf kedua dan keempat pada kata kamar, serta huruf kesebelas dan terakhir pada kata bercengkerama. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “matamu terbuka seumpama fajar terluka”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata matamu dan fajar, huruf terakhir pada kata terbuka dan terluka, serta huruf keenam dan terakhir pada kata seumpama. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemnfaatanb unyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bilal mengundang ke perjamuan magrib”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata bilal, huruf kedelapan pada kata mengundang, huruf kelima dan kedelapan pada kata perjamuan, serta huruf kedua pada kata magrib. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menyantap sum-sum al fatihah dan anggur arrahman”.
Pada baris ini terdapat sepuluh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima dan kedelapan kata menyantap, huruf pertama pada kata al dan anggur, huruf kedua dan keenam kata fatihah, huruf kedua pada kata dan, serta huruf pertama, keempat, dan ketujuh pada kata arrahman. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sepuluh kali dalam baris ini.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “suamiku, bangunlah dari bebatan istirah”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata suamiku, huruf kedua dan kedelapan pada kata bangunlah, huruf kedua kata dari, huruf keempat dan keenam pada kata bebatan, serta huruf keenam pada kata istirah. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “syair bilal mengelana di dadamu”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat kata bilal, huruf ketujuh dan terakhir pada kata mengelana, serta huruf kedua dan keempat pada kata dadamu. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “matamu berkabut surau menyambut”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata matamu, serta huruf kelima pada kata berkabut dan menyambut. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “temaram isya segera datang, satu-satu bintang bertandang”.
Pada baris ini terdapat sebelas kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan keenam kata temaram, huruf terakhir pada kata isya dan segera, huruf kedua dan keempat pada kata datang, huruf kedua pada kata satu-satu, huruf kelima pada kata bintang, serta huruf kelima dan kedelapan pada kata bertandang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sebelas kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan” di luar, jamaah melenggang ke taman sembahyang”.
Pada baris ini terdapat sembilan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata luar, huruf kedua, keempat, dan kelima pada kata jamaah, huruf kedelapan pada kata melenggang, huruf kedua dan keempat pada kata taman, serta huruf kelima dan kedelapan pada kata sembahyang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sembilan kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “sebelum iqamah datang sebelum kiamat jelang”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga dan kelima kata iqamah dan kiamat, huruf kedua dan keempat pada kata datang, serta huruf keempat pada kata jelang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “membuka kamar membuka pagar”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata membuka, serta huruf kedua dan keempat pada kata kamar dan pagar. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara berulang, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kakikakinya lariklarik puisi”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf keemapt dan kedelapan pada kata kakikakinya, huruf keempat dan kesembilan pada kata lariklarik, serta huruf ketiga dan terakhir pada kata puisi. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “hikmat dan nikmat ke terowongan magrib”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima kata hikmat dan nikmat, huruf kedua pada kata “dan” dan magrib, serta huruf kesembilan pada kata terowongan. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “jamaah bersorban berkerudung langit”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua, keempat, dan kelima pada kata jamaah, huruf kedelapan pada kata bersorban, serta huruf kedua pada kata langit. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mengerubung kiblat, lalu iman berkidung”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf ketujuh dan kesembilan kata mengerubung, huruf terakhir pada kata lalu, serta huruf ketujuh pada kata berkidung. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “oi, alangkah mawar  allahu akbar”.
Pada baris ini terdapat sembilan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama, ketiga, dan ketujuh kata alangkah, huruf kedua dan keempat pada kata mawar, serta huruf pertama dan keempat pada kata allahu dan akbar. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sembilan kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara domian, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “penawar jiwajiwa memar”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan keenam kata penawar, huruf keempat dan terakhir pada kata jiwajiwa, serta huruf keempat pada kata memar. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rubuh dan rukuk dalam geluruh sembahyang”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata rubuh dan rukuk, serta huruf keempat dan keenam pada kata geluruh. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
    Dalam puisi Perjamuan Magrib didominasi oleh bunyi efoni, yaitu yaitu perpaduan antara bunyi a, i, u, e, o, ng, ny, r, m, h, n, dan l. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, dan l menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi kakafoni k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
    Sehubungan dengan hal itu, baris puisi yang terpancar pada barisan pertama merupakan wujud syukur kepada anugrah Tuhan yang diberikan kepada manusia. Barisan puisi yang menawarkan bagaimana sesungguhnya memahami Maha pengasih dan penyayang tuhan yang benar-benar direstui oleh-Nya. Sebuah pengaguman yang mengingat kuasa sang pencipta, telah menganugrahkan pasangan hidup yang ditakdirkan padanya, seperti terlihat pada kutipan berikut.
“istriku, azan magrib mengulum matamu
alismu rebah terbangun
rambutmu yang magrib lelap di leherku
kuhikmati ranumnya seperti menyuntuki batu-batu tasbih
merah diluar kamar bercengkerama di keningmu
matamu terbuka seumpama fajar terluka
bilal mengundang keperjamuan magrib
menyantap sum-sum alfatihah dan anggurarrahman”
    Atas dasar pemahaman itu sehingga terbina suatu keluarga yang berjalan diatas perintah-Nya. Makna yang dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang bahagia adalah hidup dalam suatu kebenaran, saling mengajak dalam kebaikan, serta mensyukuri anugrah Tuhan yang telah diberikan.


4.1.7    Puisi Maut dan Cita-Cita Masih Berapa Purnama
4.1.7.1 Efoni
    Bunyi Efoni yang terdapat dalam sajak Maut dan Cita-Cita, Masih Berapa Purnama (lihat lampiran puisi 7), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal o, a, e dan konsonan bersuara m, r, h, seperti pada kutipan “ombak tergopoh-gopoh”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata ombak, serta huruf kelima dan ketujuh pada kata tergopoh-gopoh. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata ombak. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata tergopoh-gopoh. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kedua kata ombak. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata tergopoh-gopoh. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata tergopoh-gopoh.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan bersuara m, n, h, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “menahan gebukan angin”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata menahan dan gebukan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan keenam kata menahan, huruf keenam pada kata gebukan, serta huruf pertama pada kata angin. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata angin. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menahan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata menahan, serta huruf terakhir pada kata gebukan dan angin. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata menahan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata angin.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal u, a, e, konsonan bersuara m, l, r, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “mulutnya berbusa-busa”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata mulutnya, serta huruf kelima pada kata berbusa-busa. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata mulutnya dan berbusa-busa. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata berbusa-busa. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mulutnya. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata mulutnya. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berbusa-busa. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf keenam dan ketujuh kata mulutnya.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal u, a, i, konsonan bersuara m, h, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “tumpah di pantai dingin”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tumpah. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima kata tumpah dan huruf kedua pada kata pantai. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di, serta huruf kedua dan kelima pada kata dingin. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata tumpah. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata tumpah. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata pantai dan huruf terakhir pada kata dingin. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata dingin.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, e, i, u, konsonan bersuara r, h, n, m,  dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “raha kendari, seribu mil hening”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata raha, serta huruf kelima pada kata kendari. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata kendari, seribu, dan hening. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata kendari, huruf keempat pada kata seribu dan hening, serta huruf kedua pada kata mil. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata seribu. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata raha, huruf keenam pada kata kendari, serta huruf ketiga pada kata seribu. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata raha. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata kendari dan hening. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mil. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata hening.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal a, i, e, u dan konsonan bersuara m, n, h, r, seperti pada kutipan “maut dan cita-cita masih berapa purnama?”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan masih, huruf terakhir pada kata cita-cita, huruf keempat dan terakhir pada kata berapa, serta huruf kelima dan terakhir pada kata purnama. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata cita-cita dan huruf keempat pada kata masih. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata berapa. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata purnama. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata maut dan masih, serta huruf keenam pada kata purnama. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata “dan” dan huruf keempat pada kata purnama. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata masih. Sedangkan bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berapa dan purnama.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal i, a, e, u, konsonan bersuara m, n, r, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “tikaman angin terus melanglang”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tikaman dan huruf keempat pada kata angin. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat dan keenam kata tikaman, huruf pertama kata angin, serta keempat dan kedelapan pada kata melanglang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata terus dan melanglang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata terus. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata tikaman dan huruf pertama pada kata melanglang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata tikaman dan angin. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata terus. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga dan ketujuh kata melanglang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata angin, serta huruf kelima dan keenam, juga kesembilan dan terakhir kata melanglang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal e, u, o, a, konsonan bersuara m, r, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “menggempur gelombang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keenam kata menggempur, serta huruf kedua pada kata gelombang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kesembilan kata menggempur. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat kata gelombang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketujuh kata gelombang. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata raha, huruf keenam pada kata kendari, serta huruf ketiga pada kata seribu. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf ketiga kata raha. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata kendari dan hening. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mil. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata menggempur, serta huruf kedelapan dan terakhir kata gelombang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, i, u, konsonan bersuara r, m, dan bunyi sengau ny dan ng, seperti pada kutipan “akhirnya tumbang”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata akhirnya, serta huruf kelima pada kata tumbang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata akhirnya. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata tumbang. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata akhirnya. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata tumbang. Bunyi sengau ny teradapat pada huruf keenam dan ketujuh kata akhirnya. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata gelombang.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal e, a, o, konsonan bersuara r, m, l, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “bersama lolongan karang”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bersama. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata bersama, huruf ketujuh pada kata lolongan, serta huruf kedua dan keempat pada kata karang. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua dan keempat kata lolongan. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata bersama dan karang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keenam kata bersama. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lolongan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata lolongan. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam kata lolongan, serta huruf kelima dan terakhir kata karang.

4.1.7.2    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Maut dan Cita-Cita, Masih Berapa Purnama  (lihat lampiran puisi 7), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, t, g, dan p, seperti pada kutipan “ombak tergopoh-gopoh”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata ombak. Konsonan k terdapat pada huruf terakhir kata ombak. Sementara bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tergopoh-gopoh. Konsonan g terdapat pada huruf keempat kata tergopoh-gopoh. Sedangkan konsonan p terdapat pada huruf kempat kata tergopoh-gopoh.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara g, b, dan k, seperti pada kutipan “menahan gebukan angin”.
Bunyi konsonan g terdapat pada huruf pertama kata gebukan. Konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata gebukan. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf kelima kata gebukan.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, b, dan s, seperti pada kutipan “mulutnya berbusa-busa”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf kelima kata mulutnya. Konsonan b terdapat pada huruf pertama dan keempat kata berbusa-busa. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf keenam kata berbusa-busa.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, p, dan d, seperti pada kutipan “tumpah di pantai dingin”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata tumpah dan huruf keempat kata pantai. Konsonan p terdapat pada huruf keempat kata tumpah dan huruf pertama kata pantai. Sementara bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata di dan dingin.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, d, s, dan b, seperti pada kutipan “raha kendari, seribu mil hening”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kendari. Konsonan d terdapat pada huruf keempat kata kendari. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata seribu. Sedangkan konsonan b terdapat pada huruf kelima kata seribu.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, d, c, s, b, dan p, seperti pada kutipan “maut dan cita-cita masih berapa purnama?”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf terakhir kata maut dan huruf ketiga pada kata cita-cita. Konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dan. Sementara bunyi konsonan c terdapat pada huruf pertama kata cita-cita. Konsonan s terdapat pada huruf ketiga kata masih. Konsonan b terdapat pada huruf pertama kata berapa. Sedangkan konsonan p terdapat pada huruf pertama kata purnama.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, k, dan s, seperti pada kutipan “tikaman angin terus melanglang”.
Bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tikaman dan terus. Konsonan k terdapat pada huruf ketiga kata tikaman. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf terakhir kata terus.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara g, p, dan b, seperti pada kutipan “menggempur gelombang”.
Bunyi konsonan g terdapat pada huruf kelima kata menggempur dan huruf pertama pada kata gelombang. Konsonan p terdapat pada huruf kedelapan kata mengempur. Sementara bunyi konsonan b terdapat pada huruf keenam kata gelombang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, dan b, seperti pada kutipan “akhirnya tumbang”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf kedua kata akhirnya. Konsonan t terdapat pada huruf pertama kata tumbang. Sementara bunyi konsonan b terdapat pada huruf keempat kata tumbang.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, s, dan k, seperti pada kutipan “bersama lolongan karang”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf pertama kata bersama. Konsonan s terdapat pada huruf keempat kata bersama. Sementara bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama kata karang.

4.1.7.3    Aliterasi
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Maut dan Cita-Cita, Masih Berapa Purnama  (lihat lampiran puisi 7), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris kedua terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menahan gebukan angin”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan n, yaitu terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata menahan, serta huruf terakhir pada kata angin.
•    Baris ketiga terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mulutnya berbusa-busa”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf pertama dan keempat kata berbusa-busa. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “raha kendari, seribu mil hening”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf pertama kata raha, huruf keenam pada kata kendari, serta huruf ketiga pada kata seribu. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
-    Bait Ketiga
•    Baris kedua terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menggempur gelombang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketujuh kata menggempur, serta huruf kelima pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bersama lolongan karang”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lolongan. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.

4.1.7.4    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Maut dan Cita-Cita, Masih Berapa Purnama  (lihat lampiran puisi 7), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal o secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ombak tergopoh-gopoh”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal o, yaitu terdapat pada huruf pertama kata ombak, serta huruf kelima dan ketujuh pada kata tergopoh-gopoh. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menahan gebukan angin”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan keenam kata menahan, huruf keenam pada kata gebukan, serta huruf pertama pada kata angin. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “mulutnya berbusa-busa”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata mulutnya, serta huruf kelima pada kata berbusa-busa. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tumpah di pantai dingin”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata di, serta huruf kedua dan kelima pada kata dingin. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “raha kendari, seribu mil hening”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata kendari, huruf keempat pada kata seribu dan hening, serta huruf kedua pada kata mil. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “maut dan cita-cita masih berapa purnama?”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata “dan” dan masih, huruf terakhir pada kata cita-cita, huruf keempat dan terakhir pada kata berapa, serta huruf kelima dan terakhir pada kata purnama. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tikaman angin terus melanglang”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keempat dan keenam kata tikaman, huruf pertama pada kata angin, serta huruf keempat dan kedelapan pada kata melanglang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal e secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menggempur gelombang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal e, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keenam kata menggempur, serta huruf kedua pada kata gelombang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “akhirnya tumbang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata akhirnya, serta huruf kelima pada kata tumbang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bersama lolongan karang”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata bersama, huruf ketujuh pada kata lolongan, serta huruf kedua dan keempat pada kata karang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
    Dalam puisi Maut dan Cita-Cita Masih Berapa Purnama didominasi oleh bunyi efoni, yaitu yaitu perpaduan antara bunyi a, i, u, e, o, ng, ny, r, m, h, n, dan l. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l, serta bunyi sengau ng dan ny menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi kakafoni k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
        Puisi ini begitu singkat akan tetapi sangat memberikan penggambaran sejelas-jelasnya makna bagaimana kerasnya perjuangan hidup masyarakat Muna yang berhilir mudik antara Kendari dan Raha yang telah terbiasa menghadapi rintangan hidup yang menghalang demi membawa sebuah harapan seperti pada penggalan puisi berikut.
“raha kendari, seribu mil hening
maut dan cita-cita, masih berapa purnama?
tikaman angin terus melanglang
menggempur gelombang
akhirnya tumbang
bersama lolongan karang”


4.1.8    Puisi Rambut Kenangan
4.1.8.1 Efoni
    Bunyi Efoni yang terdapat dalam sajak Rambut Kenangan  (lihat lampiran puisi 8), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal u, i, e, o, a, konsonan bersuara m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “bumi mekongga”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bumi. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata bumi. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata mekongga. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat kata mekongga. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir pada kata mekongga. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata bumi dan huruf pertama pada kata mekongga. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam kata mekongga.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal  u, e, a, i, o dan konsonan bersuara r, m, n, l, seperti pada kutipan “kuseret kaki ke terminal sabilambo”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata kuseret. Bunyi vokal e terdapat pada huruf keempat dan keenam kata kuseret, huruf terakhir pada kata ke, serta huruf kedua pada kata terminal. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata kaki, huruf ketujuh pada kata terminal, serta huruf kedua dan keenam pada kata sabilambo. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata kaki, huruf kelima pada kata terminal, serta huruf keempat pada kata sabilambo. Huruf vokal o terdapat pada huruf terakhir kata sabilambo. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata kuseret dan huruf ketiga pada kata terminal. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata terminal dan huruf ketujuh pada kata sabilambo. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf keenam kata terminal. Sedangkan bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf terakhir kata terminal.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, e, i, u, konsonan bersuara n, r, m, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “angin getir sambil lalu”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata angin, serta huruf kedua pada kata sambil dan lalu. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata getir. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata angin dan getir, serta huruf kelima pada kata sambil. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata lalu. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata angin. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata getir. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata sambil. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf terakhir kata sambil, serta huruf pertama dan ketiga pada kata lalu. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata angin.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, u, konsonan bersuara n, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “dan kau lunglai”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata dan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata lunglai. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan kelima kata lunglai. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata lunglai.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, u, i dan konsonan bersuara l, r, n, seperti pada kutipan “ke teluk rindu”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata ke dan  huruf kedua pada kata teluk. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata teluk dan huruf terakhir pada kata rindu. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata rindu. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata teluk. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rindu. Sedangkan bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata rindu.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal a, u dan konsonan bersuara r, m, seperti pada kutipan “rambutmu baja”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata rambutmu, serta huruf kedua dan terakhir pada kata baja. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima dan terakhir pada kata rambutmu. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rambutmu. Sedangkan bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga dan ketujuh kata rambutmu.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal e, u, a, i, o, konsonan bersuara r, n, m, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “rebutan angin pomalaa”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata rebutan. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keempat kata rebutan. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam kata rebutan, huruf pertama kata angin, serta huruf keempat, keenam dan terakhir pada kata pomalaa. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata angin. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua kata pomalaa. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf pertama kata rebutan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata rebutan dan angin. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata pomalaa. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kelima kata pomalaa. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedua dan ketiga kata angin.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi vokal a, u, konsonan bersuara n, r, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “dan gugurnya”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata dan, serta huruf terakhir pada kata gugurnya. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan keempat kata gugurnya. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata dan. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf kelima kata gugurnya. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata gugurnya.
•    Baris kesembilan terdapat bunyi vokal e, a, i dan konsonan bersuara m, l, r, h, seperti pada kutipan “menjelma baris-baris hitam”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan kelima kata menjelma. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata menjelma, huruf kedua pada kata baris-baris, serta huruf keempat pada kata hitam. Bunyi vokal i terdapat pada huruf ketiga kata baris-baris dan huruf kedua pada kata hitam. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketujuh kata menjelma, serta huruf terakhir pada kata hitam. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keenam kata menjelma. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata baris-baris. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf pertama kata hitam.
•    Baris kesepuluh terdapat bunyi vokal a, u dan konsonan bersuara l, m, seperti pada kutipan “dalam sajakku”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata dalam dan sajakku. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata sajakku. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata dalam. Sedangkan bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf terakhir kata dalam.

4.1.8.2    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Rambut Kenangan (lihat lampiran puisi 8), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, k, dan g, seperti pada kutipan “bumi mekongga”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf terakhir kata bumi. Konsonan k terdapat pada huruf ketiga kata mekongga. Sementara bunyi konsonan g terdapat pada huruf ketujuh kata mekongga.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, s, t, dan b, seperti pada kutipan “kuseret kaki ke terminal sabilambo”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kuseret, kaki dan ke, serta huruf ketiga kaki. Konsonan s terdapat pada huruf ketiga kata kuseret dan huruf pertama kata sabilambo. Sementara bunyi konsonan t terdapat pada huruf pertama kata terminal. Sedangkan bunyi konsonan b terdapat pada huruf ketiga dan kedelapan kata sabilambo.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara g, t, s, dan b, seperti pada kutipan “angin getir sambil lalu”.
Bunyi konsonan g terdapat pada huruf pertama kata getir. Konsonan t terdapat pada huruf ketiga kata getir. Sementara bunyi konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sambil. Konsonan b terdapat pada huruf keempat kata sambil.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara d dan k,seperti pada kutipan “dan kau lunglai”.
Bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata dan. Konsonan k terdapat pada huruf pertama kata kau.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, dan d,  seperti pada kutipan “ke teluk rindu”.
Bunyi konsonan k terdapat pada huruf pertama kata ke dan huruf terakhir kata teluk. Konsonan t terdapat pada huruf pertama kata teluk. Sementara bunyi konsonan d terdapat pada huruf pertama kata rindu.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, t, dan j, seperti pada kutipan “rambutmu baja”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf terakhir kata rambutmu dan huruf pertama pada kata baja. Konsonan t terdapat pada huruf keenam kata rambutmu. Sementara bunyi konsonan j terdapat pada huruf ketiga kata baja.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, t, dan p, seperti pada kutipan “rebutan angin pomalaa”.
Bunyi konsonan b terdapat pada huruf ketiga kata rebutan. Konsonan t terdapat pada huruf kelima kata rebutan. Sementara bunyi konsonan p terdapat pada huruf pertama kata pomalaa.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi konsonan tak bersuara d dan g, seperti pada kutipan “dan gugurnya”.
Bunyi konsonan tak bersuara d terdapat pada huruf pertama kata dan. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara g  terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata gugurnya. 
•    Baris kesembilan terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, b, s, dan t, seperti pada kutipan “menjelma baris-baris hitam”.
Bunyi konsonan tak bersuara j pada baris di atas terdapat pada huruf keempat kata menjelma. Konsonan tak bersuara b terdapat pada huruf pertama kata baris-baris. Sementara konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf terakhir kata baris-baris. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara t  terdapat pada huruf ketiga kata hitam. 
•    Baris kesepuluh terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, s, j, dan k, seperti pada kutipan “dalam sajakku”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris tersebut terdapat pada huruf pertama kata dalam. Konsonan s terdapat pada huruf pertama kata sajakku. Sementara konsonan tak bersuara j terdapat pada huruf ketiga kata sajakku. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara k  terdapat pada huruf kelima dan keenam kata sajakku.

4.1.8.3    Aliterasi
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Rambut Kenangan (lihat lampiran puisi 8), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris pertama terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bumi mekongga”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata bumi dan huruf pertama pada kata mekongga. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kuseret kaki ke terminal sabilambo”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf pertama kata kuseret dan ke, serta huruf pertama dan ketiga pada kata kaki. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “angin getir sambil lalu”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata sambil, serta huruf pertama dan ketiga pada kata lalu. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan l yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan kau lunglai”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan l, yaitu terdapat pada huruf pertama dan kelima kata lunglai. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ke teluk rindu”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf pertama kata ke dan huruf terakhir pada kata teluk. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rebutan angin pomalaa”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan n, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata rebuntan dan angin. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat konsonan g yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dan gugurnya”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan g, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata gugurnya. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menjelma baris-baris hitam”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketujuh kata menjelma, serta huruf terakhir pada kata hitam. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.

4.1.8.4    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Rambut Kenangan (lihat lampiran puisi 8), yaitu:
-    Bait pertama
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rambutmu baja”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata rambutmu, serta huruf kedua dan terakhir pada kata baja. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “rebutan angin pomalaa”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keenam kata rebutan, huruf pertama pada kata angin, serta huruf keempat, keenam dan terakhir pada kata pomalaa. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menjelma baris-baris hitam”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata menjelma, huruf kedua pada kata baris-baris, serta huruf keempat pada kata hitam. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kesepuluh terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dalam sajakku”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata dalam dan sajakku. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
        Dalam puisi Rambut Kenangan didominasi oleh bunyi efoni, yaitu yaitu perpaduan antara bunyi a, i, u, e, o, ng, ny, r, m, h, n, dan l. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, dan l menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi kakafoni k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
        Puisi yang memperlihatkan sebuah situasi Mekongga yang berbeda, sebuah situasi dimana orang-orang telah menaruh harapan besar pada kehadiran tambang besar di Pomalaa, namun kecemasan baru hadir dimana pencemaran lingkungan dan polusi adara akan terlahir di kecamatan pomalaa (kabupaten Kolaka), ditandai dengan kutipan berikut.
“rebutan angin pomalaa
dan gugurannya
menjelma baris-baris hitam”

4.1.9    Puisi di Gang-Gang Panjang Sleman
4.1.9.1 Efoni
    Bunyi efoni yang terdapat dalam sajak Di Gang-Gang Panjang Sleman (lihat lampiran puisi 9), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal e, u, a dan konsonan bersuara m, n, h, seperti pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata menembus. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata menembus, huruf keempat pada kata kabut, serta huruf kedua dan keempat pada kata subuh. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata kabut. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan kelima kata menembus. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata menembus. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata subuh.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, a, e, konsonan bersuara n, l, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “di gang-gang panjang sleman”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata gang-gang, huruf kadua dan kelima pada kata panjang, serta huruf kelima pada kata sleman. Bunyi vokal e terdapat pada huruf ketiga kata sleman. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata panjang dan huruf terakhir pada kata sleman. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kedua kata sleman. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata sleman. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga ndan terakhir kata gang-gang, serta huruf keenam dan terakhir kata panjang.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal e, o, a, u, i, konsonan bersuara l, n, dan bunyi sengau ny dan ng, seperti pada kutipan “kelokannya bagai sungai kecil”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata kelokannya dan kecil. Bunyi vokal o terdapat pada huruf keempat kata kelokannya. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata kelokannya, serta huruf kedua pada kata bagai. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata sungai. Bunyi vokal i teredapat pada huruf keempat kata kecil. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata kelokannya dan huruf terakhir pada kata kecil. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketujuh dan kedelapan kata kelokannya. Bunyi sengau ny terdapat pada huruf kedelapan dan kesembilan kata kelokannya. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata sungai.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, e, u, i, konsonan bersuara y, r, l, h, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “yang berlabuh di dadaku”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata yang, huruf kelima pada kata berlabuh, serta huruf kedua dan keempat pada kata dadaku. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata berlabuh. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata berlabuh dan huruf terakhir pada kata dadaku. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di. Sementara bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata berlabuh. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keempat kata berlabuh. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata berlabuh. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal i, a, u, konsonan bersuara m, n, h, r, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “di manakah muaranya”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua, keempat, dan keenam kata manakah, serta huruf ketiga, kelima, dan terakhir pada kata muaranya. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata muaranya. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata manakah dan muaranya. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata manakah. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata manakah. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keempat kata muaranya. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan ketujuh kata muaranya.
•    Baris keenam terdapat bunyi vokal u, a, e, konsonan bersuara r, m, y, n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “suara burung mug-mug yang pendek”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata suara, huruf kedua dan keempat pada kata burung, serta huruf kedua pada kata mug-mug. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan keempat kata pendek. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keempat kata suara dan huruf ketiga pada kata burung. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mug-mug. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata pendek. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata burung, serta huruf ketiga dan terakhir kata yang.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal e, a, i, u, konsonan bersuara r, l, m, n, h, dan bunyi sengau ng dan ny, seperti pada kutipan “ bersarang di kepala, menyimpan tujuh belas misteri”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata bersarang dan kepala, serta huruf kelima pada kata misteri. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kelima dan ketujuh kata bersarang, huruf keempat dan terakhir pada kata kepala, huruf kedelapan pada kata menyimpan, serta huruf keempat pada kata belas. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata di, huruf kelima pada kata menyimpan, serta huruf kedua dan terakhir pada kata misteri. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan keempat kata tujuh. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga dan keenam kata bersarang dan huruf keenam pada kata misteri. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kelima kata kepala dan huruf ketiga pada kata belas. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan keenam kata menyimpan, serta huruf pertama pada kata misteri. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata menyimpan. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata tujuh. Bunyi sengau ng terdapat pada huruf kedelapan dan terakhir kata bersarang. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf ketiga dan keempat kata menyimpan.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi vokal e, u, a, i dan konsonan bersuara r, m, h, l, n, seperti pada kutipan “terkubur pada rumah limasan purba”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata terkubur. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kelima dan ketujuh kata terkubur, serta huruf kedua pada kata rumah dan purba. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata pada, huruf keempat pada kata rumah, huruf keempat dan keenam pada kata limasan, serta huruf terakhir pada kata purba. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata limasan. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata terkubur, serta huruf ketiga pada kata purba. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata rumah dan limasan. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata rumah. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata limasan. Sedangkan bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata limasan.
   
-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal o, a, i, e, konsonan bersuara l, n, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “lolong anjing memanjang”.
Bunyi vokal o pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata lolong. Bunyi vokal a terdapat pada huruf pertama kata anjing, serta huruf keempat dan ketujuh pada kata memanjang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf keempat kata anjing. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata memanjang. Sementara bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata lolong. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kedua kata anjing dan huruf kelima pada kata memanjang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata memanjang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata lolong dan anjing, serta huruf kedelapan dan terakhir kata memanjang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, u, e, a, konsonan bersuara n, h, m, r, dan bunyi se4ngau ng, seperti pada kutipan “di pintu seteUah menganga, menjemput dengan mata nanar”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di dan huruf kedua pada kata pintu. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata pintu dan huruf kedelapan pada kata menjemput. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua dan keempat kata setengah, huruf kedua pada kata menganga dan dengan, serta huruf kedua dan kelima pada kata menjemput. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketujuh kata stengah, huruf kelima dan terakhir pada kata menganga, huruf kelima pada kata dengan, huruf kedua dan terakhir pada kata mata, serta huruf kedua dan keempat pada kata nanar. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata pintu dan menjemput, huruf terakhir pada kata dengan serta huruf pertama dan ketiga pada kata nanar. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata setengah. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menganga dan mata, serta huruf pertama dan keenam pada kata menjemput. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata nanar. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan keenam kata setengah, huruf ketiga dan keempat, serta huruf keenam dan ketujuh kata menganga.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, u, e, i, konsonan bersuara m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “kamu memang tamu asing”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata kamu dan tamu, huruf keempat pada kata memang, serta huruf pertama pada kata asing. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata kamu dan tamuu. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata memang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf ketiga kata asing. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf ketiga kata kamu dan tamu, serta huruf pertama dan ketiga pada kata memang. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata memang, serta huruf keempat dan terakhir kata asing.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, i, e, u, konsonan bersuara m, l, r, y, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “tapi kita memiliki muara yang tak berbeda”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata tapi, yang, dan tak, huruf terakhir pada kata kita dan berbeda, serta huruf ketiga dan terakhir pada kata muara. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata tapi, huruf kdua pada kata kita, serta huruf keempat, keenam , dan terakhir pada kata memiliki. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata memiliki, serta huruf kedua dan kelima pada kata berbeda. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua kata muara. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata memliki, serta huruf pertama pada kata muara. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kelima kata memiliki. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf keempat kata muara dan huruf ketiga pada kata berbeda. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan bersuara r, w, n, z, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “desa perawan, ancaman zaman, dan bergang-gang impian”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata desa, perawan, dan bergang-gang. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata desa, huruf keempat dan keenam pada kata perawan, huruf pertama, keempat, dan keenam pada kata ancaman, huruf kedua dan keempat pada kata zaman, huruf kelima pada kata bergang-gang, serta huruf kelima pada kata impian. Bunyi vokal i terdapat pada huruf pertama dan keempat kata impian. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata perawan dan bergang-gang. Bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf kelima kata perawan. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf terakhir kata perawan, ancaman, zaman, “dan”, serta impian. Bunyi konsonan bersuara z terdapat pada huruf pertama kata zaman. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf kelima kata ancaman, huruf ketiga pada kata zaman, serta huruf kedua pada kata impian. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata bergang-gang.




-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi vokal a, i, u, e, konsonan bersuara y, h,  f, r, l,  dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “ayah siapa yang tafakur di sudut keluh”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata ayah, huruf ketiga dan terakhir pada kata siapa, huruf kedua pada kata yang, serta huruf kedua dan keempat pada kata tafakur. Bunyi vokal i terdapat pada huruf kedua kata siapa dan huruf terakhir pada kata di. Bunyi vokal u terdapat pada huruf keenam kata tafakur, huruf kedua dan keempat pada kata sudut, serta huruf keempat pada kata keluh. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata keluh. Sementara bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf kedua kata ayah dan huruf pertama pada kata yang. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata ayah dan keluh. Bunyi konsonan bersuara f terdapat pada huruf ketiga kata tafakur. Bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf terakhir kata tafakur. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketiga kata keluh. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang.
•    Baris kedua terdapat bunyi vokal i, a, konsonan bersuara w, h, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “di bawah jaring laba-laba?”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di dan huruf keempat pada kata jaring. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua dan keempat kata bawah, huruf kedua pada kata jaring, serta huruf kedua dan terakhir pada kata laba-laba. Sementara bunyi konsonan bersuara w terdapat pada huruf ketiga kata bawah. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata bawah. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf pertama kata laba-laba. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf kelima dan terakhir kata jaring.
•    Baris ketiga terdapat bunyi vokal a, e, u, konsonan bersuara y, m, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “asap yang menggelembung”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata asap, huruf kedua pada kata yang. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua, keenam, dan kedelapan kata menggelumbung. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kesebelas kata menggelembung. Sementara bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan kesembilan kata menggelembung. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf ketujuh kata menggelembung. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang, huruf ketiga dan keempat, serta huruf kedua belas dan terakhir kata menggelembung.
•    Baris keempat terdapat bunyi vokal a, i, u, konsonan bersuara r, m, l, h, dan bunyi sengau ny, seperti pada kutipan “dari mulutnya adalah”.
Bunyi vokal a pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata dari, huruf terakhir pada kata mulutnya, serta huruf pertama, ketiga, dan kelima pada kata adalah. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata dari. Bunyi vokal u terdapat pada huruf kedua dan keempat kata mulutnya. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata dari. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mulutnya. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf keempat kata adalah. Bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata adalah. Sedangkan bunyi sengau ny terdapat pada huruf keenam dan ketujuh kata mulutnya.
•    Baris kelima terdapat bunyi vokal i, a, e dan konsonan bersuara r, h, seperti pada kutipan “birahi desa”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata birahi. Bunyi vokal a terdapat pada huruf keempat kata birahi dan huruf terakhir pada kata desa. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata desa. Sementara bunyi konsonan bersuara r terdapat pada huruf ketiga kata birahi. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf kelima kata birahi.
•    Baris keenam terdapat  bunyi vokal u, a, e, i, o, konsonan bersuara m, n, y, l, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “juga mendung yang mengepul dari kota”.
Bunyi vokal u pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata juga, huruf kelima pada kata mendung, serta huruf ketujuh pada kata mengepul. Bunyi vokal a terdapat pada huruf terakhir kata juga dan kota, serta huruf kedua pada kata yang dan dari. Bunyi vokal e terdapat pada huruf kedua kata mendung, serta huruf kedua dan kelima pada kata mengepul. Bunyi vokal i terdapat pada huruf terakhir kata dari. Bunyi vokal o terdapat pada huruf kedua kata kota. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata mendung dan mengepul. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata mendung. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf terakhir kata mengepul. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata mendung, huruf ketiga dan terakhir kata yang, serta huruf ketiga dan keempat kata mengepul.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi vokal e, u, a dan konsonan bersuara m, n, h, seperti pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf kedua dan keempat kata menembus. Bunyi vokal u terdapat pada huruf ketujuh kata menembus, huruf keempat pada kata kabut, serta huruf kedua dan keempat pada kata subuh. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata kabut. Sementara bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama dan kelima kata menembus. Bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata menembus. Sedangkan bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata subuh.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi vokal i, a, e, konsonan bersuara n, l, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “di gang-gang panjang sleman”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata di. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata gang-gang, huruf kedua dan kelima pada kata panjang, serta huruf kelima pada kata sleman. Bunyi vokal e terdapat pada huruf ketiga kata sleman. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf ketiga kata panjang dan huruf terakhir pada kata sleman. Bunyi konsonan bersuara l terdapat pada huruf kedua kata sleman. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf keempat kata sleman. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata gang-gang, serta huruf keenam dan terakhir kata panjang.
•    Baris kesembilan terdapat bunyi vokal i, a, u, konsonan bersuara h, y, m, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan ”siapakah yang menggiringku”.
Bunyi vokal i pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata siapakah, serta huruf keenam dan kedelapan pada kata menggiringku. Bunyi vokal a terdapat pada huruf ketiga, kelima, dan ketujuh kata siapakah, serta huruf kedua pada kata yang. Bunyi vokal u terdapat pada huruf terakhir kata menggiringku. Sementara bunyi konsonan bersuara h terdapat pada huruf terakhir kata siapakah. Bunyi konsonan bersuara y terdapat pada huruf pertama kata yang. Bunyi konsonan bersuara m terdapat pada huruf pertama kata menggiringku. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata yang, huruf ketiga dan keempat, serta huruf kesembilan dan kesepuluh kata menggiringku.
•    Baris kesepuluh terdapat bunyi vokal e, a, i, konsonan bersuara n, dan bunyi sengau ng, seperti pada kutipan “ke gang ini?”.
Bunyi vokal e pada baris ini terdapat pada huruf terakhir kata ke. Bunyi vokal a terdapat pada huruf kedua kata gang. Bunyi vokal i terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata ini. Sementara bunyi konsonan bersuara n terdapat pada huruf kedua kata ini. Sedangkan bunyi sengau ng terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata gang.

4.1.9.2    Kakafoni
    Bunyi kakafoni yang terdapat dalam sajak Di Gang-Gang Panjang Sleman  (lihat lampiran puisi 9), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, s, k, dan t, seperti pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Bunyi konsonan tak bersuara b pada baris tersebut terdapat pada huruf keenam kata menembus serta huruf ktiga kata kabut dan subuh. Konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf terakhir kata menembus. Sementara konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf pertama kata kabut. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara t  terdapat pada huruf terakhir kata kabut. 
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, g, p, j, dan s, seperti pada kutipan “di gang-gang panjang sleman”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di. Konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf pertama kata gang-gang. Sementara konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf pertama kata panjang. Bunyi konsonan tak bersuara j terdapat pada huruf keempat kata panjang.Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara s  terdapat pada huruf pertama kata sleman. 
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, b, g, s, dan c, seperti pada kutipan “kelokannya bagai sungai kecil”.
Bunyi konsonan tak bersuara k pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan kelima kata kelokannya serta huruf pertama kata kecil. Konsonan tak bersuara b terdapat pada huruf pertama kata bagai. Sementara konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf ketiga kata bagai. Bunyi konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf pertama kata sungai. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara c terdapat pada huruf ketiga kata kecil. 
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, d, dan k, seperti pada kutipan “yang berlabuh di dadaku”.
Bunyi konsonan tak bersuara b pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan keenam kata berlabuh. Konsonan tak bersuara d terdapat pada huruf pertama kata di, serta huruf pertama dan ketiga kata dadaku. Sementara konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf kelima kata dadaku.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara d dan k, seperti pada kutipan “di manakah muaranya”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris ini terdapat pada huruf pertama dan keenam kata di. Sementara konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf kelima kata manakah.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, g, b, p, d, dan  k, seperti pada kutipan “suara burung mug-mug yang pendek”.
Bunyi konsonan tak bersuara s pada baris ini terdapat pada huruf pertama suara. Konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf ketiga kata mug-mug. Sementara konsonan tak bersuara b terdapat pada huruf pertama kata burung. Bunyi konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf pertama kata pendek. Bunyi konsonan d terdapat pada huruf keempat kata pendek. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf terakhir kata pendek. 
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, s, d, k, p, t, dan  j, seperti pada kutipan “ bersarang di kepala, menyimpan tujuh belas misteri”.
Bunyi konsonan tak bersuara b pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata bersarang dan belas. Konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf keempat kata bersarang, huruf terakhir kata belas, dan huruf ketiga kata misteri. Sementara konsonan tak bersuara d terdapat pada huruf pertama kata di. Bunyi konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf pertama kata kepala. Bunyi konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf ketiga kata kepala. Bunyi konsonan tak bersuara t terdapat pada huruf pertama kata tujuh dan huruf keempat kata misteri. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara j terdapat pada huruf ketiga kata tujuh. 
•    Baris kedelapan terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, k, b, p, dan s, seperti pada kutipan “terkubur pada rumah limasan purba”.
Bunyi konsonan tak bersuara t pada baris ini terdapat pada huruf pertama terkubur. Konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf keempat kata terkubur. Sementara konsonan tak bersuara b terdapat pada huruf keenam kata terkubur dan huruf keempat kata purba. Bunyi konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf pertama kata pada dan perba. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf kelima kata limasan. 

-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, seperti pada kutipan “lolong anjing memanjang”.
Bunyi konsonan tak bersuara j pada baris ini terdapat pada huruf ketiga kata anjing dan huruf keenam kata memanjang.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, p, s, t, dan j, seperti pada kutipan “di pintu setengah menganga, menjemput dengan mata nanar”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris ini terdapat pada huruf pertama di dan dengan. Konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf pertama kata pintu dan huruf ketujuh kata menjemput. Sementara konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf pertama kata setengah. Bunyi konsonan tak bersuara t terdapat pada huruf keempat kata pintu huruf ketiga kata setengang dan mata, serta huruf terakhir kata menjemput. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara j terdapat pada huruf keempat kata menjemput. 
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara k, t, dan s, seperti pada kutipan “kamu memang tamu asing”.
Bunyi konsonan tak bersuara k pada baris ini terdapat pada huruf pertama kamu. Konsonan tak bersuara t terdapat pada huruf pertama kata tamu. Sementara konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf kedua kata asing.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara t, p, k, b, dan d, seperti pada kutipan “tapi kita memiliki muara yang tak berbeda”.
Bunyi konsonan tak bersuara t pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata tapi dan tak, serta huruf ketiga kata kita. Konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf ketiga kata tapi. Sementara konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf ketujuh kata memiliki dan huruf terakhir kata tak. Bunyi konsonan tak bersuara b terdapat pada huruf pertama dan keempat kata berbeda. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara d terdapat pada huruf keenam kata berbeda.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, s, p, c, dan g, seperti pada kutipan “desa perawan, ancaman zaman, dan bergang-gang impian”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris ini terdapat pada huruf pertama desa dan “dan. Konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf ketiga kata desa. Sementara konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf pertama kata perawan dan huruf ketiga kata impian. Bunyi konsonan tak bersuara c terdapat pada huruf ketiga kata ancaman. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf keempat kata bergang-gang.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, p, t, d, dan k, seperti pada kutipan “ayah siapa yang tafakur di sudut keluh”.
Bunyi konsonan tak bersuara s pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata siapa dan sudut. Konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf keempat kata siapa. Sementara konsonan tak bersuara t terdapat pada huruf pertama kata tafakur dan huruf terakhit kata sudut. Bunyi konsonan tak bersuara d terdapat pada huruf pertama kata di dan huruf ketiga kata sudut. Sedangkan bunyi konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf pertama kata keluh.
•    Baris kedua terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, b, dan j, seperti pada kutipan “di bawah jaring laba-laba?”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di. Konsonan tak bersuara b terdapat pada huruf pertama kata bawah dan huruf ketiga kata laba-laba. Sementara konsonan tak bersuara j terdapat pada huruf pertama kata jaring.
•    Baris ketiga terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, p, g, dan b, seperti pada kutipan “asap yang menggelembung”.
Bunyi konsonan tak bersuara s pada baris ini terdapat pada huruf kedua kata asap. Konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf terakhir kata asap. Sementara konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf kelima kata menggelembung. Sedangkan Bunyi konsonan tak bersuara b terdapat pada huruf kesepuluh kata menggelembung.
•    Baris keempat terdapat bunyi konsonan tak bersuara d dan t, seperti pada kutipan “dari mulutnya adalah”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata dari dan huruf kedua kata adalah. Sedangkan konsonan tak bersuara t terdapat pada huruf kelima kata mulutnya.
•    Baris kelima terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, d, dan s, seperti pada kutipan “birahi desa”.
Bunyi konsonan tak bersuarab pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata birahi. Konsonan tak bersuara d terdapat pada huruf pertama kata desa. Sedangkan konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf ketiga kata desa.
•    Baris keenam terdapat bunyi konsonan tak bersuara j, g, d, p, k, dan t, seperti pada kutipan “juga mendung yang mengepul dari kota”.
Bunyi konsonan tak bersuara j pada baris ini terdapat pada huruf peretama kata juga. Konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf ketiga kata juga. Sementara konsonan tak bersuara d terdapat pada huruf keempat kata mendung dan huruf pertama kata dari. Konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf ketujuh kata mengepul. Konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf pertama kata kota.Sedangkan Bunyi konsonan tak bersuara t terdapat pada huruf ketiga kata kota.
•    Baris ketujuh terdapat bunyi konsonan tak bersuara b, s, k, dan t, seperti pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Bunyi konsonan tak bersuara b pada baris ini terdapat pada huruf keenam kata menembus serta huruf ketiga kata kabut dan subuh. Konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf terakhir kata menembus dan huruf pertama kata subuh. Sementara konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf pertama kata kabut. Sedangkan Bunyi konsonan tak bersuara t terdapat pada huruf terakhir kata kabut.
•    Baris kedelapan terdapat bunyi konsonan tak bersuara d, g, p, j, dan s, seperti pada kutipan “di gang-gang panjang sleman”.
Bunyi konsonan tak bersuara d pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata di. Konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf pertama kata gang-gang. Sementara konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf pertama kata panjang. Konsonan tak bersuara j terdapat pada huruf keempat kata panjang. Sedangkan Bunyi konsonan tak bersuara s terdapat pada huruf pertama kata sleman.
•    Baris kesembilan terdapat bunyi konsonan tak bersuara s, p, k, dan g, seperti pada kutipan ”siapakah yang menggiringku”.
Bunyi konsonan tak bersuara s pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata siapakah. Konsonan tak bersuara p terdapat pada huruf keempat kata siapakah. Sementara konsonan tak bersuara k terdapat pada huruf keenam kata siapakahdan huruf kesebelas kata menggiringku . Sedangkan Bunyi konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf kelima kata menggiringku.
•    Baris kesepuluh terdapat bunyi konsonan tak bersuara k dan g, seperti pada kutipan “ke gang ini?”.
Bunyi konsonan tak bersuara k pada baris ini terdapat pada huruf pertama kata ke. Sementara konsonan tak bersuara g terdapat pada huruf pertama kata gang.




4.1.9.3    Onomatope
    Onomatope yang terdapat dalam sajak Di Gang-Gang Panjang Sleman  (lihat lampiran puisi 9), yaitu:
-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat kata lolongan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lolongan anjing memanjang”.  Kata onomtope lolongan pada kutipan tersebut adalah tiruan bunyi yang ditimbulkan oleh kata yang mengikutinya: “anjing”. Lolongan adalah kata keadaan. Dalam konteks ini tugasnya adalah membangun atau mempertajam suasana yang diciptakan pada baris itu secara keseluruhan. Selain itu kata lolongan juga berfungsi sebagai lambang rasa yang memungkinkan penikmat sajak ikut terbawa kedalam suasana mengerikan yang diciptakan oleh penyair.

4.1.9.4    Aliterasi
    Bunyi aliterasi yang terdapat dalam sajak Di Gang-Gang Panjang Sleman  (lihat lampiran puisi 9), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf keenam kata menembus, serta huruf ketiga pada kata kabut dan subuh. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat konsonan g yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di gang-gang panjang sleman”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan g, yaitu terdapat pada huruf pertama kata gang-gang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kelokannya bagai sungai kecil”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf pertama dan kelima kata kelokannya, serta huruf pertama pada kata kecil. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat konsonan d yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang berlabuh di dadaku”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan d, yaitu terdapat pada huruf pertama kata di, serta huruf pertama dan ketiga pada kata dadaku. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di manakah muaranya”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama kata manakah dan muaranya. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat konsonan r yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “terkubur pada rumah limasan purba”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan r, yaitu terdapat pada huruf ketiga dan terakhir kata terkubur, huruf pertama pada kata rumah, serta huruf ketiga pada kata purba. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
-    Bait Kedua
•    Baris kedua terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di pintu setengah menganga, menjemput dengan mata nanar”.
Pada baris ini terdapat lima kali penggunaan bunyi konsonan n, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata pintu dan menjemput, huruf terakhir pada kata dengan, serta huruf pertama dan ketiga pada kata nanar. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kamu memang tamu asing”.
Pada baris ini terdapat empat kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf ketiga kata kamu dan tamu, serta huruf pertama dan ketiga pada kata memang. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat konsonan n yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “desa perawan, ancaman zaman, dan bergang-gang impian”.
Pada baris ini terdapat enam kali penggunaan bunyi konsonan n, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata perawan, ancaman, dan, serta impian. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari enam kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris kedua terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di bawah jaring laba-laba?”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf pertama kata bawah, serta huruf ketiga pada kata laba-laba.
•    Baris ketiga terdapat konsonan m yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “asap yang menggelembung”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan m, yaitu terdapat pada huruf pertama dan kesembilan kata menggelembung. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat konsonan b yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Pada baris ini terdapat tiga kali penggunaan bunyi konsonan b, yaitu terdapat pada huruf keenam kata menembus, serta huruf ketiga pada kata kabut dan subuh. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat konsonan k yang mendominasi, seperti yang digarisbawahi pada kutipan ”siapakah yang menggiringku”.
Pada baris ini terdapat dua kali penggunaan bunyi konsonan k, yaitu terdapat pada huruf keenam kata siapakah dan huruf kesebelas pada kata menggiringku. Sedangkan pemanfaatan bunyi konsonan lain kurang dari dua kali dalam baris ini.

4.1.9.5    Asonansi
    Bunyi asonansi yang terdapat dalam sajak Di Gang-Gang Panjang Sleman  (lihat lampiran puisi 9), yaitu:
-    Bait Pertama
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf ketujuh kata menembus, huruf keempat pada kata kabut, serta huruf kedua dan keempat pada kata subuh. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di gang-gang panjang sleman”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata gang-gang, huruf kedua dan kelima pada kata panjang, serta huruf kelima pada kata sleman. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kelokannya bagai sungai kecil”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf keenam dan terakhir kata kelokannya, serta huruf kedua pada kata bagai. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “yang berlabuh di dadaku”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata yang, huruf kelima pada kata berlabuh, serta huruf kedua dan keempat pada kata dadaku. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di manakah muaranya”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua, keempat, dan keenam kata manakah, serta huruf ketiga, kelima, dan terakhir pada kata muaranya. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “suara burung mug-mug yang pendek”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf kedua kata suara dan mug-mug, serta huruf kedua dan keempat pada kata burung. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bersarang di kepala, menyimpan tujuh belas misteri”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kelima dan ketujuh kata bersarang, huruf keempat dan terakhir pada kata kepala, huruf ketujuh pada kata menyimpan, serta huruf keempat pada kata belas. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “terkubur pada rumah limasan purba”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan terakhir kata pada, huruf keempat kata rumah, huruf keempat dan keenam kata limasan, serta huruf terakhir kata purba. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
-    Bait Kedua
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “lolong anjing memanjang”.
Pada baris ini terdapat tiga kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama kata anjing, serta huruf keempat dan ketujuh kata memanjang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tiga kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di pintu setengah menganga, menjemput dengan mata nanar”.
Pada baris ini terdapat delapan kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketujuh kata setengah, huruf kelima dan terakhir kata menganga, huruf kelima kata dengan, huruf kedua dan terakhir kata mata, serta huruf kedua dan keempat pada kata nanar. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari delapan kali dalam baris ini.
•    Baris ketiga terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “kamu memang tamu asing”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata kamu dan tamu, huruf keempat kata memang, serta huruf pertama kata asing. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “tapi kita memiliki muara yang tak berbeda”.
Pada baris ini terdapat tujuh kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata tapi, yang dan tak, huruf terakhir kata kita dan berbeda, serta huruf ketiga dan terakhir kata muara. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari tujuh kali dalam baris ini.
•    Baris kelima terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “desa perawan, ancaman zaman, dan bergang-gang impian”.
Pada baris ini terdapat sebelas kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata desa, huruf keempat dan keenam kata perawan, huruf pertama, keempat, dan keenam pada kata ancaman, huruf kedua dan keempat kata zaman, huruf kedua kata dan, huruf kelima pada kata bergang-gang dan impian. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari sebelas kali dalam baris ini.

-    Bait Ketiga
•    Baris pertama terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ayah siapa yang tafakur di sudut keluh”.
Pada baris ini terdapat enam kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf pertama dan ketiga kata ayah, huruf ketiga dan terakhir pada kata siapa, serta huruf pertama dan keempat kata tafakur. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari enam kali dalam baris ini.
•    Baris kedua terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di bawah jaring laba-laba?”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua dan keempat kata bawah dan kata laba-laba, serta huruf kedua kata jaring. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keempat terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “dari mulutnya adalah”.
Pada baris ini terdapat lima kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata dari, huruf terakhir kata mulutnya, serta huruf pertama, ketiga dan kelima kata adalah. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari lima kali dalam baris ini.
•    Baris keenam terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “juga mendung yang mengepul dari kota”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf terakhir kata juga dan kota, huruf kedua kata yang dan kata dari. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris ketujuh terdapat pemanfaatan bunyi vokal u secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “menembus kabut subuh”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal u, yaitu terdapat pada huruf ketujuh kata menembus, huruf keempat kata kabut, serta huruf kedua dan keempat kata subuh. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kedelapan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “di gang-gang panjang sleman”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf kedua kata gang-gang, huruf kedua dan kelima kata panjang, dan huruf kelima pada kata sleman. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kesembilan terdapat pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan ”siapakah yang menggiringku”.
Pada baris ini terdapat empat kali pemanfaatan bunyi vokal a, yaitu terdapat pada huruf ketiga, kelima dan ketujuh kata siapakah, huruf kedua kata yang. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari empat kali dalam baris ini.
•    Baris kesepuluh terdapat pemanfaatan bunyi vokal i secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “ke gang ini?”
Pada baris ini terdapat dua kali pemanfaatan bunyi vokal i, yaitu terdapat pada huruf pertama dan terakhir kata ini. Sedangkan pemanfaatan bunyi vokal lain kurang dari dua kali dalam baris ini.
    Dalam puisi Di Gang-gang Panjang Sleman didominasi oleh bunyi efoni, yaitu perpaduan antara bunyi a, i, u, e, o, ng, ny, r, m, h, n, dan l. Perpaduan bunyi vokal a, i, o, konsonan bersuara r, m, h, n, l, serta bunyi sengau ng dan ny menggambarkan perasaan yang ringan, kecil dan riang. Sedangkan bunyi vokal u dan e menggambarkan perasaan yang berat, keruh, besar, dan rendah. Selain itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi kakafoni k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan.
    Berdasarkan penjelasan tersebut, puisi ini terlahir dari perasaan sang penulis bagaimana kenyataan hidup dikota besar Jakarta dan polusinya yang mulai merebak dari kota hingga di perdesaan akibat kemajuan zaman dan rencanana masa depan yang tidak bersahabat dengan alam. Kesaksian itu disingkat pada baris puisi : Tapi kita memiliki muara yang tak berbeda: desa perawan, ancaman zaman, dan bergang-gang impian, asap yang menggelembung, dari mulutnya adalah birahi desa, juga mendung yang mengepul dari kota.
4.2    Interpretasi Data
    Berdasarkan hasil pembahasan, dalam sembilaan puisi Syaifuddin Gani yang dianalisis didominasi oleh perpaduan bunyi vokal dan konsonan-konsonan bersuara atau efoni. Penggunaan bunyi vokal dan konsonan bersuara tersebut menciptakan kesan suasana cerah. Kesan yang membangkitkan kegembiraan dan rasa riang serta nyaman. Penggunaan bunyi vokal dan konsoanan bersuara juga menciptakan bunyi-bunyi yang ringan dan lembut, mesra, dan bahagia sehingga enak didengar. Di samping itu, dalam puisi ini juga terdapat perpaduan bunyi kakafoni k, p, t, s, b, d, c, dan j. Meskipun bunyi-bunyi konsonan ini tidak mendominasi bunyi dalam puisi ini, namun keberadaanya juga dapat mendukung suasana dalam puisi. Bunyi kakafoni menimbulkan kesan buram karena bunyi-bunyi yang dirangkaikan berasal dari konsonan tak bersuara. Penggunaan bunyi konsonan tersebut menciptakan perasaan jiwa yang tertekan, gelisah, bahkan yang memuakkan. Oleh karena menggambarkan perasaan yang demikian, sehingga penggambaran bunyi dalam puisi ini tidak monoton hanya efoni saja.
    Penggunaan bunyi efoni ini dapat mempertajam keindahan sajak ketika dibaca. Dengan didominasi oleh kombinasi vokal-konsonan bersuara juga dapat melancarkan ucapan, mempermudah pemahaman arti, dan bertujuan mempercepat irama baris yang mengandungnya.
    Meskipun pada sajak-sajak Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, dan Surat dari Matahari merupakan sajak yang menggambarkan berpulangnya seseorang ke sisi Tuhan, namun penyair menggambarkannya dengan menggunakan bunyi-bunyi efoni yang membuat suasana tidak diliputi oleh rasa takut, gelisah, tertekan dan memuakkan.
    Selain itu dalam puisi Syaifuddin Gani juga terdaat emanfaatan bunyi kakfoni. Meskipun pemanfaatannya lebih sedikit pemanfaatannya namun kakafoni juga sangat berperan dalam pembangunan makna puisi Syaifuddin Gani. Pemanfaatan bunyi kakafoni menggambarkan suasana yang buram, menyedihkan, dan memuakkan. Perpaduan antara efoni dan kakafoni ini menggambarkan dalam suatu kehidupan antara kesengan dan kesengsaraan selalu berbarengan atau tidak pernah bias dipisahkan.
    Pada puisi Syaifuddin Gani bunyi onomatope merupakan unsur bunyi yang paling sedikit pemanfaatannya. Dari Sembilan puisi hanya lima puisi yang terdapat pemanfaatan bunyi onomatope yaitu puisi Untuk Ayah ynag Menjernihkan Air Mata, Mendiang Yulvi, Surat dari Matahari, Suatu Malam di Konawe, dan Di Gang-Gang Panjang Sleman.





















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
    Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa dalam puisi karya Syaifuddin Gani terdapat unsur bunyi efoni, kakafoni, onomatope, aliterasi, serta asonansi. Hal ini dapat dilihat pada puisi Untuk Ayah yang Menjernihkan Air Mata terdapat bunyi efoni yang terdiri atas bunyi vokal e, a, u, i, dan konsonan bersuara r, m, h, serta bunyi sengau ng, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “engkau berumah di atas sajadah”, bunyi kakafoni yang terdiri atas bunyi konsonan tak bersuara d, j, k, dan t, seperti pada kutipan “menanam doa-doa dan menjernihkan air mata”, bunyi Onomatope atau tiruan bunyi kata berhembus, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “membiarkan nafasmu berhembus”, bunyi aliterasi konsonan k yang dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “engkau bangkit di atasnya”, serta bunyi asonansi yang terdiri atas pemanfaatan bunyi vokal a secara dominan, seperti yang digarisbawahi pada kutipan “bila tikaman jam menancap di daging waktu”.

5.2 Saran
    Dengan mengacu pada hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut.
1.    Diharapakan dengan adanya penelitian ini kedepannya akan bertambah banyak penelitian mengenai puisi, terutama untuk Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2.    Disebabkan oleh keterbatasan waktu penulis, diharapkan kedepannya akan ada peneliti lain yang meneliti makna secara menyeluruh pada puisi Syaifuddin Gani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Membaca Atas-Bawah, Bawah Atas, dan Timbal Balik

Tokoh dan Penokohan

Peranan Kurikulum dan Materi Ajar